Fina Kharisma, dari Duta Santri Nasional hingga Mawapres Utama UM

 Minggu, 24 Maret 2024 – 23:52 | 9.60k

TIMESINDONESIA, MALANG – Fina Kharisma Musallamah didaulat sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Universitas Negeri Malang (UM) pada ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) tingkat universitas yang digelar 7 MAret 2024 lalu di Graha Cakrawala UM. Ia menjadi jawara pertama setelah mengalahkan 28 pesaing dari 10 fakultas di UM.

Fina merupakan mahasiswa semester enam, dari program studi Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Usaha giatnya belajar seperti terbayarkan ketika panitia mengumumkan namanya menjadi Mawapres utama UM.

Sehari-hari, selain fokus di bidang akademik, Fina juga tergabung dalam UKM Al-Quran Study Club (ASC) UM. Pembaiatan Fina sebagai juara pertama Mawapres UM sebenarnya tidak mengherankan. Nama Fina Kharisma telah moncer di berbagai perlombaan tingkat nasional dan berbagai perguruan tinggi.

Fina Kharisma Musallamah, Mawapres I Universitas Negeri Malang (Foto: Dok. Pilmapres)

Fina Kharisma Musallamah, Mawapres I Universitas Negeri Malang (Foto: Dok. Pilmapres)

Tercatat, perempuan kelahiran Kota Kediri ini  beberapa kali memperoleh pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Riset, Kebudayaan, dan Teknologi dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa. Pada tahun 2023 lalu, ia bersama Tim Kafilah UM juga berhasil membawa kegemilangan UM pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional ke XVII yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya. Tidak hanya itu saja, di tahun yang sama, ia juga didapuk sebagai Duta Santri Nasional.

“Cara menjadi mawapres itu cukup ikuti buku panduan, ya,” ujar Fina mengawali penjelasannya sembari bercanda saat berbincang dengan TIMES Indonesia, Sabtu (23/3/2024). Kebanggaan tak bisa ditahan ketika ia mencoba menguraikan prosesnya menjadi Mawapres Utama UM.  

“Ada seleksi dari fakultas, lalu diambil tiga orang yang bakal dikirim ke universitas. Di FMIPA kemarin, tesnya agak panjang,” kata Fina.

“Mulai dari tes bahasa Inggris, wawancara bahasa Inggris, membuat esai bahasa Inggris, tes kepribadian, tes wawasan kebangsaan, tes FGD, lalu ada juga tes capaian unggulan dari berabagai prestasi yang diperoleh, setelah itu ada presentasi gagasan kreatif.”

Kemudian, lanjut Fina, tes-tes yang sedemikian banyak itu diakumulasikan lalu dipilihlah tiga mahasiswa dengan skor tertinggi untuk dikirim ke universitas. Di Universitas, tes menapaki tangga Pilmapres tak kalah rumit. Berbagai dewan juri dengan kompetensi luar biasa dihadirkan universitas untuk menilai mahasiswa yang layak menjadi mawapres.

“Di universitas tes-tes itu harus dilalui dengan optimal,” ucap Fina, “pengetahuan dan attitude itu yang nggak kalah penting. Soalnya ada itu prestasinya banyak tapi attitudenya kurang, itu bakal dipertimbangkan banget sama dewan juri.”

“Dan Alhamdulillah, berkat doa orang-orang baik, doa orangtua saya, saya bisa dinobatkan sebagai Mawapres satu,” tambahnya. Fina antara percaya dan tidak percaya menjadi Mawapres pertama UM. Itu dikarenakan, menurutnya, mahasiswa dari berbagai fakultas yang dikirim untuk seleksi universitas itu memiliki potensi yang gemilang pula.

“Semuanya MasyaAllah banget,” Fina masih tidak menyangka. Lantunan hamdalah berkali-kali meluncur dari mulutnya sebagai wujud rasa syukur yang tak terperi.   

Selain resep-resep di atas, Fina juga menunjukkan karya tulis ilmiah yang tertuang dalam gagasan kreatif. Ia menggarap KTI pendidikan keberlanjutan di daerah pesisir 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). KTI karya Fina mengangkat isu putus sekolah di pesisir Madura.

“KTI yang aku buat itu semacam program terstruktur buat pendidikan yang berlanjut di daerah pesisir. Karena, di daerah pesisir Madura indeks pendidikan dan angka putus sekolah itu paling tinggi di Jawa Timur. Karena itu, bagaimana membuat program yang sustain dan diterima masyarakat di sana,” jelas Fina.

KTI Fina berangkat dari data dan kebutuhan lapangan, karenanya tak heran jika karya itu memikat dewan juri. “Aku menginisiasinya dari berbagai elemen, salah satunya berbasis kebudayaan masyarakat setempat,” tambah Fina.

Fina juga membagikan tips menjadi mahasiswa berprestasi. Menurutnya, yang paling penting adalah yakin, berani mencoba, dan berani keluar dari zona nyaman. “Semua mahasiswa itu memiliki potensi masing-masing, tapi mereka yang berani dan mau mengeksplor potensi itulah yang kelak bisa berhasil,” tambahnya.

Berkali-kali Fina tak alpa melantunkan kalimat-kalimat Thayyibah. Ia bersyukur sekali dapat meraih kursi Mawapres satu UM. Sembari bercerita sepak terjangnya meraih berbagai prestasi Fina tak tahan membendung air matanya agar tidak keluar.

“Yang paling berkesan selama meraih prestasi itu adalah ketika melihat orangtua dan guruku bangga,” kata Fina.

“Meraih berbagai tropi dan penghargaan itu bonus, tapi melihat orang-orang terkasih, orangtua, guru, dosen yang membimbinggku bangga, adalah hal yang paling berkesan.”

Sekali lagi, sembari mengusap air mata lantunan kalimat Thayyibah meluncur lembur dari mulutnya. Mau tidak mau harus diakui, keberhasilan Fina adalah keberhasilan manajemen diri, keberhasilan pendidikan, dan keberhasilan pola asuh. Sukses Fina. (*)

Sumber|https://timesindonesia.co.id/pendidikan/490838/fina-kharisma-dari-duta-santri-nasional-hingga-mawapres-utama-um