Guru, Orang Tua dan Masyarakat Harus Kompak

Dialog Pendidikan Islam SISMA

NewMalangPos, MALANG-Anak adalah buah hati. Orang tua rela berjuang sekuat tenaga dengan mengorbankan apapun untuk anaknya. Hanya saja, mendidik anak tidak mudah. Dibutuhkan cara yang tepat untuk keberhasilan pendidikan orang tua pada anak-anaknya.

Sebab anak berkembang dipengaruhi oleh tiga faktor. Orang tua (keluarga), lembaga pendidikan dan lingkungan masyarakat. Ketiganya harus bersinergi karena ketiganya punya tanggung jawab besar terhadap masa depan generasi bangsa.

new malang pos

Motivator Pendidikan Nasional Dr. Hj. Umi Dayati, M.Pd. saat menyampaikan materinya didampingi Masykur, S.Pd selaku Host acara.

Hal itu diungkapkan oleh Motivator Pendidikan Nasional Dr. Hj. Umi Dayati, M.Pd., dalam acara Dialog Pendidikan Islam Sekolah Islam Sabilillah Malang, beberapa waktu yang lalu.

Umi mengatakan jika ada yang salah terhadap pendidikan anak, antara orang tua, guru dan masyarakat harus intropeksi diri. Sikap perilaku dan perkataan anak merupakan cerminan atau hasil dari pengaruh ketiganya. “Jadi jangan saling mengkambing hitamkan,” katanya.

Terlebih saat ini, masa pandemi Covid-19. Anak belajar dari rumah, jauh dari jangkauan guru secara fisik. Orang tua perannya lebih banyak dibutuhkan dari pada saat pembelajaran normal.

Rasa jenuh dan bosan sudah dirasakan sejak beberapa Minggu terakhir. Tidak jarang orang tua emosinya terpancing saat mendampingi anak belajar. Sehingga anak menjadi sasaran kemarahan dan membuat mereka makin stress.

Maka terhadap kondisi seperti ini orang tua dituntut lebih bersabar. Agar dapat mendampingi dan merawat anak dengan kasih sayang. “Anak jangan dimarahi dan ditakut-takuti. Nanti mental mereka makin lemah,” ujar Umi.

Di era revolusi industri 4.0 teknologi maju semakin pesat. Hampir semua sistem layanan berbasis IT. Setiap orang dituntut untuk terampil dan punya kemampuan teknologi yang bagus. Kalau tidak tentu tidak dapat menikmati kemajuan ini. 

Namun, lagi-lagi ini menjadi tantangan bagi guru dan orang tua. Di satu sisi anak harus terampil tapi di sisi lain kontrol dan bimbingan tetap dilakukan agar anak tidak kebablasan.

Oleh karena itu Umi menegaskan, dalam penggunaan gadget anak sudah tidak bisa lagi dilarang. Karena itu menjadi tuntutan zaman. Yang bisa dilakukan orang tua adalah membatasi bukan melarang sepenuhnya.

Penggunaan media sosial harus bijak sebab ada positif dan negatifnya. Medsos membuat anak menjadi cerdas dan terampil teknologi tapi juga membuat anak kurang pergaulan dan makin emosional. “Era anak sekarang berbeda dengan zaman kita sebagai orang tua. Maka cara mendidiknya pun tidak sama. Orang tua harus cerdas dan bijaksana,” terangnya.

Dosen Universitas Negeri Malang (UM) ini menuturkan, orang tua harus pandai memposisikan diri dalam membimbing, membina dan mendidik anak. Di satu waktu orang tua harus di depan, yakni sebagai teladan. Memberi dan menjadi contoh bagi anak-anaknya.

Di lain waktu orang tua juga harus bisa menjadi teman, posisinya di tengah. Menjadi sahabat dengan tutur kata dan bahasa kasih pada anak.

Dan waktu yang lain orang tua berada di belakang yang memberi support dan motivasi. Saat anak dalam posisi lemah disitulah pentingnya dukungan dari orang tua.

“Orang tua harus mengetahui tahapan perkembangan anak. Jangan terlalu risau dengan perbedaan anak kita dengan anak orang lain. Semua punya kecerdasan dan kemampuan yang berbeda-beda,” jelasnya.

Maka orang tua yang bijak, menurut Umi adalah mereka yang berusaha meluangkan waktu untuk anak.  Sebut saja Qualitybtime, yang sangat penting untuk anggota keluarga.

Di tengah kesibukan orang tua harus ada waktu luang untuk pendidikan anak. Skala prioritas harus ada dan itu adalah untuk anak-anak.

“Untuk apa mengumpulkan banyak uang. Kalau anak yang digadang-gadang untuk sukses malah terbengkalai,” tukasnya. (imm/jon)

Sumber|https://newmalangpos.id/2020/12/08/guru-orang-tua-dan-masyarakat-harus-kompak/