Cerdas, Mahasiswa UM Rancang Mesin Kompos Berbasis Android

MALANG – Di tangan mahasiswa UM, gadget menjadi alat multifungsi. Betapa tidak, dengan kecerdasan mereka, smartphone difungsikan sebagai pengontrol mesin pembuat kompos. Yang lebih penting lagi, alat bernama SMARTCOM atau Smart Composter ini juga sangat bermanfaat untuk mengurangi tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).
Tim SMARTCOM UM beranggotakan lima orang yakni Imam Muhtarom (Pendidikan Teknik Mesin 2014) sebagai ketua tim, Ahmad Syafi’i (Pendidikan Teknik Mesin 2014), Risky Kristianto (Pendidikan Teknik Mesin 2017), Fauzi Andi Finzaqi (Pendidikan Teknik Elektro 2017), dan Ayik Bela Saputra (Pendidikan Teknik Mesin 2014).
“SMARTCOM merupakan sebuah alat pembuat kompos (komposter) cepat bertenaga listrik yang ramah lingkungan,” ungkap Imam Muhtarom kepada Malang Post.
Dengan menggunakan mesin ini, pembuatan kompos tak membutuhkan waktu lama dan juga tidak makan tempat. Hanya dalam 24 jam, proses bisa rampung. Bahkan, proses bisa dikontrol jarak jauh dengan menggunakan smartphone.

“Menghidupkan dan menyalakan mesin bisa jarak jauh, termasuk mengatur suhu dan menyemprotkan tetes tebu sebagai campurannya,” beber Imam.
Dijelaskannya, mesin ini bekerja berdasarkan prinsip pembuatan kompos secara aerob yakni pembuatan kompos yang memanfaatkan oksigen dalam proses dekomposisinya.  Mesin ini akan menggiling sampah organik yang berasal dari dapur rumah tangga  menjadi bentuk bubur lalu dicampur dengan tetes tebu (molases) dan dikeringkan dengan elemen pemanas. Sistem kelistrikan mesin akan dikendalikan oleh mikrokontroler yang tersambung dengan perangkat smartphone android yang memungkinkan operator dapat mengendalikan mesin dari jarak jauh.

Sehingga, proses pengoperasian mesin ini sangat mudahkarenadapat dikontrol dari layar smartphone saja.
Ide pembuatan alat ini bermula dari keprihatinan tim SMARTCOM akan permasalahan sampah organik rumah tangga yang ada di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) beberapa tempat di Malang. Banyak ditemukan sampah organik yang hanya dibiarkan menumpuk begitusaja. Akibatnya, sampah membusuk dan menimbulkan pencemaran bagi masyarakat sekitar. Sebenarnya tempat – tempat tersebut telah mampu mengolah sampah menjadi kompos organik yang ekonomis. Namun, karena semakinhari jumlah sampah yang dating semakin besar seringkali, TPST mengalami kewalahan hingga terjadi defisit sampah. Selain itu, proses pembuatan kompos di tempat tersebut masih menggunakan metode pengomposan manual yang sangat kurang efektif.
Tim SMARTCOM ini tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penerapan Teknologi yang dibimbing oleh dosen Teknik Mesin Drs. Imam Sudjono, M.T. Mereka berharap adanya alat ini mampu meningkatkan produktifitas kompos di TPST sehingga dapat berpengaruh terhadap perekonomian tempat tersebut.
“Selain itu, tim SMARTCOM juga mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk saling menjaga lingkungan yang dimulai dari diri sendiri dengan cara berfikir inovatif terhadap sampah – sampah organik di sekitar mereka agar lebih termanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan bersama,” pungkasnya. (oci/sir)
Sumber dari: https://www.malang-post.com/pendidikan/cerdas-mahasiswa-um-rancang-mesin-kompos-berbasis-android

Leave a Reply

Your email address will not be published.