Tanpa Sertifikat, Sarjana Akuntansi Terancam Tak Laku

Tanpa Sertifikat, Sarjana Akuntansi Terancam Tak Laku, Jawa Pos Radar Malang 24 Oktober 2017

Tanpa Sertifikat, Sarjana Akuntansi Terancam Tak Laku, Jawa Pos Radar Malang 24 Oktober 2017

Download Jawa Pos Radar Malang 24 Oktober 2017

Dari 5 Ribu Lulusan, Bam 40 Persen yang Bersertifikat

MALANG KOTA – Lulusan jurusan akuntansi yang telah bersertifikat ternyata jumlahnya masih jauh dari harapan. “Dari 5.000 lulusan akuntansi di Malang Raya, baru 40 persen yang sudah bersertifikat,” ungkap Ketua Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Komisariat Malang Raya Dr Fuji Handayati SE MM dalam Seminar Nasional Akuntansi yang diselenggarakan UM Sabtu lalu (21/10).

Padahal, sertifikasi itu perannya sangat penting bagi ferbukanya lapangan kerja yang lebih luas.

“Tidakcukup hanya andal, tapi harus ada pembuktiannya,” ungkap Fuji yang juga dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (UM) tersebut.

Dia menjelaskan, saat ini lulusan akuntansi mempunyai peluang profesi seperti teknisi akuntan,
akuntan, akuntan-jasa kantorjasa akuntansi (KJA), akuntan publik, dan penilai publik.

Terutama jika memang ingin menjadi akuntan publik, kompetensinya wajib dibuktikan lewat sertifikat. “Seorang akuntan harus terdaftar dan memperoleh izin dari Menteri Keuangan un-tuk memberikan jasa akuntansi kepada publik,” kata Puji.

Akuntan yang profesional seharusnya terdaftar dalam Register Negara Akuntan (RNA). RNA merupakan daftar yang memuat nomor dan nama orang yang telah lulus ujian sertifikasi profesi akuntansi yang diseleng¬ garakan asosiasi yang dibina Menteri Keuangan dan berhak disebut akuntan publik.

Dalam daftar RNA memuat semua warga negara Indonesia (WNI) yang lulus sertifikasi akuntansi, seperti Chartered Accountant (CA) oleh IAI, Certified Public Accountant (CPA) oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), dan CPMA oleh Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI). “Makanya, kami ingin agar lulusan jurusan akuntansi benar-benar berkompetensi dan mengabdi kepada masyarakat sesuai bidangnya,” kata Fuji. Sebab, gelar sarjana itu hanya menunjukkan level pen¬ didikan, belum memperlihatkan ahli dibidang yang mana. “Karena kalau tidak benar-benar dibekali, bisa tidak laku sarjana akuntasi itu nantinya,” imbuh dia.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang Drs H. Sutiaji ingin masyarakat agar tidak memandang sebelah mata profesi akuntan. “Selama ini seakan-akan profesi akuntan itu tidak ada korelasinya dengan pembangunan bangsa. Tapi, menurut saya, justru posisi ini yang strategis karena kan berbasis keuangan,” ungkap Sutiaji saat memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut.

Dia juga menyatakan, jika pelaporan yang tidak baik bisa berujung pada kerugian negara. Karena itu, hams disadarkan lagi pada lulusan akuntansi untuk menunjukkan keahliannya dengan memiliki sertifikat. (tab/c2/lid)

Leave a Reply

Your email address will not be published.