Situs Pendem Temuan Penting untuk Kota Batu, Ternyata Jejaknya Sudah Diketahui Sejak Lama

SURYAMALANG.COM, BATU – Sejarawan Universitas Negeri Malang (UM) Dwi Cahyono menjelaskan candi di situs Pendem berada di sebelah timur Gunung Wukir.

Pada sisi sebelah barat dan selatan dilintasi aliran sungai purba yang sangat penting pada masa itu. Keberadaan bangunan di antara sungai dan gunung merupakan pertimbangan kondisi yang menyeimbangkan dengan alam.

“Pemilihan lokasi ini mempertimbangan kondisi alamiah di sini. Brantas yang dianggap suci dan Wukir juga gunung suci. Dalam legenda lokal, Wukir sebagai puncak dari Gunung Arjuna yang dipindahkan Semar,” ujar Dwi, Minggu (16/2/2020).

Situs Pendem Temuan Penting untuk Kota Batu, Ternyata Jejaknya Sudah Diketahui Sejak Lama

SURYAMALANG.COM/Benni Indo/Sejarawan dari Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono.

Dikatakan Dwi, sebenarnya jejak arkeologis di Pendem sudah banyak didapati antara lain Arca Sekte Siwa, Lesung Batu, Lingga Yoni dan masyarakat menyebut adanya Punden Mbok Rondo.

Artinya, petunjuk awal di Pendem adanya sebuah tinggalan masa lalu sudah diketahui.

Informasi itu sudah ada sejak masa Hindia-Belanda dalam Rapporteb Oudhe-inkudig Commisie op Java en Madoera (ROC) pada awal 1900 dan di dalam Oudheidkundg Verslag (OV) pada 1920. Dari kedua sumber itu disebut adanya temuan Arca di Pendem.

“Hanya di dalam keduanya tidak disebut adanya tinggalan purbakala berupa reruntuhan candi. Oleh karena itu, ada kemungkinan inventarisasi yang dituangkan ROC dan OV itu, saat candi ini sudah tertimbun tanah sehingga tidak terekam,” ungkap Dwi.

Hal yang membuat Dwi tertarik adanya catatan perjalanan seorang penyurvey asal Belanda bernama JI van Sevenhoven pada 1812.

Dalam catatan Sevenhoven, diterangkan ia melintasi kebun kopi di Naya yang kini menjadi Dinoyo.

Kemudian melintasi Alu yang kini menjadi Ngelo. Setelah dari Alu berlanjut ke Kaling yang kini menjadi Sengkaling. Etelah dari Kaling, Sevenhoven menyeberangi Sungai Brantas. Namun belum ada keterangan pasti nama candi yang ditemui Sevenhoven.

Dalam buku Sejarah Daerah Batu yang dituli Dwi Cahyono bersama Tim, masih belum jelas candi apa yang dimaksud.

Pada halaman 90 buku itu, ditulis: Candi manakah yang dijumpainya setelah menyeberang Brantas. Candi ini harus dicari tidak jauh dari Pendem.

“Sangat mungkin bangunan candi itu ada di Pendem. Saya menduga candi yang dilihat pada 1812 itu adalah candi yang di Pendem ini. Itu kemungkinan arca-arca yang ada di Pendem semula ada di sini yagn dipindahken ke utara,” jelasnya.

Dwi menduga, Candi sempat tertimbun dan ada penjarahan yang dilakukan warga. Terbukti adanya timbunan batu di Sumuran candi. Kata Dwi, bebetauan di Sumuran itu merupakan timbunan baru.

“Dari hasil penggalian di sini, ada indikator candi ini tidak dibangun dalam satu masa, tapi lintas masa. Yang menjadi pertanyaan, dari periode yang mana? Tidak jauh dari lokasi ini, ada peninggalan penting yakni prasasti Sangguran pada 928,” kata Dwi.

Dwi meyakini, temuan candi di situs Pendem ada kaitannya dengan Prasasti Sangguran yang kini berada di Skotlandia.

Kata Dwi, Prasasti Sangguran dibuat pada awal abad ke-10 dan merupakan catatan paling awal di Kota Batu.

“Itu pertanda mulainya sejarah Kota Batu. Di sana diberitakan bahwa masyarakat Desa Sangguran dikatakan sebagai perdikan karena memiliki bangunan suci. Hasil tanah perdikan digunakan untuk kepentingan pelaksanaan upacara di satu bangunan suci bernama Mananjung. Oleh karena itu Mananjung harus dicari tidak jauh di daerah Sangguran ditemukan,” urai Dwi.

Oleh karena itu, Dwi menduga kuat kalau Mananjung itu adalah temuan situs di Pendem itu. Temuan itu sekaligus menegaskan kalau Mananjung tidak ada kaitannya dengan patirtaan di Songgoriti.

“Kalau benar ini Mananjung maka ini sangat penting bagi Kota Batu,” ungkap Dwi.

sumber dari: https://suryamalang.tribunnews.com/2020/02/16/situs-pendem-temuan-penting-untuk-kota-batu-ternyata-jejaknya-sudah-diketahui-sejak-lama?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published.