Satu Liter Etanol Mampu Tempuh 543 Km

Prestasi membanggakan diukir tim mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) di kancah nasional. Berkat inovasinya membuat mobil hemat energi berbahan etanol, tim UM juara pada ajang Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) di Universitas Negeri Padang pada 27 November lalu. Seperti apa?

MIFTAHUL HUDA

Sepintas, mobil karya mahasiswa UM seperti mobil mainan. Bodinya kecil. Tinggi tak lebih dari 50 cm. Panjangnya sekitar 1 meter. Lebar kira-kira 50 cm. Saat mesin dihidupkan, suaranya pun kecil. Nyaris tak terdengar. Jalannya juga pelan. Itulah gambaran mobil jenis Urban Concept yang diberi nama Akasa. Ada pula karya mahasiswa UM berupa prototipe kendaraan roda dua yang diberi nama Jenggolo. Mobil roda empat itu kemarin sempat dipakai dekat bengkel Fakultas Teknik UM. Sementara mahasiswa lain tampak sibuk merapikan segala perkakas bengkel. Rupanya mobil tersebut sedang disempurnakan.

Ya, mobil bernama Jenggolo itulah yang merebut juara I di Padang. Sedangkan kendaraan yang dinamai Akasa merebut peringkat II.  ”Kami bawa dua tim yang terdiri dari 14 mahasiswa Teknik Mesin UM. Alhamdulillah, kedua tim dapat memboyong juara untuk jenis prototipe kami dapat peringkat I dan yang jenis Urban Concept kami dapat peringkat kedua,” kata Direktur Project Yokik Setiawan.

Mahasiswa semester XII Fakultas Teknik UM ini menjelaskan, dia dan timnya memulai riset sejak tiga tahun yang lalu. Atau tepatnya pada awal 2016. Dia bersama tim ingin menciptakan sebuah kendaraan yang benar-benar hemat bahan bakar. Maka dia mencoba menggunakan bahan bakar etanol. Setelah berkali-kali diujicobakan, ternyata hasilnya memuaskan. Hanya dengan 1 liter etanol ternyata kendaraan yang mereka ciptakan mampu menempuh jarak 543 kilometer. Karena itu, begitu ada Kontes Mobil Hemat Energi, karyanya diikutkan.

Total ada 71 tim dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia ikut di ajang tersebut. Dan tim dewan juri akhirnya memilih karya mahasiswa UM menjadi juara I untuk kendaraan jenis Urban Concept dan juara II untuk prototipe kendaraan roda dua. ”Untuk yang jenis prototipe, saya riset bersama 30 teman selama 3 tahun. Sementara yang jenis Urban Concept hanya riset dua tahun,” imbuh pria yang juga mengidolakan mantan Presiden RI B.J. Habibie itu.

Dalam melakukan riset, kegagalan demi kegagalan sering dia temui. Seakan tidak mau menyerah dengan kegagalan, alumnus SMK Negeri 1 Kademangan, Kota Blitar, ini terus melakukan evaluasi. Tercatat, dia sudah melakukan penggantian piston sebanyak empat kali. Dalam hal penilaian juri, kendaraan hemat energi kali ini yang paling dinilai ialah efisiensi bahan bakar. Sementara dalam efisiensi, peran piston sangat berpengaruh besar dalam hal tersebut.

”Kalau piston yang digunakan besar, permukaan gesek yang timbul juga akan tinggi dan itu mengakibatkan langkah kerja tidak efisien. Saya sempat mengganti piston berbahan keramik untuk meredam hawa panas, tapi tetap saja gagal,” jelasnya.

Perlu diketahui, dua mobil karya para mahasiswa teknik mesin dari berbagai angkatan ini menggunakan bahan bakar jenis etanol. Etanol adalah jenis utama dari alkohol yang ditemukan di minuman beralkohol, yang dihasilkan oleh fermentasi gula atau ragi. Jenis etanol yang digunakan adalah yang berkadar 95–96 persen dengan harga Rp 20 ribu per liter. Alasan mereka memilih kadar tersebut karena secara harga lebih terjangkau daripada kadar 99,9 persen yang berharga Rp 250 ribu–Rp 450 ribu per liter.

Agar bisa dikonsumsi kendaraan timnya, Yokik menjelaskan, perlu dilakukan modifikasi pada mesin terlebih dulu. Untuk jenis prototipe, agar dapat menempuh jarak 500 km dibutuhkan 1 liter etanol. Sedangkan jenis Urban Concept butuh 1 liter etanol untuk menempuh jarak 110 km. Dua kendaraan berkapasitas mesin 90 cc tersebut hanya dapat dikendarai satu orang dan mampu melaju dengan kecepatan maksimal 60 km per jam.

”Kami memang fokus ke bahan etanol. Itu bahan bakar terbarukan. Tapi, terlebih dulu kami upgrade di bagian mesinnya,” jelas Yokik. Secara pendanaan, Yokik menuturkan, timnya harus merogoh kocek hingga Rp 150 juta untuk menciptakan dua mobil hemat energi tersebut. ”Sampai Rp 150 juta, semua didukung pihak jurusan dan universitas,” bebernya.

Ke  depan, meski sedang mendalami riset, Yokik berharap mobil hemat karya timnya kelak mendapatkan hak paten sehingga dapat diproduksi secara masal. ”Hingga saat ini kami masih riset, ke depan harapannya bisa dapat hak paten. Sejauh ini pihak universitas sangat mendukung,” ungkapnya.

Ketika diuji di aspal kontes KMHE, kendaraan jenis prototipe yang diberi nama Jenggolo tersebut mampu menempuh jarak 543 km per liter etanol. Atas pertimbangan itulah, tim juri memberikan juara I kepada mereka.

”Alhamdulillah, ini prestasi kami yang kedua di ajang mobil hemat energi karena sebelumnya kami juga berhasil lolos dan ikut serta dalam Shell Eco Marathon yang digelar di Singapura 2017 lalu,” tutupnya.

Sumber dari: https://radarmalang.jawapos.com/satu-liter-etanol-mampu-tempuh-543-km/

Leave a Reply

Your email address will not be published.