UM Gelar 1st International Symposium Indonesia-Malaysia Research Consortium

 

MALANG KOTA – Hubungan Universitas Negeri Malang (UM) dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) semakin erat dengan 1st International Symposium Indonesia ­ Malaysia Research Consortium (IMRC). Konsorsium antar keduanya digelar di Lantai 9 gedung A19 UM, Jumat (9/9). Dalam acara tersebut UM dan UTM menampilkan luaran hasil riset penelitian IMRC bidang Sosial Humaniora yaitu tari Zapin. Sedangkan luaran lainnya ditampilkan di pameran IMRC, lantai dasar gedung A19 UM.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UM, Prof Dr Markus Diantoro MSi menuturkan ada sebanyak 10 peneliti dari UM dan 10 peneliti lagi dari UTM. Riset tersebut terbagi menjadi 5 kluster. Namun yang sudah diimplementasikan di UM sendiri ada dua kluster yaitu STEM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) dan Socio­Humaniora. “Kalau di UM dua­duanya jalan. Tahun kedua Soshum. Tahun ketiga STEM,”kata dia.

KOLABORASI: Rektor UTM Prof Datuk Dr Ahmad Fauzi bin Ismail (tiga dari kiri) beserta dosen peneliti UTM disambut baik oleh UM, di IMRC, Jumat (9/9). (Rofia Ismania/Radar Malang)

Prof Markus mengungkapkan, penelitian tersebut harus memprioritaskan kesiapan teknologi. Minimal teknologi yang berbasis terapan bukan dasar, artinya penelitian harus berbasis produk dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Kalau terapan harus ada produk. Produknya sudah bisa di komersialisasikan, kita tidak menerima yang dasar. Harapannya kalau bisa dirasakan dan bisa dicoba oleh masyarakat manfaatnya,”kata Prof Markus.

Dia berharap, kedepannya banyak PT yang bergabung dalam IMRC. Sebab saat ini masih ada tiga PT yang bergabung yaitu Universitas Negeri Padang (UNP), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Airlangga (Unair). Kedepannya, Dia juga akan menggandeng 16 PT yang tergabung dalam Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).

Sementara itu dalam sambutannya, Rektor UM Prof Dr AH Rofi’uddin MPd mengatakan bahwa selain yang serius, yang tidak terlalu serius pun juga penting untuk diperhatikan. Contohnya dalam penelitian di bidang sosial humaniora. Sehingga dia menekankan penelitian tentang tarian, budaya dan bermasyarakat harus dilakukan. Tak hanya penelitian saja yang dilakukan, namun juga kolaborasi riset harus ditingkatkan.

“Tentu bidang sains dan teknologi tidak bisa kita tinggalkan. Tapi saya selalu tekankan bahwa ingat ada sisi yg diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat yaitu sosial humaniora. Ini kebutuhan yang harus kita jawab,”ujarnya.

Prof Rofi’uddin juga menuturkan bahwa LPPM punya peran ganda. Selain sebagai lembaga penelitian juga sebagai lembaga pengabdian. Melalui IMRC ini menjadi titik awal untuk membangun keduanya. Agar kedepannya UM dapat memberikan yang terbaik untuk masyarakat melalui karya.

“Dulu keduanya terpisah, sekarang menjadi satu kesatuan. Sehingga selain penelitian paran dosen harus melakukan pengabdian,”kata dia.

Rektor UTM Prof Datuk Dr Ahmad menambahkan bahwa pihaknya turut menyampaikan rasa terimakasih kepada UM. Sebab telah dilibatkan dalam riset kolaborasi bersama sivitas akademika UM. Dia berharap ini mampu menjadi katalisme dalam aktivitas IMRC kedepannya.

“Kita tidak mau kompaknya saja tapi kosong isinya. Kita ingin biarpun sedikit tapi berisi dan menyumbang manfaat pada masyarakat. Saya percaya IMRC akan menjadi sesuatu yang berdampak dan menjadi wadah fasilitas kita untuk berbagi,” paparnya saat sambutan. (rof)

Sumber|https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/kota-malang/12/09/2022/um-gelar-1st-international-symposium-indonesia-malaysia-research-consortium/