Modal Cantik Saja Tak Cukup di MFM

Modal Cantik Saja TakCukup di MFM, Jawa Pos Radar Malang 29 Maret 2017

Modal Cantik Saja Tak Cukup di MFM, Jawa Pos Radar Malang 29 Maret 2017

Modal Cantik Saja TakCukup di MFM, Jawa Pos Radar Malang 29 Maret 2017

Modal Cantik Saja Tak Cukup di MFM, Jawa Pos Radar Malang 29 Maret 2017

Jawa Pos Radar Malang 29 Maret 2017

Jawa Pos Radar Malang 29 Maret 2017

MALANG KOTA – Audisi pencarian calon model pada ajang Malang Fashion Movement (MFM) 2017 di Ruang Arjuno, Hotel Swiss Belinn, kemarin (28/3) begitu ketat. Dari 70 peserta audisi, baik perempuan maupun laki-laki, hanya 50 peserta yang berhak tampil pada event MFM 2017 yang digelar Jawa Pos Radar Malang di Graha Cakrawala UM, 23-24 April mendatang. Siapa dari 70 peserta audisi itu yang terpilih, bakal ditentukan pada 1 April mendatang.

Selama proses audisi kemarin, setiap peserta yang memakai atasan body/hwarna putih dan celana jeans warna biru, itu menjalani sejumlah tes. Di antaranya pengukuran tinggi badan, pengukuran berat proporsional, dan tes berjalan.

Sebelum memasuki ruangan, para model terlebih dahulu diukur tinggi badannya. Hal itu dilakukan untuk mencocokkan antara data yang  tulis di Comp Card (data diri) dengan fisik astinya.

Project Officer MFM 2017 Belinda Rizky Ameliyah menyatakan, hasil dari proses audisi ini akan menentukan kualitas ajang MFM. Seperti apa kualitas model yang akan tampil di acara tahunan itu bergantung dari proses audisi ini. Karena itu, juri yang ditunjuk pada audisi kemarin bukan sembarang juri. Yakni koreografer nasional Agoeng Soedir Poetra, Ketua Indonesia Fashion Chamber (IFC)’Chapter Malang Agus Sunandar, danperwakilan dari MFM sendiri. “Tentu tinggi model harus sesuai standar MFM. Untuk perempuan 168 cm dan
laki-laki 180 cm,” ujarnya.

Dia menambahkan, pada gelaran MFM tahun ini, pihaknya juga akan mengundang pemenang Radar Malang Model Search tahun 2016 yang secara otomads akan turut berpartisipasi menjadi model.

Sementara itu, Agus Sunandar menyampaikan, juri kali ini lebih mencari model dengan karakter wajah yang kuat dan bagus. Tak cukup hanya berwajah cantik, tapi juga hams berkarakter.

Karakter wajah, imbuh dosen Universitas Negeri Malang (UM) ini, bisa memengaruhi bagaimana busana dari para desainer terlihat menarik. ’’Bagaimana menggerakkan busana-busana agar terlihat bagus,” lanjutnya. Dia mengungkapkan, juri mencari model yang mempunyai karakter wajah berbeda dengan yang lain, unik, dan kuat.

Sementara Agoeng Soedir Poetra menyampaikan, dirinya mencari model yang mempunyai ciri badan proporsional, tinggi, dan berkarakter. Selain itu, juga dilihat dari teknik berjalannya. “Terpenting, dia bisa membawakan gaun. Kalau pakai busana muslim harus tersenyum, kalau busana kontemporer hams seperti apa, mereka wajib paham tentang itu,” terangnya.

Intinya, sesusah apa pun busananya, model hams bisa membawakan aura bajunya. Jadi, sebuah rancangan busana ketika dipakai seorang model bisa muncul rohnya.

Owner Color Model Inc ini menambahkan, juri juga akan memberikan 4 wild card (tiket langsung lolos) pada empat orang peserta audisi untuk menjadi model MFM 2017. Dua orang merupakan juara Radar Malang Model Search 2016. Sedangkan dua orang lainnya merupakan model yang akan menjadi ikon MFM 2017.

Pramita Suci Wulandari, salah satu peserta audisi, menyatakan, dirinya sangat ingin menjadi bagian dari model yang memperagakan busana di MFM. ”MFM itu kan event fashion terbesar dan sangat bergengsi. Pash bangga kalau bisa show di MFM,” ungkap mahasiswi Universitas Brawijaya (UB) ini.

Bagi perempuan kelahiran 24 Januari 1995 ini, bukan kali pertama ikut audisi model. Namun, dia merasakan nervous begitu ikut audisi kali pertama di MFM. Apalagi pesertanya hingga 70 orang. “Yang bikin nervous waktu lihat model-model lain ketika berjalan di catwalk, bagus semua,” urai Mita sapaan akrabnya. (fls/c2/abm)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.