Desainer Muda Unjuk Karya Busana Etnik Kontemporer

Jawa Post Radar Malang 5 November 2016

Jawa Post Radar Malang 5 November 2016

Jawa Post Radar Malang 5 November 2016

Desainer Muda Unjuk Karya Busana Etnik Kontemporer

MALANG KOTA – Mau tahu bagaimana keindahan dan keanggunan karya busana bemuansa etnik kontemporer karya desainer muda? Saksikan beragam karya busana bernuansa etnik kontemporer itu di Graha Cakrawala Universitas Negeri (UM), hari ini, Sabtu (5/11).
Sebanyak 79 desainer muda dari jurusan Tata Busana Universitas Negeri Malang (UM) bakal menunjukkan karyanya dalam ajang Graduation Show bertema Bhinneka. Ragam busana etnik kontemporer yang akan menjadi tren fashion 2017.
Para desainer muda dari mahasiswa Tata Busana UM angkatan 2016 itu, akan menyuguhkan 158 busana. Rinciannya, 79 potong ready to wear dan 79 pakaian avant garde. “Kami ambil tema besar Bhinneka sesuai dengan keragaman budaya dan tradisi yang berbeda dari seluruh Indonesia,” kata Show Director dan Coordinator Design
Agus Sunandar, kemarin. Selain ingin memunculkan keragaman, pilihan tren busana
2017 juga menyesuaikan dengan tren tahun mendatang. “Pengembangan industri fashion nantinya mengarah ke etnik kontemporer. Mulai tahun 2017 dan seterus-
nya,” beber dia.
Agus menerangkan, road map fashion Indonesia sudah ditentukan, yakni etnik kontemporer. Hal itu mengacu pada beberapa negara yang memang sudah
mempunyai tren fashion dan diakui dunia. Misalnya busana karakter couture diambil Paris dan Milan. Kemudian street wear dari London, modern kontemporer dari Korea dan Jepang, serta sport wear dari Amerika. “Nah, Indonesia saat ini menempatkan diri pada etnik kontemporer,” lanjutnya.
Dia menjelaskan, pilihan itu karena Indonesia kaya dengan unsur tradisi dan budaya. Dengan mengambil tema itu, harapannya fashion Indonesia bisa bersaing dengan budaya dari negara lain. “Makanya kami juga mengambil ambil tema Bhinneka untuk acara grand show ini,” jelasnya.
Dia menerangkan, pada tahun sebelumnya, Indonesia masih mengikuti perkembangan/osliion yang ada. Namun, tahun ini Indonesia ingin mencoba membuat tren fashion sendiri, yakni dengan tema etnik kontemporer
Sementara itu, laki-laki yang juga menjadi director acara itu mengatakan, 79 desainer tersebut masing-masing membuat 2 karya baju, yakni busana ready to wear
dan avant garde. “Ide merupakan eksplorasi dari para desainer yang dituangkan dalam bentuk storyboard design. Selanjutnya dibantu oleh dosen pembimbing,”
terangnya.
Tidak main-main, karya para desainer tersebut akan dinilai langsung oleh 4 juri asal Malaysia. Salah satunya yakni Ketua Program Fashion Universiti Teknologi MARA (UiTM) Kuala Lumpur Dr Azlisa Arts.
Dengan terselenggaranya acara tersebut, merupakan bentuk aktualisasi basil karya mahasiswa selamastudi “Karyajugadijadikan hasi| riset selama perkuliahan untuk membuat sebuah produk busana barn agar menjadi tren,” kata Agus. (fls/cl/yak)

Leave a Reply

Your email address will not be published.