Polemik Kasus Dugaan Penculikan Aktivis Pers Kampus di Malang

4 Mei 2019 12:23 WIB

TUGUMALANG.ID – Pemeriksaan terhadap Ahmad Kevin Alfirdaus, aktivis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Siar Universitas Negeri Malang (UM), telah selesai. Jurnalis Tugumalang.id baru bisa menghubungi Kevin pada sekitar pukul 03.00 WIB, Sabtu (4/5).

Hanya saja, dia masih enggan memberikan keterangan secara detail. Namun, Kevin membenarkan bahwa dirinya diperiksa di Polres Malang Kota sejak Jumat malam (3/5). Lewan balasan pesan WhatsApp kepada jurnalis Tugumalang.id, Kevin mengatakan akan segera mengadakan konferensi pers tentang dirinya.

Kevin, mahasiswa UM yang diduga ditangkap akibat vandalisme. (foto dokumen).

Sementara itu, berdasarkan informasi yang berkembang pada pesan berantai media sosial, Aliansi Masyarakat Sipil Malang membeberkan kronologi penculikan Kevin oleh orang tak dikenal. Dalam rilis tersebut, diterangkan Kevin sedang menghadiri agenda diskusi terbuka yang dilaksanakan LPM DIANNS UB dengan tema Ekologi Bukti Luka Ibu Pertiwi pada pukul 19.00 WIB, Jumat (3/5).

Ia datang bersama Yesaya, kawannya. Namun, bukannya mengikuti acara tersebut Kevin malah dimasukkan ke dalam mobil hitam dan dibawa pergi. Hal ini disampaikan Yesaya kepada panitia.

Informasi yang berkembang, Kevin dituduh sebagai orang yang ikut mencoret dan mengotori Jembatan Kahuripan, yang ditetapkan sebagai cagar budaya di Kota Malang. Hal ini bukan tanpa sebab. Sebelumnya, beredar di Facebook dan sejumlah grup WhatsApp video tindakan anarkis massa mencoret-coret cagar budaya tersebut pada momentum Hari Buruh Internasional, Rabu (1/5).

Ketika ditanya soal rilis kronologi kasusnya, Kevin pun membenarkannya. “Benar, Mas,” jawabnya singkat.

Mendapatkan kabar ini, jurnalis Tugumalang.id berhasil mewawancarai Muhammad Asrofi AlKindi, sahabat Kevin. Akhirnya, Asrofi menerangkan bahwa dirinya dan Kevin justru melakukan pembersihan jembatan tersebut dengan inisiatif pribadi.

“Saya sama Kevin malah sudah membersihkan lokasi tapi sempat ditangkap Satpol PP,” ungkap Asrofi Jumat malam (3/5).

Muhammad Asrofi AlKindi, teman kevin. (Foto: Dok. Istimewa)

Ia menjelaskan bahwa upaya membersihkan cagar budaya itu mulanya berawal ketika Asrofi dan Kevin sedang berdiskusi dengan aktivis Komunitas Kalimetro, yakni Sofyan, Maryam, dan Rohmad, pada sekitar pukul 21.30 WIB, Rabu (1/5).

Dari obrolan tersebut, mereka menganggap bahwa tindakan vandalisme di Jembatan Kahuripan itu justru merusak esensi aksi May Day. Dari situ, mereka berinisiatif untuk menghapus coretan yang ada di tembok jembatan dengan bensin dan kain.

Sayangnya, ketika mereka mencoba membersihkan tembok jembatan tersebut sekitar pukul 23.00 WIB, dengan bensin dan kain, ternyata coretan tidak bisa hilang. Lalu, mereka menuju ke tempat kos Asrofi di Gading Kasri untuk mengambil cat putih dan pilox putih.

“Saya ajak Kevin ke kos buat ambil pilox warna putih,” terangnya.

Ketika kembali ke Jembatan Kahuripan, Asrofi dan Kevin pun langsung membersihkan tembok itu dengan pilox putih. Hal tersebut dilakukan Asrofi pada sekitar pukul 00.30 WIB, Jumat (2/5). Tepatnya, pada tembok paling selatan dari jembatan.

Ketika beranjak membersihkan coretan selanjutnya, Asrofi dan Kevin diteriaki dua petugas Satpol PP yang berjaga di pos Taman Rekreasi Kota (Tarekot) Malang. “Saya dituduh menambahi coretan itu,” kata Asrofi.

Mereka berdua pun digelandang dengan cara dipiting kepalanya ke pos Satpol PP untuk diinterogasi.

Meskipun sudah menjelaskan maksud membersihkan coretan itu, petugas tidak percaya kepada Asrofi dan Kevin. Keduanya sempat mendapatkan tindakan kekerasan. Asrofi tak menyerah, ia menyebut nama seorang pengunggah video viral aksi vandalisme di Facebook, yakni akun bernama Agung Wibowo dari Dinas Pariwisata Kota Malang.

Dalam unggahan itu, lanjut Asrofi, Agung menyerukan keprihatinan tentang kondisi cagar budaya yang dicoreti. “Petugas Satpol PP tetap tidak percaya, pilox, kuas, dan bensin saya disita,” kata pemuda yang juga aktivis Front Nahdliyin Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Malang Raya ini.

Untungnya, sekitar pukul 01.00 WIB, Faisal dari komunitas Malang Musik Bersatu bersama pihak Bakesbangpol Kota Malang datang memberikan klarifikasi ke pos Satpol PP. Sekadar informasi, Faisal dan pihak Bakesbangpol Kota Malang sudah janjian juga dengan Kevin dan Asrofi untuk membersihkan jembatan, hanya saja mereka datang agak terlambat.

Faisal membela Asrofi dan Kevin karena keduanya juga merupakan aktivis yang peduli dengan kondisi cagar budaya itu. Akhirnya, Satpol PP pun melepaskan mereka dan meminta maaf. Setelah itu, mereka semua, termasuk Satpol PP, kembali membersihkan jembatan tersebut.

Faisal membenarkan hal tersebut bahwa Asrofi dan Kevin turut peduli membersihkan jembatan pada malam tersebut. “Iya mas, paginya kita rampungkan. Karena malam hari hanya bawa cat putih. Keesokan harinya kita lanjutkan lagi sampai selesai,” ujar Faisal. Ia melanjutkan, aksi bersih-bersih itu dilakukan oleh masyarakat lintas komunitas.

Tak hanya itu, Direktur LPM Siar, Nabilah, juga membenarkan bahwa Kevin merupakan anggota aktifnya. “Iya, Kevin masih anggota aktif,” pungkas Nabilah

Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Malang Kota, Ipda Marhaeni, membenarkan bahwa ada pemeriksaan terhadap Kevin. Ia menerangkan, pemeriksaan yang menyandung Kevin ialah terkait vandalisme

Akan tetapi, ketika ditanya lebih dalam tentang apa bukti dan apakah memang benar Kevin pelaku vandalisme, Marhaeni masih belum bisa menjelaskan secara detail. Sebab, hasil pemeriksaan itu dibeberakan digelar hari ini, Sabtu (4/5)

“Vandalisme, nanti akan saya informasikan lagi setelah jam 9 ya,” pungkas Heni.

Sementara itu, tim Tugumalang.id belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari pihak Satpol PP Kota Malang.

Sumber dari: https://kumparan.com/tugumalang/polemik-soal-kasus-penculikan-aktivis-pers-kampus-di-malang-1r0phqneOFd

Leave a Reply

Your email address will not be published.