Kampus Tak Terpengaruh Moratorium FK

MALANG KOTA – Adanya moratorium pembukaan fakultas kedokteran (FK) yang dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tidak menyurutkan perguruan tinggi di Kota Malang untuk mengembangkan sayap. Hal ini dapat dilihat dari 3 kampus besar di Kota Malang, yakni Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim.

Adanya moratorium FK membuat UB menyasar ranah pascasarjana karena hingga saat ini kebutuhan akan dokter spesialis di Indonesia masih tinggi. Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS mengatakan, tahun ini UB akan membuka 2 prodi baru di ranah pascasarjana. Yaitu, spesialis bedah plastik  dan spesialis emergency medicine. ”Kalau yang dua prodi ini sedang kami proses, kami usahakan semester ganjil 2020 akan kami buka,” terangnya.

Sementara itu, Dekan FK UB Dr dr Wisnu Barlianto MSi Med SpA(K) mengatakan, saat ini kedua prodi tersebut sedang tahap proses administrasi di Kemenristekdikti. Sebab, untuk proses administrasi pada bidang spesialis cukup sulit dan panjang. Mulai dari administrasi di kolegium pengampu cabang disiplin ilmu tersebut, Konsil Kedokteran Indonesia, hingga ristekdikti. ”Kami saat ini belum visitasi, masih di tahap administrasi di ristekdikti,” ujarnya.

Wisnu menerangkan, dibukanya dua prodi spesialis, khususnya spesialis bedah plastik, karena saat ini bisa dikategorikan masih langka di Indonesia. Bahkan, saat ini jumlah dokter bedah plastik di Indonesia jumlahnya masih dua ratus orang. Prodi tersebut jumlahnya tidak sampai sepuluh di Indonesia. ”Kalau nggak salah masih 6 atau 7, seperti di Jakarta, Surabaya, Bali, dan Aceh,” tukasnya.

Sementara itu, adanya moratorium juga tidak menghambat UM yang saat ini tengah merintis FK. Rektor UM Prof Dr H. AH. Rofi’uddin MPd mengatakan tetap mempersiapkan diri dan melanjutkan  rencana prodi FK dan membangun rumah sakit di kampus II di kawasan Madyopuro, Kota Malang. ”Saat ini persiapan tetap berjalan meski masih moratorium, kan FK dan rumah sakit itu satu kesatuan,” jelas Rofi’uddin.

Dia mengatakan, saat ini kampus II yang rencananya akan dijadikan lokasi FK saat ini masih untuk PGSD. Rofi’uddin menilai kawasan tersebut sangat strategis, dan luas lahan juga mumpuni untuk dibangun fakultas baru. ”Di sana luas lahannya sekitar empat hektare,” tuturnya.

Rofi’uddin juga menyebut FK UM nantinya lebih dispesialiskan untuk ke bidang kedokteran olahraga. Yaitu, yang berfokus pada kebugaran fisik, pengobatan, dan pencegahan cedera, serta penyakit yang berhubungan dengan olahraga dan latihan. ”Sudah disusun rencananya ke arah itu, begitu juga RS-nya. Karena relatif baru, maka jumlah maba per angkatan 50-an,” terangnya.

Sementara itu, kebijakan moratorium tidak membuat UIN membuka prodi baru. Namun, senada dengan UM, UIN juga memiliki rencana menyusul UB yang lebih dahulu mendirikan RS. Rektor UIN Maliki Prof Dr Abdul Haris MAg mengatakan untuk FK, ada rencana pembangunan RS di kampus III di Kota Batu. ”Saat ini sedang diurus. Nanti juga bisa untuk umum,” jawabnya. 

Sumber dari: https://radarmalang.id/kampus-tak-terpengaruh-moratorium-fk/

Leave a Reply

Your email address will not be published.