Paguyuban Rektor PTN se-Jatim Bahas Isu Bonus Demografi

Malang (beritajatim.com) – Universitas Negeri Malang (UM) menjadi tuan rumah pertemuan paguyuban rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jawa Timur (Jatim). Kegiatan ini berlangsung di Graha Rektorat UM lantai 9 pada Selasa (6/2/2024).

Forum yang dihadiri rektor dan jajaran wakil rektor se-Jatim ini membahas berbagai isu strategis. Salah satunya, menyikapi isu bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.

Ketua paguyuban Rektor PTN se Jatim, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi pertemuan rutin per tiga bulanan. Ia mencanangkan pertemuan paguyuban diperluas dengan melibatkan Peguruan Tiggi Swasta (PTS) se Jatim.

Foto Berita Jatim

Suasana pertemuan paguyuban rektor PTN se-Jatim di Universitas Negeri Malang (Foto: Dani Alifian/beritajatim.com)

“Kita akan perluas agar nanti dimungkikna juga dengan PTS se Jatim,” ujar Prof Nurhasan yang juga ketua Forum Rektor Indonesia kepada rekan media.

Ia menyebut perguruan tinggi se Jatim sejatinya sudah memiliki MoU dan kerjasama sejak lama. Hanya saja tinggal saling mengisi kerjasama tersebut dengan mengawal berbagai isu yang penting untuk kemajuan Indonesia.

“Jadi tinggal mengisi saja, karena itu penting dengan isu terbaru, salah satunya soal menyikapi isu bonus demografi, bagaimana bonus demografi, apa itu bonus demografi, dan mimpi kita bersama agar kita dapatkan Indonesia Emas 2045,” ungkap Cak Hasan yang menjabat sebagai Rektor Universitas Negeri Surabaya.

Foto Berita Jatim

Rektor UM bersama Prof Nurhasan M.Kes (Foto: Dani Alifian/beritajatim.com)


Terkait isu demografi, Hasan menyebut isu tersebut sudah diteliti ahli di dunia. Bahkan, Indonesia di tahun 2050 diperkirakan menjadi nomor 4 ekonomi di dunia. Oleh sebab itu, perguruan tinggi harus menyikapi dan memahami bonus demografi.

“Tujuannya agar kita bisa menyiapkan SDM unggul untuk alih teknologi dan urusan hilirisasi agar terjadi penguatan SDM. Nantinya sumber daya alam bisa dikelola dengan baik oleh bangsa sendiri,” ungkap Cak Hasan, sapaanya.

Paguyuban ini, lanjut Hasan, juga membahas soal perangkingan perguruan tinggi baik tingkat nasional maupun internasional. Terlebih pada era global sangat diperlukan kolaborasi kuat antar perguruan tinggi agar saling maju bersama.

“Kita juga bicara penguatan kolaborasi tri dharma perguruan tinggi, bagaimana menyikapi adanya Permen terbaru tentang UKT, ada IP, kalau dulu kan sumbangan pembangunan kita diskusikan dengan Permen yang baru itu agar tidak melanggar aturan,” lanjutnya.

Terakhir, paguyuban Rektor PTN se Jatim mendiskusikan penerimaan mahasiswa baru. Diskusi tersebut seputar skim penerimaan mahasiswa baru antara perguruan tinggi di Jawa Timur agar mengikut skim dari di kementerian.

Disinggung soal isu pemilu 2024, Prof Nur Hasan yang juga menjabat ketua Forum Rektor Indonesia mengaku sudah menyampaikan seruan demokrasi. Ia juga menghimbau agar forum PTN di Jatim menjaga kondusifitas di kampus masing-masing agar pelaksanaan pemilu 2024 berjalan sejuk, damai, dan nyaman, aman.

Sementara itu, Rektor UM, Prof Hariyono menyatakan tidak ada penekanan khusus dalam forum paguyuban Rektor PTN se Jatim. Meskipun forum tersebut dihadiri oleh Menko PMK Muhadjir Effendy, tetapi tidak ada penekanan khusus.

“Pak Muhadjir Effendy memberi pesan soal antisipasi perguruan tinggi terhadap transfer teknologi. Selama ini, orang ketika bicara transfer teknologi itu berarti barang yang masuk ke Indonesia,” ujar Hariyono.

Padahal, kata Hariyono, transfer teknologi bukan barang, melainkan otak manusia. “Maka SDM perguruan tinggi bagaimana menguasai ilmu pengetahuan yang belum dikuasai agar digeluti, dipelajari, dan dikembangkan di negara kita melalui kampusnya masing dan sesuai kompetensinya masing-masing,” katanya. [dan/aje]

Sumber|https://beritajatim.com/pendidikan-kesehatan/paguyuban-rektor-ptn-se-jatim-bahas-isu-bonus-demografi/