“Kami mulai menggunakannya pada tahun ini,” jelas Drs I Wayan Dasna MSi PhD, Wakil Rektor IV UM kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (25/3/2018).

Alasan memakainya karena SBMPTN sudah secara nasional.

SURYAMALANG.COM/Neneng Uswatun Hasanah// I Wayan Dasna

Jadi tidak perlu membuat soal lagi sendiri.

Calon mahasiswa yang ingin memanfaatkan jalur mandiri harus ikut SBMPTN dulu.

Tidak bisa langsung ikut jalur mandiri.

Pendaftaran jalur mandiri UM digelar pada 21 Juni 2018 sampai 10 Juli 2018.

Proses seleksinya pada 11-17 Juli 2018.

Pengumuman pada 18 Juli 2018, dan regiatrasi online pada 18-24 Juli 2018.

Regulasi pemanfaatan nilai SBMPTN untuk seleksi jalur mandiri sudah diumumkam pada 20 Maret 2018.

Sesuai aturan, peserta seleksi mandiri memilih dua program studi (prodi) yang sesuai dengan kelompok ujian.

Pilihan prodi yang mensyaratkan uji keterampilan hanya dapat diikuti calon mahasiswa yang mengambil prodi sejenis di SBMPTN.

Pilihan prodi yang tidak mempersyaratkan uji keterampilan dapat dipilih semua oleh peserta.

Makanya peserta harus menggunggah kartu peserta SBMPTN saat mendaftar.

Dalam pengumuman itu juga disertakan biaya Sumbangan Pemeliharaan Sarana Akademik (SPSA) yang dibayar sekali dan besaran Uang Kuliah Semester (UKS).

Biaya SPSA tertinggi sebesar Rp 25 juta di prodi seperti S1 Manajemen, Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan, Pendidikan Matematika, dan Matematika.

Sedangkan SPSA paling rendah sebesar Rp 10 juta antara lain di prodi Pendidikan Bahasa Arab, Bahasa Jerman, dan Bahasa Mandarin.

Kisaran SPSA antara Rp 10 juta sampai Rp 25 juta.

SPSA hanya dibayarkan sekali selama kuliah.

Sedangkan UKS antara Rp 5,2 juta sampai Rp 6,7 juta.

Sementara itu, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim, Prof Dr Abdul Haris belum memutuskan pemakaian nilai SBMPTN 2018 untuk ikut jalur mandiri.

“Seharusnya seperti itu. Tapi, saya akan sampaikan ke panitia besok,” jelas Haris.