Awal 2020, Universitas Negeri Malang kembali kukuhkan dua guru besarnya

Selasa, 18 Februari 2020 – 08:28 WIB | Penulis : Andi Juandi | Editor : Dewi Rusiana

Elshinta.com – Universitas Negeri Malang (UM) kembali mengukuhkan dua guru besarnya, masing-masing Prof. Dr. Sri Rachmajanti, Dip.TESL., M.Pd Guru besar bidang Ilmu Pendidikan Bahasa (dan sasra) Inggris Fakultas Sastra dan Prof. Dr. Hadi Suwono,M,Si Guru besar Bidang Pendidikan Biologi FMIPA.

“Saya akan menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul `Membaca Kritis dengan Strategis Lingkar Koperasi bagi Siswa Sekolah Dasar dalam Konteks CLIL`,” ungkap Sri Rachmajanti.

Ditambahkan Sri Rachmajanti, judul pidato terinspirasi oleh pengalamannya sendiri.

Awal 2020, Universitas Negeri Malang kembali kukuhkan dua guru besarnya

Sumber Foto: https://bit.ly/32aPprS

“Selama berkecimpung cukup lama (sejak tahun 2007 sampai sekarang) dalam mengelola sekolah laboratorium Universitas Negeri Malang, utamanya kelas-kelas yang mengimplementasikan kurikulum ganda, yaitu sinergi kurikulum nasional dan kurikulum internasional untuk mata pelajaran English, Mathematics dan Science, serta memanfaatkan pendekatan pembelajaran bahasa Inggris melalui mata pelajaran konten atau yang lebih lazim disebut pembelajaran lintas kurikulum (Content Language Integrated Learning, disingkat CLIL),” ungkap dia, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, El-Aris, Selasa (18/2).

Ditambahkannya, hasil survei Organisasi Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (Organization for Economic Cooperation and Development/ OECD) dalam Program Asesmen bagi Siswa Internasional terbukti bahwa secara global peserta didik SMP Indonesia masih tinggi.

“Indonesia menempati rangking 74 dari 79 negara yang mengikuti ajang kompetisi tersebut, dan memperoleh nilai 371 untuk kompetensi membaca (Nilai OECD 487) pada tahun 2018 (PISA, 2019). Dengan kata lain, pengembangan literasi generasi muda Indonesia tergolong rendah di lingkungan dunia internasional,“ jelasnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Hadi Suwono,M,Si mengatakan, rekonstruksi kurikulum pendidikan biologi di sekolah dan perguruan tinggi perlu dilakukan dengan berlandaskan pada konsep pendidikan kritis, yaitu pendidikan biologi yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan dan kebermanfaatan.

“Pembelajaran biologi di sekolah hendaknya mengupayakan  siswa mengalami secara langsung dalam beragam kegiatan, melalui pencarian/penemuan dan eksperimentasi, berbasis pada konten dan isu terkini, dan dilakukan secara kolaboratif dan kooperatif,” ungkapnya, seraya mengatakan, apalagi tantangan kedepan bagi dunia pendidikan biologi termasuk guru dan sekolah tidaklah mudah.

“Tantangan guru dan sekolah saat ini adalah menyelaraskan pembelajaran dengan kebutuhan para pebelajar abad 21. Siswa abad 21 cenderung tertarik dengan apa yang ada di sekitar mereka, misalnya isu, aktivitas, pekerjaan, teknologi, dan kebutuhan sehari-hari. Siswa lebih termotivasi untuk mempelajari konsep dan keterampilan baru yang relevan dengan  kehidupan mereka di luar dunia akademis,” ujarnya.

Menurut dia, pendidikan calon guru biologi diharapkan menghasilkan lulusan yang berjiwa Pancasila, memiliki kemampuan mendidik dengan prinsip asah-asih-asuh, mampu menerapkan penguasaan pengetahuan biologi dan pendidikan biologi dalam mengelola pembelajaran biologi sesuai dengan tuntutan abad ini, mampu mengelola laboratorium sekolah dan sumber belajar lainnya.

“Memiliki kemampuan memecahkan masalah pendidikan biologi melalui riset dan tindakan praktis, memiliki entrepreneurship, serta menjadi pebelajar sepanjang hayat,” tandasnya. 

Sumber dari: https://elshinta.com/news/199924/2020/02/18/awal-2020-universitas-negeri-malang-kembali-kukuhkan-dua-guru-besarnya

Leave a Reply

Your email address will not be published.