Yang Tersisa dari Jalur Kereta Sukowono

21 Juli 2016

21 Juli 2016

Stasiun Sukowono

Yang Tersisa dari Jalur Kereta Sukowono

Artikel : RINTAHANI JOHAN PRADANA | Mahasiswa Pascasarjana 
Universitas Negeri Malang fb.com/joe pradana

PARO pertama abad ke 19 dapat dikatakan sebagai awal mula perbaikan jalur transportasi darat di pulau Jawa.Setelah Daendels menyempumakan rule Anyer hingga Panarukan pada dekade pertama abad ke 19, kurang lebih 50 tahun kemudian jaringan lintasan kereta api telah menghubungkan sejumlah wilayah.

Awalnya hanya menautkan Semarang dan Tanggung. Lambat laun tanah Jawa pun berkalung best. Hingga menjelang akhir abad ke 19, kereta api dapat menjangkau Panarukan, ujung dari rute jalan pos yang dibangun Daendels. Jalur ini mempakan percabangan dari Kalisat di Jember melintasi Kabupaten Bondowoso dan berakhir di Panarukan,Situbondo.

Jalur kereta api yang menghubungkan Jember ke Panarukan kini tinggal sejarah dan menyisakan wajah purba dari tiap pemberhentian kereta. Salah satunya Stasiun Sukowono.

“Sekarang hanya tinggal jalur Kalisat hingga Banyuwangi saja yang masih berfungsi. Yang dari Kalisat menuju Panarukan sudah berhenti operasi kira-kira sepuluh tahun lebihlah,” kata Retno, penjaja nasi di dekat Pasar Sukowono.

Stasiun Sukowono ada di wilayah paling utara di Jember. Bangunan yang ada di Daop IX PT KAI ini mempakan pos terakhir sebelum ke Bondowoso. Keberadaannya cukup memberi gambaran miris.

Dipeluk vegetasi tanaman liar, beberapa sisi dinding terlihat mulai rapuh dan rel kereta juga nyaris tak terlihat berselimut tanaman liar. Haiaya beberapa perkakas
yang tersisa. Sepeti bekas rambu dan palang pintu perlintasan kereta.

Entah apa yang menjadi alasan para pemilik kebijakan untuk memberhentikan aktivitas dan kesibukan kereta api jalur Jember-Situbondo. Padahal perannya dalam melancarkan proses distribusi cukup layak diperhitungkan. Seolah mempertemukan asam dari gunung dan garam dari laut,

Hasil perkebunan dari wilayah Jember bisa bertukar tempat dengan hasil tangkapan laut para nelayan Situbondo. “Kalau naik angkutan dari Jember menuju Situbondo itu banyak tanjakan dan turunan, kalau kereta api jalan lagi, kan lebih enak bisa santai,” harap Retno.

Kereta api telah menjadi salah satu moda transportasi cukup diminati warga. Jalur yang menghubungkan Jember-Situbondo memang bukan hanya satu di antara beberapa rute di Jawa yang telah berhenti beroperasi.

Membangkitkan kembali gairah sarana transportasi umum beserta fasilita pendukung nya, diharapkan mampu menjadi salah satu solusi dalam mengurai beban pemakaian jalan raya, konsumsi bahan bakar, hingga mempermudah jalur distribusi barang dan migrasi manusia. Semoga.(http://surabaya.tribunnews. cotn/2016/07/20/yang-tersisa-dari-jalur-kereta sukowono)

Leave a Reply

Your email address will not be published.