17 Mahasiswa ini Dapat Beasiswa Belajar Bahasa Mandirin di China, Ini Syarat Ketat yang Diujikan
Proses seremonial pelepasan mahasiswa yang dapat beasiswa belajar Bahasa Mandarin ke China, di Universitas Negeri Malang (UM), Rabu (23/8/2017).
TRIBUN JATIM.COM, MALANG – Aisyah Asa Putri bersama 16 mahasiswa lainnya berkumpul di Pusat Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang (UM), Rabu (23/8/2017).
Mereka sedang mengikuti seremonial pelepasan mereka sebelum berangkat ke China.
17 mahasiswa dari UM, Universitas Brawijaya (UB), dan Semarang itu terpilih untuk menjalani 1 semester perkuliahan di Universitas Guangxi Normal China dengan beasiswa penuh.
Di sana nanti belajar bahasa dan budaya, serta menjadi penilaian kami untuk 1 semester perkuliahan,” jelas mahasiswi semester 5 itu pada Suryamalang.com.
Tidak mudah untuk terpilih menjadi penerima beasiswa belajar di China.
Mereka harus memiliki skor HSK, yaitu TOEFL untuk bahasa Mandarin minimal 600, tes bicara, serta tes berkomunikasi berupa wawancara dengan pihak Guangxi Normal University melalui video call.
“Karena di China nanti kami benar-benar total menggunakan bahasa Mandarin, sehingga ada tes untuk memastikan kami bisa berkomunikasi dengan baik,” tuturnya.
Aisyah mengaku mempersiapkan mental untuk menghadapi budaya dan cara hidup di China .
“Menyiapkan mental karena budayanya sangat berbeda dengan Indonesia. Saya sendiri juga belum tahu bagaimana pendapat warga sana tentang wanita muslim yang berhijab,” ungkap dia.
Namun, ia sangat antusias untuk belajar dengan sungguh-sungguh karena prospek kerja orang yang menguasai bahasa Mandarin saat ini cukup besar.
“Perusahaan Tiongkok mendominasi perekonomian di Asia. Atau jika mereka merambah dan bekerja di Indonesia, kami bisa menjadi penerjemah. Prospeknya besar karena saat ini masih jarang yang menguasai bahasa Mandarin,” tegasnya. (Surya/Neneng Uswatun Hasanah)
