TINGKATKAN KUAUTAS JURUSAN BK DI SELURUH INDONESIA

TINGKATKAN KUAUTAS JURUSAN BK DI SELURUH INDONESIA , Malang Post 7 agustus 2017

TINGKATKAN KUAUTAS JURUSAN BK DI SELURUH INDONESIA , Malang Post 7 agustus 2017

Download Malang Post 7 agustus 2017

Wajib GunakanWaiib Gunakan Kurikulum Berbasis KKNI

MALANG – Seminar dan Lokakarya Nasional Revitaiisasi Laboratorium dan Jurnal Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum Bimbingan dan Konseling berbasis KKNI yang diselenggarakan oleh Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan UM, 4 – 6 Agustus lalu, menghasilkan kesepakatan berupa MOU program studi BK se-lndonesia. Dalam MOU tersebut, tercantum beberapa hal yang menjadi isu penting terkait dengan pengembangan profesi BKdi Indonesia, yakni pengembangan kurikulum berbasis KKNI, laboratorium yang sesuai standart, dan jurnal ilmiah terakreditasi.

Ketua Pelaksana, Dra Elia Flurentin M.Pd mengungkapkan, penyelarasan kurikulum ini agar program studi BK di seluruh Indonesia memiliki standart pembelajaran yang sama. Kurikulum yang digunakan yakni harus berbasis KKNI dengan disertai standart capaian pembelajaran. “Capaian pembelajarannya inilah yang kemudian dibahas, misalnya untuk mata kuliah assessment test, harus ada teori dan praktek. Capaian pembelajaran inilah yang pasti harus dipenuhi,”,bebernya.

Sebagai pemberi layanan dan tataran lerabaga penghasil konselor, mahasiswa harus dibekali dengan berbagai macam pengetahuan, sikap dan pengalaman sehingga untuk menjadi kosenlor, Dan untuk mengemas ke arah tersebut, diperlukan laboratorium sebagai tempat mahasiswa melalukan studi praktek.

“Ada beberapa ketentuan laboratorium, secara gambaran fisiknya yakni sebuah ruangan dengan dinding kaca cermin yang memungkinkan mahasiswa untuk observasi, ber-AC, dan ruangan harus kedap suara namun dilengkapi dengan aricrofon agar dosen yang berada di ruangan berbeda dapat mendengar proses konseling mahasiswanya. Jadi intinya adalah bagaimana persoalan sarana prasarana, pendanan dan pengelolaannya,” urai Elia.

Selain laboratorium, jurnal penelitian menjadi masalah sendiri yang harus dipecahkan dan bersifat mendesak. Elia juga menegaskan bila berkembangan program studi harus diikuti dengan perkembangan penulisan jumal. Namun, jurnal yang ditulis tak boleh hanya sekedar jurnal tetapi memenuhi kaidah penulisan jurnal nasional. bahkan internasional.

“Jurnal ini kan perluasan hasil penelitian agar bisa dibaca banyak orang, jadi harus ada standartnya. Dan dengan MOU ini. para peserta dituntut bagaimana mendorong penelitian dosen dan mahasiswa tertuang dalam wadah jumal yang bisa menjadi sumber informasi bagi banyak orang,” urai Elia.

Meialui workshop dan lokakarya ini, maka ke depan program studi BK peserta perjanjian akan terns menguatkan komunikasj secara terus menerus sehingga standarisasi ketiga hal tersebut, dapat segeradilakukan. (mg!9/adv/nda)

MALANG – Jurusan Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang (BK FTPUM) mengadakan Seminar dan Lokakarya nasional (Semiloka) dengan tema Revitalisasi Laboratorium dan Jurnal Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum Bimbingan dan Konseling Berbasis (KKNI). Semiloka yang digelar di Hotel Atria, 4-6 Agustus ini, diikuti oleh 200 peserta dari 74 Perguruan tinggi se Indonesia.

Ketua Jurusan BK FIP UM, Dr Adi Atmoko MSi mengatakan, semiloka ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas jurusan atau program studi BK di seluruh Indonesia. Kualitas yang dimaksud bukan hanya Sumber Daya Manusianya, namun juga kualitas program-program di dalamnya,

Adi menyebutkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas dari program BK. Pertama adalah laboratorium. Menurut Adi, kualitas laboratorium ini perlu lebih ditingkatkan. Untuk menggenjot kualitas laboratorium BK salah satunya dengan meningkatkan daya gunanya. “Selama ini sudah baik, namun memang masih perlu difungsikan lagi, terlebih untuk program tridarma pendidikan tinggi,” jelas dia.

Faktor kedua adalah peningkatan publikasi ilmiah, “Publikasi ilmiah ini penting, untuk mengetahui kualitas ukuran suatu program studi. Semakin banyak karya yang terpublikasi dan terindeks, akan menunjukkan kualitas para SDM-nya,” terang dia.

Yang tak kalah pentingnya, untuk meningkatkan kualitas adalah adanya standarisasi hingga konsentrasi yang harus dimaksimatkan dan menjadi tuntutan. “Agar keberlangsungan BK diakui. Standarisasi akreditasi Prodi dan data BAN PT sangatiah diperlukan. Dari jumlah prodi BK 184, hanya 10 person akreditasi A, sebanyak 40 person akreditasi B, dan sisanya akreditasi C. Itu masih kurang menunjukkan standar kualitas maksilmal prodi BK,” kata dia.

Sementara itu, Dekan FIP, Prof Bambang Wiyono, M.Pd mengatakan, adanya standarisasi ini membutuhkan kerjasama seluruh elemen SDM yang berada di lingkungan ini. Kerjasama dan sinergitas ini diperlukan untuk segera menyetarakan standarisasi jurusan BK, agar seluruhnya bisa memeroleh akreditasi A.

“Untuk diakui seluruh masyarakat keberadaannya. Standarisasi BK untuk mendapatkan akreditasi A memang sangat dibutuhkan. Itu agar keberadaan BK terlaksana,” pungkasnya.

Dalam Semiloka ini juga dilakukan MOU, antara Jurusan Psikologi UM, dengan perguruan tinggi yang hadir untuk berkomitmen meningkatkan kualitas jurusan BK dengan cara-cara yang sudah dipelajari dan disepakati bersama. (sin/adv/nda)

Leave a Reply

Your email address will not be published.