Jaring Mahasiswa Baru lewat Karya Ilmiah

Download Jawa Pos Radar Malang 1 Mei 2018

UM Siapkan Golden Ticket bagi Pemenang 

MALANG KOTA – Beragam para dilakukan kampus untuk menjaring calon mahasiswa baru (maba) potensial. Uni-
versitas Negeri Malang (UM) misalnya, dengan menggelar Musabaqah Tilawatil Qur’an Siswa Nasional (MTQSN). Salah satu cabang lomba yang diminati adalah Musabaqah Karya Tulis Ilmiah Alquran (MKTIA).

Pendamping Unit Kegiatan Mahasiswa Al-Quran Study dub UM Drs Yusuf Hanafi SAg MPhil menyatakan, ada 52 tim yang menjadi peserta MKTIA. Mereka datang dad berbagai SMA, SMK, atau MA dari seluruh Indonesia. “Masing-masing tim berang-gotakan tiga siswa,” terangnya. Lewat cabang perlombaan ini, pihaknya berharap menemukan bibit unggul dan calon ilmuwan, penemu, dan pengamat

Jaring Mahasiswa Baru lewat Karya Ilmiah, Jawa Pos Radar Malang 1 Mei 2018

Jaring Mahasiswa Baru lewat Karya Ilmiah, Jawa Pos Radar Malang 1 Mei 2018

Yusuf menyatakan, dari puluhan tim yang mengirimkan karya ilmiahnya, sebagian ide yang diajukan sangat kreatif dan inovatif. “Memang belum pada tahap pengembangan, namun dari ide sudah luar biasa,” ujarnya

Dari 52 karya tim yang masuk ke panitia, kata Yusuf pemenangnya berhak mendapatkan golden liefer menuju UM alias langsung diterima di kampus yang dulu bemama IKIP Malang tersebut tanpa tes. ”Ini jelas memotivasi siswa untuk terus berkreasi,” ucap „  dia

Jika para siswa ini masuk ke UM, nanti akan ada pembinaan dan pendampingan. Mereka disiapkan melaju ke berbagai perlombaan yang bergengsi,

Untuk mendapatkan bibit potensial, Yusuf menjelaskan, pihaknya tidak sembarangan mencari juri untuk menilai
karya peserta. ”Kita tetap mengajak juri yang potensial, aktif, dan merupakan juara nasional karya tulis nasional,” jelas Yusuf.

Melihat banyaknya potensi yang dimiliki para peserta lomba karya ilmiah, Yusuf berharap kedepan ada satu cabang perlombaan di MTQSN yang Misalnya, dengan mengadakan lomba Desain Aplikasi Komputer Alquran. Hal ini mengacu pada perlombaan yang sudah dihelat di tingkat mahasiswa. Yusuf lantas mencontohkan aplikasi Qurani buatan mahasiswa UM yang memenangkan juara 1 MTQN Mahasiswa tahun 2017 lalu. Aplikasi ini membantu
para penyandang disabilitas, khususnya tunawicara dan tunarungu, membaca Alquran.

Sementara itu, ketua dewan juri MKTIA Farida Jaeka menyatakan, dari 52 peserta, akhirnya diseleksi menjadi 25
karya terbaik. Pemilihan karya tulis peserta didasarkan pada ide karya yang bisa ditingkatkan ke level realisasi. “Tidak salah bila perguruan tinggi diam-diam ikut menjaring calon mahasiswa dengan menggelar event semacam ini,” kata Farida.

Dia lantas mencontohkan salah satu karya tulis di bidang teknologi berupa alat detektor penyiram air otomatis berbasis panel surya Di dalam karya tulis ini ada sensor yang ditanam di dalam tanah. Nantinya, sensor chip ini akan mendeteksi tanah yang gersang atau lembab. “Jika tanah kering atau gersang, otomatis alat tersebut menyiramkan air” jelasnya.

Kemudian, ada salah satu karya bernama Tsafira. Farida cukup terkesan dengan karya tulis ini. Di dalamnya dipaparkan ide jilbab penyetrum. Siapa pun yang menyentuh jilbab akan tersetrum. Tentunya ini bisa melindungi para musimah ketika berpergian.

Menurutnya, masalah sebagian karya tulis itu hanya pada tata bahasa penulisan saja “Kami terus kasih saran kepada mereka raengenai tata bahasa penulisannya,” ujar farida

Leave a Reply

Your email address will not be published.