Ampel Tak Berhenti pada Sepi

Surya, 1 Juli 2016

Surya, 1 Juli 2016

Ampel Tak Berhenti pada Sepi

Artikel Rintahani Johan Pradana Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang

MALAM Ramadan di kawasan Ampel Surabaya nampak riuh. Lantunan ayat suci samar-samar bergema dari balik dinding mushala. Para peziarah tampak khusyuk melantunkan surat yasin. Terlihat tamu berdiam di Masjid Ampel, mungkin menunggu datangnya lailatul qadar.

Peziarah terns mengalir bagai sumber air yang tak pernah kering. Khoir (40) salah satunya. Dari Sumenep, Khoir sengaja berziarah ke makam Sunan Ampel. Dengan logat khas Madura, bapak tiga anak ini berkisah, kunjungan ke makam Wali Songo adalah agenda yang tak terlewatkan saat Ramadan.

“Ibadah itu bermacam-macam jalannya dan tujuannya baik. Salah satunya ziarah, agar kita selalu ingat pada akhirat,” ungkap Khoir.

Pengelola kompleks makam Sunan Ampel juga menyediakan lembar-lembar buku surat yasin bagi peziarah yang mungkin tak membawanya. Beberapa gentong besar berisi air juga slap membasuh dahaga.

Sebuah keberuntungan manakala menu kopi Arab tersaji. Tak jauh dari pusat informasi di sebelah tempat wudhu, seorang pengelola masjid menawari saya
secangkir kopi Arab dengan harum khas dan rasa yang memanjakan lidah.

Sedari menapak pintu gerbang hingga perjalanan pulang, para pedagang berlomba memberi sapa dan menarik mata untuk berbelanja. Ada yang menawakan oleh-oleh berupa makanan hingga cinderamata aneka rupa. Malam terns berjalan, kawasan
Ampel semakin ramai saja.

Hamzah, salah satu pedagang busana muslim di sekitar Jalan Nyamplungan menut – urkan, pada bulan Ramadan, wilayah Ampel relatif lebih ramai dari pada hari-hari biasa.

“Saya biasa buka lebih lama. Karena pengunjung cukup ramai berdatangan saat Ramadan,” ungkapnya. Hamzah menambahkan, suasana semakin ramai manakala memasuki malam-malam ganjil dan juga malam jumat.

Di kompleks pemakaman Sunan Ampel, ada beberapa tokoh yang juga dikebumikan. Ada pusara Mbah Belong yang konon mempakan tokoh yang mampu menerawang arah kiblat. Ada pula makam sembilan makam Mbah Soleh, penjaga masjid pada
masanya. Tak jauh dari makam Mbah Soleh terdapat batu nisan makam KH Mas Mansyur, seorang pahlawan nasional.

Suasana malam sepanjang Ramadan di kawasan wisata religi Ampel Surabaya seolah tak berhenti pada sepi hingga datangnya pagi. Rahmat bagi semua, ketika yang telah tiada masih memberikan manfaat bagiyang masih ada. (http:l/surabaya.tribunnews. com/2016/06/28/ampel-tak-pemah-berhenti-pada-sepi)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.