Media Cetak Malang Post 29 Oktober 2018_1

PAKAR INTERNASIONAL KUPAS PENDIDIKAN KEJURUAN

FT UM Sukses Gelar ICOVET 2018

Download Media Cetak Malang Post 29 Oktober 2018

MALANG – Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Malang (UM) sukses menggelar International Conference on Vocational Education and Training (ICOVET 2018) kedua dengan tema “Eksploring Vocational Education and Training in Southeast Asia”, Sabtu – Minggu (27 – 28/10), di Ijen Suites Hotel Malang. Keynote Speaker pada seminar ini adakah Assoc.
Prof. Dr. Che Mohd Ruzaidi bin Ghazali dari Universiti Malaysia Terengganu (UMT) Malaysia, Dr. Wei-Te Liu, dari National Yunlin University of Science & Technology Taiwan, Dr. Isnandar, M.T. dari Universitas Negeri Malang, Indonesia, Prof. Sofiane Amara dari University Abou Bekr Belkaid-Tlemcen Algeria.

Media Cetak Malang Post 29 Oktober 2018_1

Media Cetak Malang Post 29 Oktober 2018

Tujuan dari konferensi ini yakni mengumpulkan para sarjana atau pakar intemasional yang bekerja di bidang pendidikan kejuruan untuk menyajikan penelitian mutakhir terbaru mereka sekaligus langkah awal menjamin masa depan pendidikan berkelanjutan. Bahkan menjadi platform ideal untuk bertukar konsep, metode, isu terkini, dan temuan terbaru di seluruh dunia.

“Dalam konferensi intemasional ini pembahasannya difokuskan kepada bagaimana evaluasi, kurikulum, manajemen, dan seterusnya yang mengarah kepada revolusi industri 4.0,” ungkap Dekan FT UM, Dr. H. Andoko, ST.,MT.

Konferensi ini juga diikuti oleh peserta dari Brunei, Malaysia, Thailand, dan Taiwan dengan jumlah 100 pemakalah. Makalah tersebut yakni yang dipublikasikan melalui prosiding terindeks di Atlantis dan sebagian selektif artikel akan masuk di jumal intemasional Wade Australia maupun jumal terakreditasi di Indonesia lewat Jumal Ilmu Pendidikan (J1P).

Dalam pemaparan konferensi intemasional disebutkan bahwa arah dan pengembangan pendidikan vokasi di negara lainnya alurnya DI, DII, dan Dill. Pendidikan vokasi tersebut tidak serta merta bisa melanjutkan ke Universitas melainkan hams bekerja terlebih dahulu minimal lima tahun.

“Kalau di Indonesia dari vokasi bisa melanjutkan ke Universitas, sedangkan seharusnya arahnya Dill itu barns ke DIV, seterusnya Spesi-
alis 1 identik dengan Magister dan Spesialis 2 setara Doktor,” urainya.

DIV disebut Sarjana Sains Terapan sehingga arahnya ke Spesialis 1 atau Magister Terapan dan seterusnya. Sementara program Sarjana atau SI adalahjenjang pendidikan akademik, sehingga dari jenjang tersebut hams dibedakan antara vokasi dan akademik.

Kedua jalur tersebut berbeda, lantaran vokasi menonjolkan skill sehingga peluang kerja lebih tinggi. Oleh karena itu, pemerintah banyak membuka pendidikan Politeknik untuk bisa bersaing dengan lulusan luar negeri dalam dunia kerja.

“Seperti di jenjang sekolah menengah atau SMK diharapkan melanjutkan linear yakni ke Diploma namun tidak seluruhnya, ada yang ke SI baik di bidang pendidikan maupun non pendidikan, sehingga pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia masih kabur,” jelasnya.

Dengan adanya konferensi internasional ini luaran yang diharapkan yakni dalam bentuk presiding maupun jumal intemasional. Karya yang masuk presiding automatic atau artikel terpilih dapat masuk ke intemasional jurnal sehingga memberikan akses lebih luas.

“Harapan kami akan lebih banyak karya untuk menata pendi¬ dikan kejuman khususnya dalam hal manajemen, evaluasi, dan pengembangan kurikulumnya secara tuntas tidak terpisah karena tenaga terampil saat ini masih kurang, sehingga tentu akan menim-bulkan permasalahan misalnya tenaga kerjanya banyak sementara lapangan pekerjaan terbatas,” pungkasnya.

Pengembangan kurikulum yang dimaksud yakni pengembangan kurikulum pembelajaran yang berbasis kehidupan atau Life Based Learning. Artinya desain kurikulum lebih adaptif dengan menyesuaikan perkeinbangan zaman khususnya di era revolusi industri 4.0 maka harus disesuaikan dengan perkembangan masa kini dan masa yang akan datang. (lin/adv/oci)

Leave a Reply

Your email address will not be published.