Seribu Mahasiswa Disiapkan Bersertifikat K 3

Seribu Mahasiswa Disiapkan Bersertifikat K 3

Published on Tuesday, 15 May 2018 19:20

MALANG – Langkanya tenaga ahli madya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang bersertifikasi, mendorong BUMN sektor konstruksi dan Ditjen konstruksi membekali mahasiswa se-Malang raya dalam distance learning (DL) di Graha Polinema. Sebanyak 1.000 peserta bimbingan teknik akan menyelesaikan modul belajar mandiri selama 50 jam melalui aplikasi dengan fasilitas dari Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Peserta akan mengikuti dua hari bimbingan teknik, 50 jam melalui modul belajar mandiri melalui aplikasi dengan fasilitas PUPR, jadi diperkirakan sekitar 8 jam dalam tiga minggu. Jika mereka aktif, maka akan mengikuti tes sertifikasi ahli muda K3 dan mendapat sertifikasi dari asesor,” ujar Direktur Operasi PT Brantas Abipraya, Widyo Praseno kepada Malang Post,

Seno, sapaan akrab Widyo Praseno menambahkan, peserta yang telah mengikuti tes sertifikasi ahli muda K3 dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya. Mahasiswa peserta bimtek harus menerapkan Materi K3 dalam Distance learning (DL) tersebut dengan serius. Bimtek ini sekaligus menyukseskan program pemerintah sektor konstruksi dan infrastrukstur yang perlu didukung dalam hal SDM ahli K3. Peserta yang mengikuti K3 terdiri dari Polinema, Universitas Brawijaya, UM, UIN Maliki, Unisma, ITN, Unitri, Universitas Widya Karya, Universitas Widyagama, dan Unmer.

“Kerja sama antara BUMN sektor konstruksi dengan perguruan tinggi baru dilakukan pertama kali di Polinema. Jika BUMN sektor konstruksi memiliki banyak proyek, tapi tak memiliki tenaga ahli K3 yang berkompeten, maka akan rawan risiko kecelakaan kerja,” ulasnya.

BUMN sektor konstruksi menilai langkanya tenaga ahli K3 di lapangan, sehingga perlu dipikirkan untuk mencetak sejak dini tenaga ahli yang sedang belajar di perguruan tinggi dengan pembekalan K3. Sehingga setelah kuliah, lulusan dapat memiliki sertifikat langsung yang dimanfaatkan di lapangan kerja sektor industri.

“Kami sendiri yang memiliki 120 ribu lebih proyek juga kesulitan mencari tenaga kerja K3 ini. Sehingga, melihat kebutuhan industri yang sangat besar, 1.000 mahasiswa ini nantinya akan diserap industri. Tak menutup kemungkinan, bimtek K3 nanti juga akan dilakukan ditingkat SMK,” tandasnya.

Sementara itu, Dirjen Bina Konstruksi Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Syarif Burhanuddin mengaku hanya 10% tenaga ahli madya yang bersertifikat K3 dari total 8 juta lebih sektor konstruksi. Sehingga, pekerja juga dinilai minim pengetahuan dalam hal K3. Terbukti, di Palembang mulai 8 Agustus tahun lalu hingga saat ini terdapat 15 kejadian yang disebabkan K3.

“Tentu saja saat ada kejadian yang disebabkan K3, ada sanksi berupa peringatan tertulis bahkan sampai pencabutan badan usahanya. Sehingga, dalam bimtek diharapkan mahasiswa dapat mengenal apa itu K3 karena selama ini baru slogan saja, zero incident, nyatanya dalam pelaksanaan tidak menerapkan hal tersebut,” beber Syarif Burhanuddin.

Pentingnya K3 bagi tenaga kerja di bidang konstruksi tentu untuk melindungi diri sendiri maupun orang lain. Pada UU no 2 tahun 2011, seluruh tenaga kerja harus bersertifikat. Syarif menimpali tahun ini tenaga kerja yang sudah bersertifikat K3 baru 700, sehingga tahun ini akan ditingkatkan mencapai 800 tenaga kerja bersertifikat.

“Kami punya target bahkan sampai akhir tahun 2019 tenaga kerja bersertifikat K3 dapat mencapai tiga juta orang. Jika dulu kendalanya dari segi sistem, maka saat ini dipermudah karena karena dapat dilakukan dengan siapapun, dan bekerjasama dengan perguruan tinggi melalui link and match,” imbuhnya. (mg3/oci)

Sumber dari: https://www.malang-post.com/pendidikan/seribu-mahasiswa-disiapkan-bersertifikat-k-3

Leave a Reply

Your email address will not be published.