Dr Widodo Hs MPd, Dosen UM Pencetus Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing

Ajari Turis Asing tanpa Dibayar, Kini Programnya Diakui Kemendikbud, Jawa Radar Malang 12 Januari 2018

Ajari Turis Asing tanpa Dibayar, Kini Programnya Diakui Kemendikbud, Jawa Radar Malang 15 Januari 2018

Download Jawa Radar Malang 15 Januari 2018

Ajari Turis Asing tanpa Dibayar,Kini Programnya Diakui Kemendikbud Dr Widodo Hs MPd, dosen Universitas Negeri Malang (UM), berhasil mengembangkan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) sebagai mata kuliah baru di Jurusan Bahasa Indonesia. Kini BIPA menjadi salah satu program unggulan hingga dia dianugerahi sebagai Tokoh Kebahasaan dan Kesastraan.

WIDODO tampak tegap menuju ruang Indonesian Studies Program (ISP) Malangkucecwara College of Economics (MCE) Senin pekan lalu (7/1). Pria yang kesehariaannya berkecimpung dalam pengajaran bahasa sebagai dosen Bahasa Indonesia di Fakultas Sastra UM ini memang jadi penasihat ISP MCE. Selain dosen Bahasa Indonesia, diajugajadipenggiat BIPA pertama di Malang.

Dia adalah pengajar serta tokoh BIPA di tingkat daerah maupun nasional. “Berawal pada Februari 1972, saya mulai mengajarkan BIPA, karena saat itu ada teman saya dari Belanda yang meminta saya untuk mengajarkan bahasa Indonesia,” ujar suami Indri Suhartini ini.

Melihat adanya prospek bahasa Indonesia bisa dikenal dan dipelajari oleh orang asing, mulailah tercetus ide di dalam kepala pria yang akrab disapa Pak Wid ini untuk memberikan pembelajaran BIPA secara lebih formal dengan mated dan private class kepada pelajar asing.

“Teman saya ingin lebih bisa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Meskipun sayatidak dibayar waktu itu, tetapi saya dengan tulus membantu, sekalian memperkaya bahasa Belanda,” terangnya.

Selang dua minggu setelah mengajarkan bahasa Indonesia kepada temannya dari Belanda itu, ada beberapa ekspatriat Jepang yang juga memintanya untuk diajarkan bahasa Indonesia. Mendapatkan tawaran yang terus-menerus, itu mem – buatnya makin terdorong untuk melanjutkan mengajar materi bahasa Indonesia kepada orang asing.

“Pembelajaran saya laksanakan dengan trial and error dan materi seadanya. Yang terpenting, pelajar asing dapat memahami materi dan bisa meningkatkan komunikasi bahasa Indonesianya,” imbuh kakek dengan dua cucu itu

Leave a Reply

Your email address will not be published.