Kampus UM Pasang Panel Surya 50.000-an Watt Peak, Hemat Rekening PLN Rp 12 Juta per Bulan

 

Kampus UM pasang panel surya berkapasiotas lebih dari 50.000 watt peak sehingga bisa hemat biaya rekening PLN Rp 10 juta – RP 12 juta per bulan. 

SURYAMALANG.COM, MALANG – Sejumlah titik di Universitas Negeri Malang (UM) sudah memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Selain untuk penghematan biaya juga sebagai sarana pembelajaran buat mahasiswa tentang energi terbarukan.

Penggunaan PLTS di kampus seperti untuk puluhan Penerangan Jalan Utama (PJU), di area tempat duduk mahasiswa di FMIPA. Pada bagian atapnya dipasang panel tenaga surya. 

Mahasiswa bisa memanfaatkan untuk mengisi baterai HP atau laptop. Pada malam harinya bisa buat penerangan taman.

Sedangkan penggunaan besar PLTS di Gedung Kuliah Bersama (GKB) A19, terutama di lantai 3. Panel suryanya dipasang di terbentang di atap yang menghubungkan GKB 19 ke GKB 20.

Kampus UM Pasang Panel Surya 50.000-an Watt Peak, Hemat Rekening PLN Rp 12 Juta per Bulan

sylvianita widyawati/Sejumlah titik di Universitas Negeri Malang (UM) sudah memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Selain untuk penghematan biaya juga sebagai sarana pembelajaran buat mahasiswa tentang energi terbarukan. Foto ini adalah panel surya di antara GKB A19 dan A20.  

“Kalau yang di FMIPA itu kecil. Masih 500 watt peak karena masih prototipe. Dengan pola seperti itu bisa diduplikasi oleh yang lain sebagai contoh,” jawab Prof Dr Nandang Mufti SSi MT, Direktur Inovasi UM pada suryamalang.com, Senin (19/1/2024) di ruang kerjanya.

Menurut dia, panel tenaga surya tidak menambah pemakaian daya listrik di kampus. Sedangkan PJU antara lain dipasang di sekitar masjid dan lainnya.

“Kalau PLTS di GKB itu karena saya dapat matching fund Kedaireka,  bisa menghasilkan daya sampai 50.000 watt peak untuk memasok 40.000 wp/40 kWp on grid untuk mengurangi biaya PLN atau penghematan. Sedang 10 kWp (10.000 wp) untuk lantai 3 GKB A19 yang murni dicover dari itu,” jelas dia. Dengan memanfaatkan itu, maka di lantai itu bisa hemat biaya Rp 10 juta-12 juta per bulan karena murni memakai PLTS. 

 

Terkait kondisi cuaca saat ini yang abnormal, ia menjelaskan tidak ada masalah. Sebab sejauh ini sudab menghasilkan 5,5 megawatt selama setahun. “Kalau mendung ya serapannya hanya 10 persen. Tapi biasanya saat terik sampai jam 12.00 WIB bisa menyerap 50.000 kWp. Kalau mendung yang 10 persennya,” jawab dia. 

Dikatakan, di Indonesia, terik matahari saat kemarau di kisaran empat jam. Sedang saat musim hujan, terik matahari antara 2 jam sampai 3,5 jam. 

“Kalau kondisi sekarang sering hujan angin, juga gak masalah. Panel suryanya tahan kok. Jadi di PLTS gak ada masalah,” jelas Nandang. Di UM juga ada PJU hibrid yang memanfaatkan tenaga angin dan matahari/tenaga surya. Namun jumlahnya masih dua. 

“Sebab angin di Kota Malang juga tidak terlalu besar,” kata dia. Namun teknologi ini sudah diincar oleh Kementerian Perhubungan untuk penerangan di Pelabuhan Antabua NTT.

“Sudah ada komitmen berpartner namun dalam konteks mencari informasi dan kesiapan,” kata Nandang. Di pelabuhan, angin cukup besar namun matahari kurang maksimal. Sehingga bisa digabungkan kedua tenaga alam ini.

Tentang rencana penambahan PLTS di kampus, ia menjawab ada namun harus ada persetujuan dari pimpinan UM. “Kalau mencoba tambahan 10 ribu kWP dulu. Harapannya untuk di daerah parkir,” kata dia. 

Sumber| https://suryamalang.tribunnews.com/2024/01/29/kampus-um-pasang-panel-surya-50000-an-watt-peak-hemat-rekening-pln-rp-12-juta-per-bulan.