Tantangan Kurikulum SMK di Era VUCA, Dosen UM: ‘Tangkap Kompetensi Esensialnya’

SURYAMALANG.COM | MALANG – Dr R Machmud Sugandi ST MT, dosen Universitas Negeri Malang (UM), menjadi narasumber workshop sinkronisasi dan finalisasi kurikulum di SMKN 5 Kota Malang, Rabu (27/1/2021).

Menurut Sugandi, semua pihak harus berbenah diri agar tak ketinggalan dengan dunia industri dan lulusan sesuai kebutuhan pasar.

Machmud menuturkan kurikulum SMK menghadapi VUCA atau V=Volatility, U=Uncertainity, C=Complexity dan A=Ambigu.

“Sehingga guru-guru harus memiliki pemikiran ke depan bagaimana. Saya juga sebagai dosen juga begitu. Sekarang memberi siswa begini, apa nanti masih laku? Sebab di SMK sangat dinamis sekali,” katanya. 

Ia menuturkan kurikulumnya sekolah juga berubah terus mengikuti perkembangan.

“Namun semua ada kata kuncinya, yaitu kompetensi esensialnya. Misalkan di mengukir. Nanti pasti akan ada teknologi yang masuk. Tapi harus ditangkap kompetensi esensinya apa di mengukir, sehingga meski nanti semua pakai mesin, tetap bisa dikerjakan,” ujarnya.

Begitu juga di kriya batik.

Kini ornamen batik pun juga sudah dijadikan pagar.

Semua juga pakai mesin.

Dikatakan, meski sekolah mengundang dunia industri (dudi), tetap harus ditangkap kompetensi esensial yang dibutuhkan.

Karena dudi diundang saat ini, tapi mungkin 2-3 tahun lagi sudah tak memakai alat-alat itu.

Sebab pada dudi, orientasinya pada produktivitas, sehingga akan ada alat-alat baru lagi. 

“Dulu e-learning mungkin hanya sebagian kecil. Saat darurat pandemi Covid-19 bingung semua karena harus daringm Sebab RPP, silabus dsb dibuat untuk frame luring. Jika dibuat daring beda. Banyak yang gak siap,” kata dia. Maka semua harus berusaha memperbaiki kualitas. Jika desain daring sudah ada, maka ketika diluringkan juga enak.

Sedang untuk kegiatan praktik siswa di sekolah, sebaiknya dicari kompetensi esensialnya atau yang inti saja dipraktikkan di sekolah.

Hal ini agar jika ada kesalahan bisa diganti yang lain.

Ia juga mengusulkan agar untuk video tutorial, program keahlian di SMKN 5 bisa kerjasama dengan program keahlian multimedia.

“Kalau bisa malah diperjualbelikan sebagai modul. Di era VUCA, tak hanya guru-gurunya yang harus kreatif dan inovatif, tapi juga manajemen sekolah,” ungkapnya.

Waka Kurikulum SMKN 5 Kota Malang, Sri Sulistyorini, menyatakan ini merupakan rangkaian kegiatan workshop sejak pekan lalu.

Sumber| https://suryamalang.tribunnews.com/2021/01/27/tantangan-kurikulum-smk-di-era-vuca-dosen-um-tangkap-kompetensi-esensialnya?page=all