Budak dan Rotan

Surya 20 September 2016

Surya 20 September 2016

Surya 20 September 2016

Budak dan Rotan

THAILAND selatan ternyata bayangkan. Masyarakat mayoritas muslim dengan sekolah swasta berbasis pendidikan pesantren atau pondok mendominasi Thailand selatan.
Sekolah berbasis pondon ini mendidik pelajarnya tidak hanya di dalam kelas, melainkan keseharian mereka pun hampir diwarnai dengan pendidikan.
Para budak atau sebutan untuk anak dalam bahasa Melayu, dididik penuh agar mendapatkan akhlak yang mulia dan mematuhi peraturan yang ada. Kepada para budak ini diberikan bermacam peraturan agar mereka paham dan bisa membedakan mana yang dan salah sehingga menjadikan pelajar yang berhiaskan budi pekerti luhur.
Dengan banyak peraturan tersebut tentulah ada yang namanya hukuman sebagai motivasi agar budak tak melanggar peraturan. Rotan dan hukuman seakan-akan menjadi adik kakak hukuman. Tak hanya jeweran atau cubitan, tetapi rotan di sini sudah menjadi sarapan bagi mereka yang selalu melanggar peraturan.
Bukan untuk menyiksa atau menyakiti budak, melainkan agar mereka paham jika telah berbuat kesalahan. Bukan semata guru atau memukul mereka.
Para pengajar di sini pun tak sembarang menyarangkan rotan. Mereka terkesan sungkan untuk memukul para pelajamya dengan cara merotan.
Tetapi di sini hukuman memanglah obat mujarab agar budak mau mengikuti peraturan dan tidak bertingkah semena-mena.
Dan hukuman yang paling sering atau sudah bukan menjadi sesuatu yang aneh lagi adalah hukuman dengan kibasan sang rotan.
Murid pun paham jika rotan gum sudah dikibaskan, mereka tahu telah melanggar
aturan.(http://surabaya.tribunnews.com/2016/09/20/hudak-rotan-dan-thailand)

Leave a Reply

Your email address will not be published.