Kangen Jamur Masa Kecil Diwujudkan Dalam Kreasi Keramik Mahasiswa UM Kota Malang

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Pameran seni batik dan keramik digelar di Sasana Budaya Universitas Negeri Malang (UM) hingga 20 Desember 2018. Berbagai karya mahasiswa Pendidikan Seni Rupa untuk tugas kuliah di pamerkan dalam kegiatan tersebut.

Burhanudin Rabani, mahasiswa semester 5 membuat keramik tentang jamur. “Saya terinspirasi dari lingkungan saya yang sudah tidak bisa ditemukan lagi jamur karena banyak pabrik di Pasuruan,” jelas Burhanudin pada suryamalang.com, Selasa (18/12/2018).

Kangen Jamur Masa Kecil Diwujudkan Dalam Kreasi Keramik Mahasiswa UM Kota Malang

suryamalang.com/Sylvianita Widyawati/Produk keramik yang menggambarkan tentang jamur yang tumbuh di pohon namun kini sudah jarang ditemui karena dampak industri, Selasa (18/12/2018).

Dikatakan Rabani, biasanya di musim hujan dirinya kerap menemukan jamur di kayu atau di rumput. Namun ekosistem itu telah tiada. Untuk itu, digambarkanlah salah satu media yang dibikin dari api. Jika ditutup menimbulkan uap. Dan itu digambarkannya sebagai uap pabrik yang menghancurkan ekosistem itu.

Pengalaman dimasa kecil itu yang digambarkan dalam seni karya estetika. “Hasil ini adalah ekspresi saya,” kata Rabani.

Sementara satu peserta pameran lain, Dwi Ayu Atika Sari sengaja membuat hasil seni batik dengan motif yang dilihat dari alam seperti pohon bambu, daun pisang dan jati.

Motif bambu dibuatkan batik untuk tirai. “Bambu dengan daunnya yang banyak memberi memberikan kesan kesejukkan,” kata Atika mahasiswa semester 7. Sedang batik jam dinding bermotif daun pisang. “Itu ekspresi seni saya menggambarkan tanaman pisang dan produk olahannya,” kata Atika.

Sedang rekannya, Ririn Andriani membuat batik tema daun. “Untuk pameran ini saya menonjolkan macam-macam daun yang menurut saya memberi kesegaran,” kata Ririn.

Batiknya ada yang dibuat bantal dan hiasan. Dan pihaknya masih ingin mengeksplor motif lain ke depannya.

Sementara Ketua Panitia Pelaksana Pameran, Dimas Alfiandi menyatakan, pameran itu untuk kepentingan mata kuliah Manajemen dan Kewirausahaan Seni Keramik dan Batik. “Jadi ada dua kelas, keramik dan batik. Untuk peserta paling banyak batik ada 17 orang dan keramik ada delapan orang,” kata Dimas.

Dikatakan Dimas, perbedaan dengan pameran sebelumnya adalah mahasiswa dibebaskan berekspresi pada obyeknya sesuai subyektifitas jiwa seniman. “Kita berkarya atas subyektifitas kita agar bebas berkarya dan bertanggungjawab,” ungkap Dimas.

Sumber dari: http://suryamalang.tribunnews.com/2018/12/18/kangen-jamur-masa-kecil-diwujudkan-dalam-kreasi-keramik-mahasiswa-um-kota-malang

Leave a Reply

Your email address will not be published.