Usai Dengarkan Musik, Murid Makin Konsentrasi Kerjakan Soal

Empat mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) mengharumkan Kota Malang di pentas World Invention and Technology Expo (Wintex) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 12 Oktober lalu.

Mereka meraih medali perak di ajang yang diikuti 236 tim dari 15 negara lewat temuan instrumen musik Monoural Beats. Seperti apa?

WASYI’UN NURCAHYO

Musik berdurasi sekitar 15 menit itu merupakan gabungan nada dan irama yang berulang. Selain itu, frekuensi yang digunakan pun di angka 8–12 Hz. Artinya, frekuensi itu berada dalam taraf seseorang rileks.

”Musiknya termasuk instrumental karena hanya berisi gabungan nada pada frekuensi 8–12 Hz saja dan tidak ada lagunya,” ujar Laila. Dari hasil riset dan uji coba yang dilakukan, musik tersebut mampu menjadi stimulus ataupun terapi yang efektif bagi penderita down syndrome.

Tim yang beranggotakan empat orang tersebut diketuai Laila Nur Alfiah (Biologi/FMIPA). Sedangkan tiga anggotanya adalah Intan Ayu Idha Wulandari (Biologi/FMIPA), Deni Ainur Rokhim (Kimia/FMIPA), dan Rahardian Dimas (Sastra Inggris/FS).

Kepada Jawa Pos Radar Malang, Laila menceritakan proses awal timnya menemukan musik untuk membantu penderita down syndrome dalam proses belajar tersebut. Menurut dia, riset didasari keprihatinan melihat anak-anak down syndrome yang kesulitan konsentrasi saat belajar.

Dari studi literatur yang dilakukan, mereka bertekad bersama timnya untuk mencari cara untuk membantu penderita down syndrome dalam meningkatkan proses belajar.

Mereka lantas memutuskan menggunakan media musik sebagai alat bantu konsentrasi. ”Untuk menemukan instrumen musik yang bisa memberi efek ketenangan tersebut, kami dibantu dosen pembimbing Prof Dr agr Mohamad Amin MSi yang memiliki teman yang sudah biasa membuat instrumen musik,” terangnya.

Hasilnya, terlihat adanya peningkatkan aspek kognitif dan psikomotorik penderita. Hal itu diketahui setelah adanya tahap pre-test dan post-test yang dilakukan, berupa soal di satu lembar kertas gambar berukuran A3.

”Kami uji coba lewat tes memuat garis dan juga mencocokkan benda dengan pertayaan,” tambahnya. Dia bersama tim melakukan uji coba di dua sekolah. Yakni, di SDLB Kedungkandang dan SMPLB Autis UM.

Dari uji coba tersebut, sebelum diperdengarkan musik Monoural Beats atau musik yang berada di frekuensi 8–12 Hz, rata-rata siswa masih mengalami kesulitan menjawab pertanyaan. Setelah diperdengarkan musik lewat speaker  di ruangan kelas, hasilnya mereka lebih rileks dan bisa berkonsentrasi menjawab pertanyaan yang diberikan.

”Musik Monoural Beats ini merupakan instrumen musik yang akan memberi efek tenang bagi penderita down syndrome. Musiknya pun berbeda dari musik pada umumnya. Letak perbedaannya adalah pada frekuensi yang digunakan,” jelas mahasiswi semester 7 ini.

Mereka pun percaya diri mendaftarkan kreasinya tersebut di ajang Wintex 2019 yang digelar Innovation Promotion Association (Innopa).

Ajang bergengsi yang berlangsung pertengahan Oktober di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) itu diikuti 236 finalis dari 15 negara. Hasilnya, tim juri terkesan dengan temuan mereka dan mengganjarnya dengan medali perak.

Intan Ayu Idha Wulandari, anggota tim lainnya menambahkan, musik yang mereka ciptakan sekaligus dapat menjadi terapi. Bahkan, para orang tua penderita down syndrome antusias dengan terapi yang mereka lakukan.

”Banyak orang tua dan guru meminta kita untuk rutin mengadakan terapi musik bagi anak-anaknya agar dapat lebih fokus dalam belajar,” terangnya. Bahkan, ada orang tua yang bersemangat meminta file musiknya. Hanya saja hal itu belum bisa dipenuhi karena musiknya masih akan dikembangkan lagi dan belum dipatenkan.

Ke depan, rencananya Laila dan tim akan mengembangkan instrumen musik ini menjadi beberapa variasi agar tidak membosankan. Saat ini, Program Kreatif Mahasiswa (PKM) ini telah dibawa ke seminar-seminar internasional oleh dosennya, agar dapat mengetahui kekurangan musik tersebut, sebelum nantinya dipatenkan.

”Yang jelas untuk mematenkan penemuan ini, kita telah mengirim proposal kepada Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang (LP3UM) untuk ditindaklanjuti terlebih dahulu,” ungkapnya.

Sumber dari: https://radarmalang.id/usai-dengarkan-musik-murid-makin-konsentrasi-kerjakan-soal/

Leave a Reply

Your email address will not be published.