Diskusi Deteksi Dini Perkembangan Sosial Emosional ABK di Universitas Negeri Malang

SURYA.co.id – Anak gifted atau biasa dikenal juga dengan sebutan anak berbakat, merupakan anak yang memiliki kemampuan prestasi tinggi dalam berbagai bidang baik kreativitas, intelektual atau dibidang akademik tertentu.

Mereka memerlukan pelayanan khusus untuk mengembangkan potensinya.

Selain itu, ciri lain anak gifted adalah rasa ingin tahunya besar, terdorong untuk memahami segala hal dari akar masalahya, serta memiliki tingkat sensitif dan emosional yang besar.

Berdasarkan itu, anak gifted merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus (ABK) yang memiliki salah satu hambatan dalam perkembangan sosial emosinya.

Itu karena anak gifted yang sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial karena adanya ketidaksinkronan perkembangan dan karakteritik anak sehingga mereka lebih banyak menyendiri dan sibuk dengan dunianya.

Apabila tidak dikelola dengan baik, sosial emosional anak gifted memiliki risiko yang besar yang dapat memunculkan masalah-masalah emosi, gangguan psikologis, dan masalah perilaku.

Oleh karena itu, lingkungan seperti orang-orang terdekat, orang tua, dan guru perlu memahami karakteristik anak gifted dan memberi dukungan.

Dukungan itu baik terhadap perkembangan inteligensinya maupun perkembangan sosial emosinya agar ia dapat mengembangkan anugerah berupa kecerdasan luar biasa diikuti dengan jiwa yang penuh tanggung jawab dan baik.

Dalam seminar internasional pendidikan yang diselenggarakan Prodi S2 Pendidikan Khusus Universitas Negeri Malang (UM) dibahas tentang deteksi dini perkembangan sosial emosional ABK, Kamis (10/10/2019).

Bertempat di Aula Gedung GKB D2 FIP UM, Julia Maria van Tiel, salah satu pemateri mengatakan permasalahan sosial emosi anak gifted berbeda-beda.

Ada beberapa perilakunya yang hampir mirip dengan perilaku anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Hal itu diungkapkan oleh Julia Maria van Tiel, yang merupakan inisiator dan pembimbing Komunitas Peduli Anak Gifted.

“Banyak orang tua yang memiliki anak gifted merasa pihak sekolah hanya memikirkan pengembangan intelegensi dan kreativitasnya saja, tetapi tidak memperhatikan masalah sosial emosinya.

Itu sebabnya, kita perlu memperhatikan masalah sosial emosi anak gifted dimulai dari memperhatikan mengapa anak memiliki masalah sosial emosi tersebut,” kata Julia yang merupakan inisiator dan pembimbing Komunitas Peduli Anak Gifted.

Anak gifted memiliki pola pengembangan emosional yang khusus yaitu perkembangan motorik, intelegensi, imajinasi, sensorik, dan emosinya lebih cepat dibandingkan dengan anak pada umumnya.

Dibutuhkan lingkungan yang baik. Mengasuh dan mendidik anak gifted bukan hanya mendukung intelegensi dan kreativitasnya, melainkan juga mendukung perkembangan sosial emosionalnya secara baik dengan cara memahami berbagi permasalahan yang mungkin dapat terjadi.

Artikel: Inggit Yunistiana Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang Inggityunistiana07@gmail.com

Sumber dari: https://surabaya.tribunnews.com/2019/11/05/diskusi-deteksi-dini-perkembangan-sosial-emosional-abk-di-universitas-negeri-malang?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published.