Mudahkan Tunarungu Belajar Bahasa Isyarat di Android. Malang Post, 6 Juni 2016

scan gubes Prof. Sartono00255555_1

Mudahkan Tunarungu Belajar Bahasa Isyarat di Android. Malang Post, 6 Juni 2016

Mudahkan Tunarungu Belajar Bahasa Isyarat di Android. Malang Post, 6 Juni 2016

Mudahkan Tunarungu Belajar Bahasa Isyarat di Android. Malang Post, 6 Juni 2016

Sekarang, setiap orang bisa mempelajari bahasaisyarat dengan sangat mudah, melalui gadgetandroid mereka. Itu, setelah tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Negeri Malang (UM) menciptakan A2 (Alphabet Animal) for Sign Language Androi Learning Playing Card Based System in AugmentedReality. Sebuah kombinasi   antara kartu dan software berbasis augmentasi nyata(3D), yang digunakan untuk mengenaikan bahasa isyarat.

“Kartu ini bergambar hewan dengan bahasa Inggris dan Indonesia. Ketika kartu di-scan menggunakan android, maka akan muncul 3D jari bahasa isyarat humf depan dari gambar hewan tersebut,” kata Ketua PKM Erma Widayanti, yang juga mahasiswa Teknik Elektro 2012.

Bersama empat mahasiswa lainnya, Giano Suryo Gumelar (Teknik Elektro 2012), Futtihatir Rohmah (Pendidikan Luar Biasa 2012), Yuslim Aulia (Sastra Indonesia 2013), Syamsu Dhuha (Seni Desain 2013), Erma memilih ide yang
berkaitan dengan pembelajaran kepada tunarungu itu, setelah melihat data jumlah tunarunga di Indonesia yang mencapai 2,9 juta orang. Mereka seringkali mengalami kesulitan berkomunikasi, meski menggunakan bahasa isyarat. Sebab tidak semua orang di sekitarnya memahami bahasa tersebut. “Belajar dari buku sebenarnya bisa, tapi kurang mudah. Sehingga menurut
kami, dibutuhkan tambahan aplikasi khusus,” ujamya.

Lebih lanjut Erma menjelaskan, dalam mempelajari bahasa isyarat, hal penting yang hams dipahami adalah abjad jari atau variasi pose jari-jari dan telapak tangan yang membentuk simbol tertentu yang menunjukkan suatu huruf. Mulai humf A sampai Z. Karena itu, timnya mencoba memecahkan permasalahan dan kebutuhan yang ada melalui A2 for Sign Language in Agumented Reality. “Augmented reality merupakan inovasi baru dalam melakukan pembelajaran, dengan menggabungkan bentuk nyata
dan digital sebagai media audiovisual,” urainya.

Di bawah bimbingan dosen Drs. Wahyu Sakti Gunawan Irianto, M.Kom, mereka mengumpulkan. melakukan penelitian dan observasi ke sekolah-sekolah untuk disabilitas. Tim ini lalu membuat konsep belajar abjad isyarat berdasarkan kamus, dan mendesain kartu sesuai konsep yang dibuat. Sesudah itu, mereka melakukan scripting untuk program di android dan
mengolaboras ikan dengan program Augmented Reality.

Usaha mereka belum selesai. Tim harus menguji tingkat keberhasilan aplikasi ini, memperbaiki yang kurang dan tentu saja melakukan uji coba kepada penyandang disabilitas. “Sebab merekalah target utama dari aplikasi yang kami buat,” tandas Erma.

Dia dan tim berharap, melalui A2 Card, pengguna bisa belajar bahasa isyarat lebih mudah. Mereka pun sekaligus dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris sebab nama-nama hewan dituliskan juga dalam bahasa bule itu. Aplikasi yang dapat diunduh dari Google Play Store dengan gratis ini juga dilengkapi dengan menu-menu yang sesuai sistem pembelajaran di kelas. Sehingga dapat digunakan oleh gum untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas. A2 Card juga dilengkapi kuis yang menarik sehingga membuat siswa dan siapapun betah belajar.

Untuk mengenalkan karya mereka, tim ini pun telah bekeijasama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) Lawang yang menjadikan A2 Card sebagai media pembelajaran di sana, dan akan dilanjutkan ke sekolah-sekolah yang ada di bawahnya. Rencana mendatang, tim akan mendaftarkan karya mereka ke
Hak Kekayaan Intelektual (HaKI), lalu menjual A2 Card ke masyarakat umum.

“Kami juga akan mengembangkan karya ini, tidak hanya tentang hewan, melainkan bentuk-bentuk lain yang dibutuhkan oleh siswa tunarungu. Pengembangan tersebut berdasarkan saran dari gum-guru di SLB Lawang,” pungkas Erma. (*/han)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.