Pilih Jadi Wartawan, Tentara, Polisi, atau Dosen?

Ratusan siswa SDN Model Tlogowaru bersama nara sumber usai menggelar Kelas Inspirasi kemarin (11/10).

MALANG KOTA – ”Pak, bagaimana sih caranya jadi wartawan? Lalu, kenapa wartawan itu nggak pernah muncul di TV,” tanya polos salah satu siswa SDN Model Tlogowaru kemarin (11/10). ”Lalu, apakah jadi tentara itu harus punya jiwa yang berani?” tanya siswa yang lain.

Ya, itulah pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan peserta Kelas Inspirasi yang digelar SDN Model Tlogowaru. Kelas Inspirasi ini merupakan program inovatif dari Kepala SDN Tlogowaru Hj Suparti SPd MPd untuk memotivasi para siswa agar lebih semangat belajar. Program Kelas Inspirasi yang dihadiri sekitar 200 siswa dari kelas 1 sampai kelas 3 ini menghadirkan sejumlah narasumber dari beragam profesi. Di antaranya, Dr Asep Sunandar (dosen Universitas Negeri Malang), Agus Wahyu Widodo MT (dosen Fakultas Ilmu Komputer), Abdul Muntholib (Pemred Radar Malang), Sertu Fauzan (Babinsa Tlogowaru), Aiptu Bambang Budi (Polsek Kedungkandang), dan Tri Mahendra Dewi (bidan).

Dalam kesempatan itu, semua narasumber menjelaskan tentang tugas profesinya masing-masing. Dr Asep Sunandar, misalnya, menjelaskan tentang apa itu dosen. Mengawali penjelasannya, Asep bertanya ke para siswa, ”Siapa yang tahu apa itu dosen?”

”Saya tahu, Pak. Dosen adalah gurunya guru,” jawab salah satu siswa dengan polosnya.

Dengan sabar, Asep menerangkan jika dosen itu sama dengan guru. Hanya, dia mengajar di universitas atau perguruan tinggi. ”Tugasnya juga sama, mengajar, mendidik, meneliti, dan mengabdi ke masyarakat,” jelas Asep.

Dia berpesan, untuk menjadi dosen seperti dirinya, syarat utamanya harus rajin belajar, banyak membaca, dan terus sekolah sampai perguruan tinggi. Juga, punya kemauan yang keras.

”Jadi, adik-adik harus lulus SD dulu. Lanjut ke SMP, SMA, lalu kuliah. Kuliahnya, setelah S-1 berlanjut ke S-2 sampai S-3. Pokoknya jangan bosan sekolah,” tandas magister Universitas Brawijaya ini.

Abdul Muntholib, Pemred Radar Malang, menambahkan, menjadi wartawan itu banyak enaknya. Sebab, setiap hari mendapatkan ilmu baru serta kenalan baru. ”Dan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan banyak orang,” ungkap Tholib, sapaannya.

Untuk menjadi wartawan, imbuh dia, syaratnya harus banyak membaca dan terus berlatih menulis. Lantaran, kemampuan menulis itu banyak dipengaruhi oleh membaca. Termasuk juga, harus punya keinginan kuat untuk belajar.

Menanggapi pertanyaan kenapa wartawan jarang muncul di televisi, Tholib menjawab karena wartawan itu tugasnya menyampaikan informasi. Berbeda dengan artis atau tokoh yang tugasnya harus tampil di publik.

”Bagi wartawan, yang penting laporannya bisa disampaikan ke publik. Kalau orangnya tidak perlu muncul,” jawab dia.

Sementara Sertu Fauzan menjelaskan, untuk menjadi tentara itu harus memiliki keberanian tinggi. Sebab, tentara itu tugasnya membela negara. Harus memiliki nyali besar juga kemampuan bela diri.

”Kalau kalian ingi jadi tentara, syaratnya ketat. Terutama harus sehat jasmani-rohani dan berani,” tandas Fauzan sembari menampilkan video profil tentang aktivitas TNI.

Di lain pihak, Kepala SDN Model Hj Suparti SPd MPd menjelaskan, Sekolah Inspirasi ini bertujuan agar sejak kecil siswa sudah punya mimpi nantinya ingin menjadi apa. Dengan menghadirkan narasumber dari beragam profesi, siswa bisa memilih, apakah nantinya mau jadi wartawan, tentara, polisi, atau apa saja.

”Program Kelas Inspirasi ini sangat dibutuhkan anak-anak,” tandas Suparti.

Pewarta: Abdul Muntholib
Penyunting: Abdul Muntholib
Copy Editor: Arief Rohman
Foto: SDN Model Tlogowaru

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.