Pemerintah Adopsi Jalur Tracking SMKN 4 Malang Koran Malang Post, 24 Mei 2016

Pemerintah Adopsi Jalur Tracking SMKN 4 Malang Koran Malang Post, 24 Mei 2016

Pemerintah Adopsi Jalur Tracking SMKN 4 Malang Koran Malang Post, 24 Mei 2016

MALANG – Pemerintah kian fokus menambah jumlah lulusan kompetensi melalui jalur SMK. Tak hanya janji peningkatan jumlah SMK saja, kualitas guru dan sistem pembelajaran juga terus diperbaharui. Kemarin, saat pembukaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK tingkat nasional di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anis Baswedan mengatakan akan menambah kerjasama dengan pihak industri dan menerapkan sistem jalur tracking, terinspirasi SMKN 4 Kota Malang.
Jalur tracking adalah metode pembelajaran yang menempatkan siswa belajar di dunia industri pada tahun kedua, setelah mendapat pemaparan teori dan praktikum di tahun pertama sekolah. Setelah bergelut di dunia industri selama satu tahun, siswa tersebut kembali ke sekolah untuk mendapatkan materi di tahun ke tiga hingga lulus sekolah.
“Seperti yang dilakukan SMKN 4 Kota Malang, dengan pendekatan itu begitu lulus siswa sudah ada yang menampung, karena sudah berinteraksi langsung dengan dunia industri selama satu tahun,” kata Anis.
Ia menambahkan, saat ini Indonesia membutuhkan lulusan kompetensi dalam jumlah besar. Bahkan tahun 2020 mendatang, pemerintah menargetkan minimal 70 persen seluruh wilayah di Indonesia memiliki lulusan SMK. “Bahkan ada di beberapa wilayah yang di atas 80 hingga 90 persen,” sambung mantan rektor Universitas Paramadina itu.
Kepala SMKN 4 Kota Malang, Drs. H. Wadib Su’udi, M.M mengatakan jalur tersebut memang menjadi program unggulan sekolah yang terletak di Jl. Tanimbar itu. Tujuannya adalah menciptakan lulusan yang mempunyai kepribadian sebagai pekerja keras.
“Karena anak-anak terbiasa ditempatkan di dunia industri, dengan karakter pekerja yang memiliki visi,” jelasnya. Sekaligus, jalur tersebut membiasakan siswa berpikir dan bertindak taktis selayaknya seseorang yang sudah bergelut dengan kerasnya persaingan dunia kerja. “Jadi mereka pelajar yang bersikap dan bertindak selayaknya profesional,” imbuhnya.
Saat ini, lanjut Anis, pemerintah telah membangun 341 SMK baru. Jumlah tersebut merupakan lompatan drastis, mengingat dalam kurun waktu satu tahun, SMK baru yang bermunculan hanya sebatas pada 20 hingga 25 bangunan baru.
Tak hanya bangunan, penambahan jumlah guru berkualitas juga mendapat perhatian penting agar semakin meningkat dari waktu ke waktu. “Tadi pagi (kemarin) di P4TK Malang ada pemberian workshop persiapan modul-modul untuk SMK dengan standard tinggi,” jelasnya.
Sehingga, harapan pemerintah adalah lulusan kompetensi siswa bukan hanya sekadar berkarya dalam batas nasional saja, melainkan hingga ke jenjang internasional. Imbas dari konsep tersebut, keterserapan dunia kerja juga tidak hanya berlaku di Indonesia, melainkan juga dalam ranah dunia.
Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf membeberkan jika pemerintah Jatim sedang berusaha menambah proporsi SMK yang semula hanya 60 persen meningkat menjadi 70 persen. “Kami sedang kerja keras untuk bisa menghadirkan SMK berkualitas,” tegasnya.
Wujud dari upaya tersebut, pemerintah Jatim telah bekerja sama dengan BNSP, badan sertifikasi dari Jerman dan Australia agar lulusan SMK di Jatim tidak hanya mendapat sertifikasi di tingkat nasional saja, melainkan hingga ranah internasional.(nia/han)

Leave a Reply

Your email address will not be published.