Larut dalam Rayo 6 di Thailand

22 Juli 2016

22 Juli 2016

Larut dalam Rayo 6 di Thailand

Larut dalam Rayo 6 di Thailand

Allahu Akbar…Allahu Akbar…AUahu Akbar…La lllaaha lllallahu Allahu Akbar…Allahu Akbar wa lillahil hamd..

TAKB1R hanya temgiang sekejap di telinga saat malam Hari Raya Idul Fitri di Thaial nd. Ya, selepas salat isya gema takbir memuji kebesaran Allah SWT itu mengalun hanya dari satu surau saja.Sungguh miris.

Memang berbeda dengan di Tanah Air, saat malam takbiran, praktis malam hari hingga menjelang pelaksanaan salat led, gema takbir tak putus digemakan.

Merayakan lebaran di Thailand akhirnya membobol tanggul air mata saya. Tanpa takbir tanpa kue kering tertata dimeja ruang, tanpa ketupat dan opor ayam, sungguh inilah lebaran sunyi di neegri gajah putih ini.

Selepas salat led, warga di tempat saya mengabdi. Nathawee, Sogkhla, Thailand Selatan, hanya bersalam-salaman di masjid dan beberapa di antaranya mengikuti tradisi santap bersama di masjid.

Di masjid dan di rumah orang tua asuh tempat sayabermukim selama di Thailand, sa ya menemukan ketupat dalam versi berbeda. Saya menyebutnya ketupat ketan. Ber beda dengan di Indonesia, ketupat dibuat dari beras.

Idul Fitri yang sunyi punberlalu begitu cepat. Ternyata,warga di sini ‘mengganti’ kemeriahan Idul Fitri dengan Rayo 6 atau hari raya selepas puasa syawal enam hari. Ternyata inilah hari raya sesungguh nya bagi warga muslim Thailand.

Baru di momen inilah warga herpesta ketupat dan gulai ayam, bersama seluruh ang gota keluarga mereka menyantap hidangan istimewa ini. Bahkan berziarah kubur
sembari membawa ketupat, salat tasbih, santap besar, dan bersilaturahmi dengan keluarga di kampung. Sekolah pun meliburkan kegiatan belajar mengajar demi pera yaan Rayo 6 ini.

Tak pelak perayaan hari ketujuh 7 Syawal di Thailand memang lebih ramai dari hari pertama perayaan Idul Fitri. Maklum, sebagian besar warga Thailand masih melaksa nakan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. Baru hari ketujuh syawal menjadi hari raya akbar warga Thailand.

Genap menahan lapar, dahaga, dan gemerlapnya kenikmatan selama satu bulan saat Ramadan, tentu takseberapa disambung puasa enam hari di bulan Syawal demi mengagungkan dan menghidupkan sunnah Rasul untuk meraih kenikmatan tiada ta ra ini, Rayo 6.

(http://surabaya.tribunnews. com/2016/07/20/temyata-begini-
lebaran-cara- hailand- itu)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.