Menyingkap Tabir Perempuan Jawa

Surya 7 September 2016

Surya 7 September 2016

Surya 7 September 2016

Surya 7 September 2016

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Surya 7 September 2016

Surya 7 September 2016

Artikel: LUKMANUL KHAKIM Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang fb.com/fahrut khaklm

Menyingkap Tabir Perempuan Jawa

PEREMPUAN Jawa yang, dikenal lemah-lembut ternyata menyimpan ambisi dan kekuatan tak terduga. Selama ini peran perempuan Jawa dalam perjuangan bangsa Indonesia sering disepelekan.

Hasil kajian sejarah baru-baru ini temyata mengejutkan banyak pihak. Para perempuan Jawa seperti Kartini tak kalah hebatnya dengan tokoh dunia lainnya seperti Bunda Theresia, bahkan Aung San Sun Kyi. Kartini memiliki pola pikir yisioner, jcnis pcmikiran dan tindakan yang melebihi zamannya sehingga perjuangannya masih terasa sampai kini.

Sayang hanya Kartini yang dikenang sejarah sebagai perempuan perkasa, padahal masih banyak perempuan perkasa asal Jawa yang belum dikenal dunia.

Diskusi buku Perempuan-perempum Perkasa di jawa  abad 18-19 karya Peter Carey dan Vincent Houben, Jumat (2/9) memberi wacana baru tentang tabir perempuan Jawa. Diisi para pemateri, Peter BR Carey (sejarawan Universitas Oxford Inggris), Aji Prasetyo (komikus sejarah), dan NurenziaYahuar S (kandidat Ph.D Universitas Leiden Belanda).

Suasana kafe pustaka Universitas Negeri Malang pun lebih meriah dari biasanya karena membanjirnya peserta sampai meluber ke jalanan. Terlihat jelas antusias peserta mengenai peran para perempuan perkasa dari Jawa.

Peter Carey yang fasih berbahasa Indonesia menceritakan berbagai peran perempuan. Jawa dimulai dari perjuangan heroik tujuh perempuan istri Diponegoro. Para perempuan yang mendorong dan memberi kekuatan perjuangan panjang Diponegoro melawan Belanda.

Autotype Diponegoro ialah Kartini. Perjuangan mereka memiliki benang merah yang sama yaitu berakhir tragis walau inspiratif. Istri kontrak dan perempuan penghibur menawarkan petualangan sensual bagi dunia barat masa kolonial Belanda. Kiprah istri kontrak dan perempuan penghibur ternyata menjadi inspirasi pelukis-pelukis terkenal, antara lain William Daniel.

Ratu Ageng, permaisuri Pakubuwono VI dan ibusuri Pakubuwono IX diasingkan ke Ambon karena melarang modernisasi di kalangan keraton demi mempertahankan adat istiadat dan kearifan lokal. Dalam dunia kolonial, perempuan tak punya tempat di kalangan umum karena hanya ditempatkan di ranah pribadi.

Nyi Ageng Serang salah satu keturunan Diponegoro justru pernah menjadi panglima perang dan berpengarah di kalangan keraton. Sampai peran Islam pada perempuan Indonesia akhirnya membuka babak bam, ditandai dengan berdiri Sekolah Diniyah Putri tahun 1915 di Sumatera Barat.

Renzi yang membedah buku Peter torpukau dengan gambar sampul buku yang menggambarkan tragedi mengerikan tapi dilukis dengan indah.

Lukisan tentang eksekusi istri Amangkurat itu seolah ingin mengataknn bahwa perempuan Jawa itu penuh tanggung jawab atas segala tindakannya. Selama ini para cendekiawan dan penulis barat cenderung melihat suku Jawa sebagai suku lemah
dan iembut dari sudut pandang orientalisme

Berotak Kopong

Porempuan Jawa sebagaimana dikutip dari buku sastra kolonial berjudul Hindia Suci menerangkan tokoh Raden Ayu seperti boneka cantik yang meniadakan keberadaan nya, tipe perempuan kosong.

Pandangan barat yang selama ini membelenggu pandangan kita sendiri sebagai warga Indonesia terhadap perempuan Jawa. Padahal para perempuan Jawa juga berperan dalam pemberontakan dan pengatur keuangan. Aji Prasetyo menyimpulkan
benang merah mengenai peran perempuan Jawa yang ternyata luar biasa besar. Peran besar perempuan Jawa ini terabaikan karena kombinasi budaya patrilinial dan sistem kolonial yang pernah bercokol selama ratusan tahun di Indonesia.

Di balik kejayaan tokoh laki-laki terkemuka seperti Diponegoro, pasti ada sosok-sosok perempuan hebat yang menopang kehidupan lahir-batinnya.

Banyak jasa perempuan Jawa yang belum tercatat sejarah menunjukkan bahwa perjuangan mereka setara dengan kaum pria. Refleksi dari kegiatan ini selayaknya menjadi motivasi barn bagi para perempuan Indonesia lainnya untuk terus berjuang melalui bidang masing-masing demi kemajuan bangsa. (http:l/surabaya.tribunnews. com/2016/ 09/06/menyingkap-jazva-perkasa)

Leave a Reply

Your email address will not be published.