UM Kukuhkan Enam Guru Besar Sekaligus

Ada Guru Besar Peralihan Luar Negeri dan Guru Besar Termuda

Malang, SERU.co.id – Bukan Universitas Negeri Malang (UM) namanya, jika tak mengukuhkan beberapa guru besar sekaligus. Kali ini, UM kembali mengukuhkan 6 (enam) Guru Besar dalam Sidang Terbuka Senat Akademik, di Graha Cakrawala UM, Kamis (30/6/2022).

Keenam guru besar tersebut, di antaranya: Prof Hadi Nur PhD, Prof Dr Ahmad Taufiq SPd MSi, Prof Dr Nasikh SE MP MPd, Prof Dr Sentot Kusairi SPd MSi, Prof Dr Sri Rahayu Lestari MSi, dan Prof Dr Drs HA Supriyanto MPd MSi.

“Guru besar adalah titik awal untuk berkarya dan mewujudkan UM menjadi World Class University (WCU) dibawah 1.000, rangking UM sekarang 800-an di Asia. Selaras mimpi UM ingin menjadi Guru Asia dan dikenal dunia, dimana guru singkatan dari unggul dan rujukan, khususnya di Asia dan dunia,” seru Rektor UM, Prof Dr H AH Rofi’uddin, MP, dalam pidatonya.

Disebutkannya, keenam profesor merupakan orang-orang yang hebat, lantaran termasuk dalam 101 guru besar yang telah dicetak oelh UM. Sehingga karyanya sangat dibutuhkan dalam mengembangkan UM dengan label Excellent in Learning Innovation, dan telah berstatus PTNBH.

Keenam profesor tersebut merupakan guru besar dalam masing-masing bidang keilmuan. Di antaranya: 

  1. Prof Hadi Nur PhD, guru besar bidang Ilmu Material Maju dan Katalis Heterogen, pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Mengusung pidato pengukuhan berjudul “Kimia Material: Riset dan Pembelajaran.”
  2. Prof Dr Ahmad Taufiq SPd MSi, guru besar bidang Ilmu Fisika Material, pada FMIPA. Mengusung pidato pengukuhan berjudul “Nano-Magnetik Cair Berbasis Bahan Alam Indonesia: Fabrikasi dan Pengembangan Aplikasinya.”
  3. Prof Dr Nasikh SE MP MPd, guru besar bidang Ilmu Ekonomi Pertanian, pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Mengusung pidato pengukuhan berjudul “Harmonisasi Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan.”
  4. Prof Dr Sentot Kusairi SPd MSi, guru besar bidang Penilaian Pendidikan Fisika, pada departemen Fisika, FMIPA. Mengusung pidato pengukuhan berjudul “Mendorong Kepedulian pada Peserta Didik Melalui Optimalisasi Asesmen Formatif.”|
  5. Prof Dr Sri Rahayu Lestari MSi, guru besar bidang Ilmu Fisiologi Hewan, pada departemen Biologi, FMIPA. Mengusung pidato pengukuhan berjudul “Bawang Putih Tunggal: Obat Tradisional Anti-inflamasi dan Kontribusinya dalam Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.”
  6. Prof Dr Drs HA Supriyanto MPd MSi, guru besar bidang Ilmu Manajemen. Mengusung pidato pengukuhan berjudul “Bank & Educational Service Quality: Pengaruhnya terhadap Customer Satisfaction dan Loyalty di Era Kompetitif.”

Dalam pemaparannya, Prof Hadi Nur PhD mengatakan, penelitian ini berfokus pada pemerolehan pengetahuan dan penerjemahannya ke dalam bentuk pengembangan belajar dan mengajar. Dimana fokus ini lebih dikenal dengan pembelajaran berbasis penelitian, khususnya dalam pembelajaran kimia material.

“Dalam kimia material, menjelaskan hubungan antara struktur, sifat, dan aplikasi material. Pada konsep ini, pembelajaran berbasis penelitian mendorong mahasiswa untuk bertindak sebagai peneliti,” ungkap Prof Hadi Nur PhD, guru besar peralihan (Jang Profesor) dari UTM Malaysia ini.

Ketua Senat dan Rektor UM (tengah), diapit para guru besar yang dikukuhkan. (ist) - UM Kukuhkan Enam Guru Besar Sekaligus - Ada Guru Besar Peralihan Luar Negeri dan Guru Besar Termuda

Ketua Senat dan Rektor UM (tengah), diapit para guru besar yang dikukuhkan. (ist)

Idealnya, penelitian dan pembelajaran merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa di institusi pendidikan tinggi. Hal ini berkaitan dengan bagaimana mereka memperoleh pengetahuan dan bagaimana menerjemahkannya ke dalam pengembangan belajar dan mengajar. Ini berlaku untuk semua bidang ilmu pengetahuan, termasuk kimia material.

“Hal Ini dikenal sebagai pembelajaran berbasis penelitian. Sebuah konsep yang perlu diterapkan di Universitas Negeri Malang (UM),” tandasnya.

Sementara itu, Prof Dr Ahmad Taufiq SPd MSi mengatakan, nanomaterial memiliki karakter unik. Bahkan fungsinya lebih handal jika dibandingkan dengan material sejenis yang berukuran lebih besar.

“Nanomagnetik cair memiliki keunikan dan keunggulan yaitu memiliki sifat layaknya material padatan. Istilahnya, nanomagnetik ini lebih fleksibel,” ungkapnya.

Menurut profesor termuda kelahiran Paiton-Probolinggo tahun 1982 ini, Nanomagnetik cair dari bahan alam Indonesia memiliki stabilitas tinggi terhadap medan magnet luar, meskipun disimpan ratusan tahun lamanya. Selain itu, nanomagnetik cair ini memiliki banyak potensi yang berguna.

“Tiga fokus pengembangan nanomagnetik cair berbasis bahan alam Indonesia. Yaitu pengembangan di bidang biomedis (antimikroba, antibakteri, antijamur, anti fibrosis, dan sistem penghantaran obat); sensor suhu dan medan magnet; serta material penyerap gelombang radar,” tandasnya. (rhd)

Sumber|https://seru.co.id/um-kukuhkan-enam-guru-besar-sekaligus-2/