UM Kukuhkan Empat Guru Besar FMIPA dan FIS

Malang, SERU.co.id – Universitas Negeri Malang (UM) kembali mengukuhkan empat guru besar di Aula GKB A19 lantai 9 UM, Kamis (22/6/2023). Tiga guru besar tersebut dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan satu guru besar dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Setelah sebelumnya pada awal tahun 2023, UM juga telah mengukuhkan empat guru besarnya.

Adalah Prof Dr Sumari MSi sebagai guru besar bidang Kimia Fisika (FMIPA); Prof Dr Abdul Qohar MT sebagai guru besar bidang Media Pembelajaran Matematika (FMIPA); Prof Dr Susiswa MSi sebagai guru besar bidang Berpikir Tingkat Tinggi (FMIPA); dan Prof Dr Joko Sayono MPd MHum sebagai guru besar bidang Teknologi Pembelajaran Sejarah (FIS).

 

Empat Guru Besar FMIPA dan FIS yang dikukuhkan UM. (ist) - UM Kukuhkan Empat Guru Besar FMIPA dan FIS

Empat Guru Besar FMIPA dan FIS yang dikukuhkan UM. (ist)

Prof Dr Sumari MSi menyampaikan pidato pengukuhan berjudul ‘Peranan Katalis Pada Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan’. Menurutnya, penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) telah diinisiasi oleh pemerintah. Melalui program mandatori B30, yakni pencampuran 30 persen Biodiesel dengan 70 persen bahan bakar minyak jenis Solar dengan hasil Biosolar B30 Serta program mandatori E5, yaitu pencampuran etanol 5% dengan pertalite RON 90.

“Kami melakukan penelitian tentang sintesis biodisel dan bioetanol dengan melakukan optimasi. Katalis atau katalisator merupakan komponen sangat penting dalam proses reaksi sintesis biodisel dan bioetanol. Penggunaan katalis dapat menurunkan suhu reaksi, dan mempercepat waktu reaksi,” beber Prof Sumari.

Poin penting dari pemanfaatan katalis heterogen basa adalah tidak menyebabkan korosi pada reaktor. Dan memiliki kemungkinan besar untuk reusable yang berarti dapat lebih menghemat biaya produksi komersial dalam proses berkelanjutan.

Dalam pidatonya, Prof Dr Abdul Qohar MT mengusung ‘Peranan media pembelajaran berbantuan teknologi informasi untuk mendukung kemampuan matematis dan pendidikan karakter’. Abdul Qohar menciptakan media berbentuk gim sederhana, agar siswa dapat memahami konsep matematika yang abstrak.

“Penelitian saya ini membuat media pembelajaran gim yang disukai anak-anak. Dari gim tersebut, kemampuan matematisnya meningkat, karakter siswa juga bisa terbentuk. Sebab selain bermain gim di gawai, dia juga belajar,” ungkap Prof Qohar, sapaan akrabnya.

Sementara, Prof Dr Susiswa MSi berpidato tentang ‘Pengintegrasian Teori Piere-Kieren untuk Mengembangkan Pembelajaran Abad 21 yang Berorientasi Keterampilan 4C’.  Guru besar UM pertama yang mendalami berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (Hots) ini menjelaskan, perkembangan pemahaman matematis itu bersifat dinamis dan tidak selalu ke depan.

“Belajar matematika itu seperti main bola, tidak selalu ke depan, tapi bisa ke samping kanan dan kir, serta ke belakang. Karena harus berpikir HOTS atau berpikir nalar, penekanannya pada proses berpikir kreatifnya,” terang Prof Susiswa.

Mengacu pada teori Piere-Kieren, dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan 4C. Dimana pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran keterampilan yang mengintegrasikan 4C. Yakni communication, collaboration, critical thinking dan creativity thinking.

Sementara, Prof Dr Joko Sayono MPd MHum menyampaikan, ‘Pengembangan berpikir kritis melalui praktik historiografi: strategi menciptakan pembelajaran sejarah yang menarik dan menantang,’. Sebab berbicara sejarah terintegrasi munculnya ide-ide super manusia mengatasi dinamika kehidupan. Dimana sejarah adalah kata yang seharusnya membuat semua orang senang.

“Semua pihak bisa mematahkan atau mendukung fakta sejarah yang disampaikan, ini sebuah tantangan atas benar atau tidaknya sejarah tersebut. Menurut saya, dengan mengembangkan berpikir kritis melalui praktik historiografi, pembelajaran sejarah bisa berkembang menjadi mata pelajaran yang penuh tantangan dan inspiratif,” tegasnya. (rhd)

Sumber|https://seru.co.id/120916-um-kukuhkan-empat-guru-besar-fmipa-dan-fis