Prof Dr Hariyono MPd Dilantik Sebagai Rektor Universitas Negeri Malang

 

SURYAMALANG.COM|MALANG-Universitas Negeri Malang (UM) memiliki Rektor baru periode 2022-2027 yaitu Prof Dr Hariyono MPd. Pelantikan dan serah terima jabatan dilakukan pada Rabu (26/10/2022) di Graha Cakrawala.

Ia menggantikan Prof Dr AH Rofi’ddin MPd. Pelantikan dilakukan oleh Ketua MWA (Majelis Wali Amanah) UM Erik Setyo Santoso.

Datang di acara itu Walikota Malang Sutiaji, Walikota Batu Dewanti Rumpoko, Ketua DPRD Kota Malang, Pangdiv Kostrad dan lainnya.

Atas pelantikan itu, banyak papan ucapan selamat terpajang di luar gedung. Pada wartawan, Prof Hariyono menyampaikan akan melanjutkan program yang sudah dirintis oleh rektor sebelumnya. 

“Yaitu merubah visi para pimpinan sampai staf yang ada di UM bahwa kita adalah perguruan tinggi PTNBH. Dimana sebagai PTNBH berbeda dengan UM saat berstatus BLU,” kata Hariyono.

Jika sebagai BLU diukur penyerapan anggarannya. Maka ketika menjadi PTNBH, saat melakukan penyerapan harus membuat resapan. 

Yaitu bagaimana kita bisa mengelola dan mengembangkan potensi yang ada di UM agar income generating yang ada di UM dimanfaatkan.

“Sehingga posisi kami sebagai PTNBH akan konsentrasi melakukan peningkatan konsolidasi ke dalam itu. Yang pertama terkait pimpinan dan para staf tugas kita tidak hanya menyerap dan memanfaatkan anggaran yang ada, tapi juga memanfaatkan potensi yang ada untuk pengembangan sekaligus pemanfaatannya harus bisa dipertanggungjawabkan,” jelasnya.

Kedua, ia ingin mengajak teman-teman di UM  bahwa UM sebagai bagian dari perguruan tinggi. Maka modal utamanya bukanlah modal fisik tapi modal intelektual.

Sehingga bisa interaksi di dalam maupun di luar itu menonjolkan dimensi-dimensi intelektual.

“Karena sejak awal kita didirikan sebagai IKIP hingga sekarang Universitas Negeri Malang, maka dimensi guru sebagai pendidik masih sangat kuat,” kata Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial ini.

Maka sebagai guru, sebagai pendidik, tidak ingin menjadi guru kelas, guru bidang studi, tapi juga guru peradaban. “Karena yang ingin kami tekankan bukan pada bidang studi tapi bagaimana mengembangkan learning capacity atau kapasitas belajar. Karena apa yang kita pelajari tahun ini, lima tahun yang akan datang belum tentu sama,” jawabnya.

Maka kalau hanya konsentrasi pada bidang studi, maka akan gagal ketika mengalami perubahan. Namun jika belajar mengembangkan kapasitas belajar, ketika ada perubahan realitas, maka akan dengan cepat bisa beradaptasi, berinovasi sesuai dengan tantangannya. 

“Maka untuk ke sana, kami tidak akan mungkin bisa menutup diri. Karena faktanya sumber belajar bukan hanya dari guru di kelas, tapi juga dari berbagai dunia. Baik fisik maupun digital. Ini yang akan kami kembangkan ke depan Bagaimana pembelajaran berbasis digital bisa kami lakukan dengan cara maksimal,” paparnya. 

Sebab tenaga dosen di UM bisa memberikan layanan edukasi sampai dengan tema-tema penelitian itu secara online di ruang digital. Sehingga masyarakat di luar kota Malang seperti Papua Jayapura dan seterusnya yang kesulitan belajar tentang sesuatu barangkali bisa dilayani oleh para dosen di UM. 

“Kami ingin mengembangkan aplikasi yang tidak hanya untuk warga UM tapi juga warga di luar UM. Karena saya baru dilantik hari ini, tentu saja kita ingin mencoba membuat keterpaduan dari sistem digital yang sudah ada. Sehingga setiap hasil temuan hasil riset yang dimiliki oleh teman-teman di UM bisa diakses oleh saudara-saudara kita di luar kampus, yang sebangsa dan setanah air,” tandasnya.

Ketika ada gerakan universitas kelas dunia di mana indikator utamanya adalah produksi karya ilmiah yang ditulis dalam jurnal bereputasi internasional, maka masalah yang kita hadapi adalah hasil penelitian ini untuk siapa. Sebab ketika membuat jurnal dengan bahasa asing, maka tidak banyak anak muda di daerah itu bisa mengakses.

Bahkan guru-guru. Sehingga ia mendorong agar karya ilmiah selain juga ditulis dalam bahasa Indonesia. Sehingga jika ada temuan yang mungkin terkait dengan UMKM atau terkait dengan pembelajaran di SD SMP SMA, maka bisa diakses.

“Jangan sampai ada ironi bahwa uang negara digunakan untuk penelitian tapi hasil penelitian yang bisa mengakses justru bukan rakyat Indonesia. Ini yang barangkali ingin kami lakukan juga,” ujar Hariyono.

Sedang terkait dengan pengembangan dan pemanfaatan laboratorium terpadu di UM, nanti akan koordinasikan dengan LP2M mauoun pihak terkait. Sehingga bisa melayani publik juga perguruan tinggi lainnya. Hal ini karena lab itu menggunakan uang negara. 

“Syukur kalau kemudian nanti bisa menjadi bagian dari income generating sehingga kami tidak hanya mengandalkan dari tambahan dari orangtua mahasiswa maupun negara. Tapi kami bisa memberdayakan potensi intelektual yang kami miliki, baik yang berupa peralatan-peralatan sampai dengan keahlian keterampilan yang dimiliki oleh dosen dan mahasiswa UM,” pungkasnya.

Sumber| https://suryamalang.tribunnews.com/2022/10/26/prof-dr-hariyono-mpd-dilantik-sebagai-rektor-universitas-negeri-malang?page=all.