Sempat Bangkrut hingga Terpaksa Jualan Tahu Telur
Sempat Bangkrut hingga Terpaksa Jualan Tahu Telur , Jawa Pos Radar Malang 4 Oktober 2017.
Download awa Pos Radar Malang 4 Oktober 2017.
MALANG KOTA – Rasarasanya hampir tidak ada usaha yang tidak pernah mengalami kegagalan. Zulfiar Ryanda Putra, founder Gumcode, juga pernah merasakan bagaimana sulitnya menghadapi fase itu.
Ceritanya, Zulfiar mendirikan Gumcode, start-up yang bergerak di bidang IT development dan technical support, pada 2013 lalu. Namun, dalam perjalanannya, Gumcode kesulitan mendapatkan klien.
Ryan-sapaan akrab Zulfiar Ryanda Putra- juga kesulitan membagi waktu antara mengembangkan start-up dengan kuliahnya di Teknologi Informatika Universitas Brawijaya (UB). “Pada 2014-2015, kami mengalami fase bangkrut. Sampai-sampai tempat untuk kos saya tidak punya. Saya harus jualan tahu telur di kampus, lalu kalau malam ngumpulin botol bekas di UM dan UB. Ibu saya juga sakit, sampai akhirnya meninggal dunia,” kata Ryan.
Tapi, dari kegagalan itulah, Ryan dan beberapa rekannya banyak belajar. Mereka kemudian membenahi strategi pemasarannya.
Dengan memanfaatkan phone by phone dan media sosial, Gumcode bisa memperluas jangkauannya untuk mendapatkan klien. Tercatat, perusahaan besar seperti Telkom hingga Indofood pernah menggunakan jasa Gumcode.
“Kebanyakan order dari Jabodetabek dan luar Jawa. Kalau Malang, ada media on¬ line yang memanfaatkan jasa kami,” ujar Ryan.
Gumcode saat ini memiliki sepuluh karyawan. Sementara kantor mereka takhanya berada di Malang, tapi juga Pasuruan dan Jakarta. “Untuk SUM, kami lebih banyak mengajak teman-teman kampus,” kata dia. Ryan menyatakan, Gumcode all-out dalam melayani klien.
“Pernah ada sistem (milik klien) yang error, saya harus berangkat ke luar kota dadakan pukul 03.00,” ujar dia.
Ryan berharap, ke depannya Gumcode mengembangkan sayap lebih luas. Bahkan, bisa menjangkau daerah-daerah seperti Papua. “Melihat gencarnya pembangunan infrastruktur oleh Presiden Jokowi, itu menjadi peluang,” pungkasnya. (nr5/c2/muf)
