Buat Baju Antibakteri dari Daun Kelor, Nathania Raih Emas di Taiwan

13 Maret 2023 13:30
 
Nathania, seorang siswi SMAN 5 Surabaya berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.
 
Nathania, siswi SMAN 5 Surabaya yang berhasil raih emas dalam kompetisi ilmiah Taiwan International Science Fair (TISF) 2023. Foto-foto: Dok. Pribadi

PerbesarNathania, siswi SMAN 5 Surabaya yang berhasil raih emas dalam kompetisi ilmiah Taiwan International Science Fair (TISF) 2023. Foto-foto: Dok. Pribadi

 
Lewat penelitian berjudul “Moringa Extract (Moronga Oliefera) based Silver Nanoparticle Sisal Fabric as Antibacterial Against Methicilin-Resistan Staphylococcuss Aureus”, Nathania berhasil meraih juara 1 kategori Medicine and Health Science dalam kompetisi ilmiah Taiwan International Science Fair (TISF) 2023.
 
Kepada Basra, Nathania bercerita, sebelum mewakili Indonesia dalam kompetisi tersebut, ia terlebih dahulu mengikuti National Science Fair for Indonesian Adolescents (NASFIA) 2022.
 
Dalam kompetisi tersebut, Nathania mengembangkan penelitian terkait ekstrak daun kelor yang disintesis dengan nanopartikel perak untuk melawan bakteri MRSA. Ia berhasil meraih silver award.
 
“Lalu saya ditawari lomba lagi untuk mewakili Indonesia di luar negeri. Waktu itu ada banyak pilihan, cuma kalau di Taiwan yang dari Indonesia belum pernah menang dan penilaiannya sangat ketat. Akhirnya saya tertantang untuk mengikutinya,” ucap Nathania pada Basra, Senin (13/3).
 
Remaja kelahiran Surabaya ini menuturkan, untuk mengikuti kompetisi TISF 2023, ia mengembangkan baju antibakteri untuk melawan bakteri MRSA.
 
Nathania mengungkapkan, jika bakteri ini sangat berbahaya karena resisten terhadap antibiotik dan kemungkinan bisa menjadi silent pandemic, hingga menyebabkan kematian.
 
“Kebetulan papa seorang dokter saraf. Papa ngasih tahu, kalau di ICU banyak orang kena MRSA dan mereka jarang bisa tertolong karena pengobatannya sangat mahal,” ungkapnya.
 
Berangkat dari permasalahan itu, Nathania kemudian mencoba membuat baju antibakteri berbasis ekstrak kelor yang disintesis dengan nanopartikel perak untuk melawan MRSA.
 
Menurutnya, baju antibakteri ini dibuat bukan hanya untuk tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit, tetapi juga untuk pasien yang dirawat agar tidak terinfeksi MRSA.
 
“Dari masalah yang ditimbulkan menurut saya membutuhkan alternatif untuk memecahkan masalah ini. Saya berpikir kenapa tidak membuat alternatif yang simpel, konvensional, dan memiliki kearifan lokal. Saya mencari-mencari informasi dan saya menemukan jika nanopartikel perak terbukti memiliki antibiotik dan antimikroba, namun belum banyak dieksplor,” jelasnya remaja kelahiran 10 November 2004 ini.
 
“Sementara untuk daun kelor, mereka mempunyai aktivitas antibiotik untuk MRSA. Saat saya elaborasikan ide ini melalui eksperimen yang saya lakukan, saya dapat membuktikan bawa daun kelor dan nao partikel ini berhasil menghambat bakteri MRSA dan membunuhnya,” tambahnya.
 
Nathania mengaku, ia hanya mempunyai waktu sekitar satu bulan untuk mengikuti kompetisi internasional tersebut. Bahkan, ia juga harus bolak-bolak Surabaya-Malang untuk melakukan penelitian.
 
“Kurang dari sebulan persiapannya. Ini jadi salah satu kendala saya. Apalagi untuk melakukan penelitian saya harus bolak-balik Surabaya-Malang. Karena mikrospkopnya cuma ada di Universitas Negeri Malang. Saya sempat pesimis, namun saya sangat ingin menjadi dokter. Jadi salah satu cara untuk mewujudkan keinginan saya, dengan mengikutinya,” ucapnya.
 
Dengan waktu yang cukup singkat, selain melakukan penelitian dengan matang, siswi kelas XII SMA ini juga harus membuat video presentasi dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara lomba dan mengumpulkan paper sebelum berangkat ke Taiwan. “Ketika di sana (Taiwan) kita pasang poster dan presentasi ke juri dan publik. Seperti workshop,” kata Nathania.
 
Nathania mengaku senang, bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional dengan prestasi yang ia raih. Bahkan ia juga berharap, akan lebih banyak anak Indonesia yang berprestasi di kancah Internasional lainnya.
 
“Tentunya ini membuat saya lebih termotivasi kalau ini hanya awalnya saja. Dan di masa depan saya bisa melakukan hal-hal yang lebih lagi. Saya juga ingin memberi teman-teman semangat. Saya ingin banget anak-anak Indonesia mewakili Indonesia di ranah internasional, kalau negara kita pantas bersanding dengan mereka. Jadi kalau kita punya interest pada suatu hal, selama hal itu baik enggak usah takut untuk mencoba,” pungkasnya.