Bergabung dalam Unit Kerja Presiden, Wakil Rektor 1 UM Kaji Pancasila

Bergabung dalam Unit Kerja Presiden, Wakil Rektor 1 UM Kaji Pancasila, Malang Post 4 Juli 2017....docx

Bergabung dalam Unit Kerja Presiden, Wakil Rektor 1 UM Kaji Pancasila, Malang Post 4 Juli 2017.

Download Malang Post 4 Juli 2017

MALANG-Universitas Negeri Malang (UM) banyak memiliki sumber daya manusia (SDM) unggul. Tak heran, sejumlah dosennya dipercaya membantu pemerintahan Jokowi. Setelah Mendikbud Muhadjir EfFendy yang juga dosen UM, kali ini wakil Rektor 1 Prof. Dr. Haryono, M.Pd memenuhi panggilan pelantikan. la menjadi salah satu tint Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Haryono ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang ia terimanya pada tanggal 16 Juni lalu.

Sebelum berangkat, Haryono memberikan sedikit gambaran tentang togas yang akan diembannya nanti, Kerja kerja UKP-PIP, lanjutnya, dilakukan untuk membumikan nilai-nilai Pancasila. Yang lebih berorientasi kepada carabaru belajar Pancasila itu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Pendidikan Pancasila akan’ menjadimata pelajaran wajib, bukan pilihan atau pelengkap.

Sebagai seorang akademisi, Haryono mengaku mempunyai tanggung jawab besar atas tugasnya ini. Karena, ia ingin memberikan sesuatu yang maksimal dan terbaik kepada dunia pendidikan di Indonesia.

Guru besar pendidikan sejarah ini membeberkan, nantinya akan ada tugas utama yang akan dilakukan, yakni mengkaji, baik materi ataupun strategi pembelajaran tentang pancasila dengan pembelajaran yang lainnya. Contoh konkrit yang dekat dengan keseharian, adalah tentang pelajaran agama, yang diharamkan mengucapkan selamat kepada agama lain.

Sedangkan untuk pelajaran pancasila diajarkan untuk menghargai perbedaan agama. “Ya inilah nanti yang harus kita luruskan. Nantinya, kami akan mengkaji lagi, diantara banyak pelajaran agar mempunyai sinkronisasi keduanya,” ungkap dia.

Selain itu, nanti program yang akan dilakukan adalah dengan melakukan praktik kehidupan di masyarakat yang bisa dijadikan teladan. Ia mengatakan, pola tidak seperti dulu. tidak membedakan ras etnik nilai gotong royong. ’‘Sekarang kami harus bisa menerapkan ideologilah yang bekeija. Tidak sekadar hafal pancasila tapi siswa juga harus mengamalkan,” bebernya. Sebagai akademisi dan tokoh pendidikan ia harus bisa membantu hingga tujuan timnya ini tercapai.

Untuk pelantikan yang dilaksanakan besok, (5/7), Haryono masih belum bisa banyak berkomentar. la akan berkomentar lebih lanjut nantinya setelah pelantikan dilaksanakan. “Karena ini jabatan politis, jadi saya masih belum bisa mengungkapkan perasaan
saya. Nanti sajajika pelantikan sudah benar-benar dilaksanakan,” pungkasnya.(sin/od)

Leave a Reply

Your email address will not be published.