UM Pikir-Pikir, UIN Tolak Dosen Impor

Download Jawa Pos Radar Malang 22 April 2018

Menganggap Kebutuhannya Masih Kurang Mendesak

MALANG KOTA – Wacana pemerintah pusat mendatangkan 200 dosen asing tampak nya membuat perguruan tinggi negeri (PTN) di Kota Malang berhati-hati. Para rektor tidak mempersoalkan kebijakan ini.
Hanya, mereka masih pikir-pikir jika dosen asing harus masuk ke kampnsnya.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal (Dirjen) Somber DayaIptek Kementerian Riset Teloiologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) Prof AliGhufron Mukti mengabarkan,pemerintah menyiapkan dana sekitar Rp 200 miliar untuk “mengimpor” 200 dosen asing itu. Dana tersebut meliputi biaya akomodasi, gaji dosen asing, dan Iain-lain.
Untuk satu dosen asing, pemerintah menggajinya hinggaUSD 5.000 atau Rp 65 juta (kursUSD 1 Rp 13ribu).

UM Pikir-Pikir, UIN Tolak Dosen Impor, Jawa Pos Radar Malang 22 April 2018

UM Pikir-Pikir, UIN Tolak Dosen Impor, Jawa Pos Radar Malang 22 April 2018

Namun, menurut Ghufron,kebijakan ini kembali lagi ke masing-masing perguruan tinggi yang menawarkan dosen
asing di kampnsnya. Saat di hubungi, Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr AH Rofi’uddin MPd menyampaikan, kehadiran dosen asing memang tak perlu menimbulkan keresahari. ‘Ini bisa dijadikan tolok ukur dalam penyelenggaraan pendidikan,”ucapnya kemarin.

Tolok ukur yang dimaksud adalah melihat bidang keilmuan. Misalnya, mengukur teknologi dan riset antarnegara.
“Hadirnya dosen asing bukan basa-basi, namun itu perlu juga di dalam kampus,” ujarnya. Rofi’uddin, secara khusus mengatakan, bisa saja UM membutuhkan kehadiran dosen asing di kampnsnya. “Fakultas di UM ada delapan. Tidak bisa kami hadirkan semua dosen asing di setiap fakultas. Maka kami tinjau,” imbuhnya.

Peninjauan tersebut dilakukan untuk melihat program studi atau fakultas mana sajayang unggul. Tujuannya, selain
menguji kapasitas dosen asing,juga untuk menunjuk fakultas atau prodi mana yang layakjadi percontohan.

Saat disinggung SDM di perguruan tinggi di Malang, menurut dia, saat ini kualitasnya sudah jempolan, Banyak dosen perguruan tinggi di Kota Malang merupakan lulusan kampus asing terkemuka.”Yang belum kuat di perguran tinggi di Malang itu belajar pilot project-nya,” kata dia.

Mengenai anggapan hadimya dosen asing adalah pemborosan uang negara, Rofi’uddin menilai hal tersebut wajar. “Kehidupandi Amerika dan Rropa berbeda dengan di sini. USD 5.000 itu cukup. Misal gaji dibuat USD 1.000, tidak ada yang man,” jelasnya. Dia memahami kalau pengajar asing dibayar tinggi adalah suatu kewajaran, khususnya dosen dari universitas terbaik di luar dunia.

Sementara itu, Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr H Abdul Haris MAg menilai, meskipun perguruan tinggi bisa menawarkan proposal mendatangkan dosen asing, sepertinya pihaknya menunda dulu kehadiran tenaga pengajar dari luar negeri itu. Haris menjelaskan, kemampuan para dosen di UIN Maliki masih bisa menyamai kemampuan dosen asing.Malah, untuk ilmu sosial,Haris yakin tidak perlu dosen asing. “Mungkin, kalaupun ada kemampuan yang berbeda, itu di bidang teknologi atau kedokteran,” ujarnya.

Masalah pembiayaan hingga Rp 200 miliar, menurutnya, tindakan pemerintah itu harusnya perlu kehati-hatian. “Agar tidak dianggap menjadi pemborosan,Kalau arahnya ternyata jauh dari harapan, mending boat full beasiswa mahasiswa,”pungkasnya. (nr2/cl/riq)

Leave a Reply

Your email address will not be published.