Mohammad Ervan, Mahasiswa UM Peraih Prestasi Catur Internasional

Dari Pos Ronda menuju Level Dunia

Di Indonesia, tak banyak pecatur yang menyandang gelar internasional FIDE Master. Bahkan, di Malang Raya ini, Mohammad Ervan mungkin menjadi satu-satunya. Usaha keras seperti apa yang dilalui Ervan untuk meraih itu?

Minggu-minggu ini jadi fase sibuk bagi Mohammad Ervan. Tak hanya wira-wiri menyiapkan Liga Catur Antar Klub di kawasan Jalan Veteran, Minggu lalu (5/7), Ervan juga tengah bersiap untuk mengikuti kejuaraan internasional.

Dalam waktu dekat, Ervan bakal membawa nama Indonesia pada ajang 15th Malaysian Chess Festival. Kejuaraan itu digelar di Malaysia, 17–27 Agustus mendatang. Ini adalah untuk kesekian kalinya, Ervan berkiprah di ajang internasional.

Namun, jauh sebelum menapaki level itu, Ervan mesti memulainya dari nol. Bakatnya terasah dari sebuah pos ronda di kampung halamannya, Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Kala itu, Ervan masih duduk di bangku kelas 1 SD. Pos ronda itu lokasinya tak jauh dari rumah. ”Awalnya saya sering lihat orang main catur saat ronda,” kata alumnus SDN 1 Karanganyar ini.

Jawa Pos Radar Malang 7 Agustus 2018

Jawa Pos Radar Malang 7 Agustus 2018

Ketertarikan itu pun muncul. Karena itu, ketika di rumah, Ervan minta diajari ayahnya, Suparjo. Tiap kali berlatih bersama, sang ayah biasa bermain tanpa formasi pion yang lengkap. Kadang tanpa menteri, atau tanpa benteng.
Ya, awalnya Ervan memang tidak diperhitungkan. Tapi justru itu yang membuatnya termotivasi.

Ervan kecil terus mengasah kemampuannya. Hingga akhirnya sang ayah mau tak mau harus menggunakan formasi pion lengkap.
Makin hari, Ervan kecil

Jawa Pos Radar Malang 7 Agustus 2018

Jawa Pos Radar Malang 7 Agustus 2018

makin menggilai catur. Dia begitu bersemangat ketika ada orang yang mengajaknya bermain catur.
Ervan masih ingat, dulu dia biasa bermain dengan tukang becak di pangkalan. ”Jadi, belum melepas seragam, saya sudah diajak main,” ungkapnya.

Biasanya, Ervan baru pulang ke rumah sore hari, setelah puas menantang orang yang kebanyakan usianya lebih tua darinya. Demi meningkatkan level permainnya, Ervan bergabung dengan Kuda Lari, klub catur di Kabupaten Probolinggo.

Menginjak kelas IV SD, Ervan mengikuti Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) 2003 di Pamekasan. ”Sebelum tahun 2003 itu, sebenarnya saya sudah ingin ikut kejuaraan. Tapi tidak ada penjaringan pecatur untuk kelas junior. Alhasil, saya harus ikut kelas senior,” ujar pemuda 26 tahun ini.

Pada event pertamanya itu, Ervan langsung menyabet medali emas. ”Begitu jadi juara Kejurprov, ayah bukan lawan saya lagi,” kelakar dia. Kiprahnya berlanjut ke jenjang lebih tinggi, Kejuaraan Nasional (Kejurnas). Mulai dari Kejurnas yang digelar di Surabaya, Karawang, Tarakan, hingga Batam.

Sadar bahwa tantangan di tingkat nasional lebih berat, Ervan berlatih lebih giat. Dia juga banyak belajar dari pecatur dunia Garry Kasparov dan Bobby Fischer melalui buku.

Kemudian, sejak 2008, dia mendapatkan kepercayaan untuk mewakili negara di ajang internasional. Termasuk SEA Games 2013. ”Pada Pelatnas Sea Games itulah, untuk kali pertama saya punya pelatih,” ujar dia. Hasilnya, Ervan meraih medali perak.

Di tahun yang sama, Ervan mendapatkan gelar FIDE Master. Ini merupakan gelar yang diberikan oleh federasi catur dunia, Federation Internationale des Echecs (FIDE).

Gelar ini satu tingkat di bawah master internasional. Sementara gelar tertinggi untuk pecatur adalah grand master.
Berdasarkan pemeringkatan FIDE, Ervan menempati urutan 12 dari 100 pecatur Indonesia. Rating Ervan 2.354. Sedangkan rating tertinggi diduduki Grand Master Susanto Megaranto (2.516).

Skala rating maksimal untuk pecatur adalah 3.000. ”Kalau yang benar-benar kuat ada yang bisa mencapai 3.000. Tapi saya rasa belum pernah ada yang mencapai itu,” tambah bungsu dari tiga bersaudara tersebut.

Pada kejuaraan di Malaysia, 17 Agustus mendatang, dia berharap bisa meraih titel master internasional, meningkatkan gelarnya dari sebelumnya yang merupakan FIDE Master. ”Saat ini, saya sudah mendapat dua norma tahun 2013 dan 2016, tinggal satu lagi,” terangnya.

Untuk diketahui, syarat untuk meningkatkan gelar adalah memiliki tiga norma gelar secara beruntun setelah mengalahkan master-master atau bahkan grand master lainnya.

”Sebab, jika performanya tidak stabil, maka seseorang itu tidak berhak mendapat gelar tersebut,” terang pemuda kelahiran 15 Mei 1992 itu.

Untuk diketahui, tim Jawa Timur akan mewakili Indonesia di ajang 15th Malaysian Chess Festival pada tanggal 17–27 Agustus mendatang. Ervan sendiri akan terjun pada nomor individu maupun kelompok. Mampukah Ervan meraih gelar juara? Kita tunggu saja.

Sumber dari: http://www.radarmalang.id/mohammad-ervan-mahasiswa-um-peraih-prestasi-catur-internasional/

Leave a Reply

Your email address will not be published.