Hiqua, Inoyasi Mahasiswa Permudah Anak Tuna Rungu Mengaji

Hiqua, Inoyasi Mahasiswa Permudah  Anak Tuna Rungu Mengaji , Malang Post 18 Juni 2017,,,

Hiqua, Inoyasi Mahasiswa Permudah Anak Tuna Rungu Mengaji , Malang Post 18 Juni 2017,,,

Download Malang Post 18 Juni 2017

BERAWAL dari anak-anak tuna rungu yang kesulitan mengaji secara konvcnsional. Muhammad Ilham Nurhakim lalu menciptakan perangkat pembelajaran Al-Qur’an bagi penyandang tuna runguberbasis speech recognition. Alat itu dinamakannya Hearing Impairment of Qur’an Application (Hiqua).

 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang (UM) ini terinspirasi menciptakan alat tersebut setelah melihat anak-anak tuna rungu belajar membaca Al-Qur’an secara konvcnsional. Anak-anak yang metniliki keterbatasan dalam pendengaran ini tampak kesusahan ketika dibimbing guru mengaji secara kovensional. Begitu pula gurunya harus meninggikan suaranya dan membacanya secara perlahan agar mudah dipahami siswanya penyandang disabilitas ini.

Dengan alat yang diciptakan pria 21 tahun itu, anak tuna rungu bisa mengaji dari telepon pintar tanpa bimbingan orang lain. Mereka tinggal mengunduh aplikasinya dan mendengarkan melalui headset. Perangkat semacam ini baru di Indonesia tetapi sebenarnya sudah lama ada di negara-negara maju.

“Berangkat dari keresahan saya melihat anak tuna rungu di YPAC, YPTB belajar mengaji masih konvensional pakai buku, papan tubs tanpa ada perubahan,” kata Ilham kepada Malang Post.

Melalui perangkat ini dari telepon pintar anak tuna rungu di instruksikan memakai visual tulisan. Ada tiga tahapan, mulai membaca hijaiyah, fashiqah dan juz amma. Melalui sistem perekaman suara, anak tuna rungu bisa mengetahui huruf yang dilafazkannya benar atau salah.

Selain itu, perangkat ini juga terkoneksi dengan youtube. la membuat sekitar delapan video yang diunggahnya ke youtube. Anak tuna rungu bisa menggunakannya memakai headset. Karena menurutnya tuna rungu itu ada beberapa tingkatan. Sebagian sebenarnya masih bisa mendengar tetapi dengan kemampuan rendah. Sementara bagi yang tuna rungu total bisa dipandu orang lain.

“Anak-anak tuna rungu bisa dapat hak belajar membaca AI-Qur’an digital, bisa belajar sendiri di rumah,” ucapnya.

Kini sudah banyak anak tuna rungu di Kota Malang yang menggunakan alat ini untuk mengaji. Dalam waktu dekat dia kembali akan meluncurkan perangkat serupa bernama Quraini. Perangkat ini akan menampilkan tampilan visual yang lebih banyak. (mgl/van)

Leave a Reply

Your email address will not be published.