Mengenal Peluang Bahasa Indonesia di Era Industri 4.0

SURYA.co.id – Era Industri 4.0 masih menjadi perbincangan hangat di berbagai kegiatan seminar.

Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (UM) juga mengadakan seminar Internasional 3rd ISLLAC pada Sabtu (5/9/2019).

Seminar bertema “Developing Creative Industries with Language, Literature, Art and Culture to Strengthen the Existence of the Nation in the Industrial Era 4.0.”

Seminar Internasional ini menghadirkan empat pembicara andal yaitu Suparno dari Indonesia, Dick van der Meij dari Belanda, Jo- Ann Netto- Shek dari Singapura, dan Bent Sorensen dari Denmark.

Acara berlangsung dari pukul 08.00-20.30.

Acara dimulai dengan materi dari Suparno yang juga mantan rektor UM.

Materi yang disampaikan oleh beliau tentang Pembelajaran Bahasa Berwawasan Industri Kreatif.

Suparno menceritakan betapa banyaknya pelaku usaha yang kreatif dengan menggunakan bahasa sebagai daya tarik pembeli.

Contoh pada penjual sawo di salah satu jalan di Malang.

Di papan kecil tertulis keterangan buah “sawo madu”.

Suparno kemudian membeli sawo madu tetapi setelah dicicipi, sawo itu tidak berasa manis. Bahkan sebagian sawo masih mentah.

Hal ini yang menjadi gambaran kekuatan bahasa dalam menarik pembeli dan memengaruhi orang untuk membeli.

Sesi kedua diisi Dickvan der Meij yang mengupas tentang The Role of Literature and the Development of Creative Industries.

Menurutnya, orang Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan sastra tetapi orang Indonesia seakan tidak peduli.

Banyak karya sastra yang tidak dikenal oleh orang luar bahkan orang Indonesia sendiri.

Salah satu yang dikenal di luar negeri adalah karya sastra I La Galigo.

UNESCO mencatat itu sebagai karya sastra terpanjang di dunia.

Orang luar sangat menyukai hal-hal yang berbau tradisonal bahkan mereka membuat pementasan dengan menggunakan I La Galigo.

“Kadang-kadang, orang Indonesia baru memperlihatkan perhatiannya terhadap kekayaan yang dimilikinya ketika orang luar lebih dulu mengajinya. Sayang sekali,” tuturnya.

Begitu pula dengan kepedulian terhadap buku-buku. Orang Indonesia kurang mencintai buku.

Lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai dibandingkan dengan buku.

Orang Indonesia tidak membutuhkan studi pustaka ke luar negeri. Indonesia hanya membutuhkan orang-orang yang mencintai buku. Ada banyak wawasan yang diterima peserta seminar.

Terbukanya peluang bahasa untuk diteliti diungkapkan Parno.

Sentilan Dickvan der Meij juga membuat peserta kembali melihat karya sastra di daerah.

Itu masih ditambah dengan bekal yang diberikan Jo- Ann Netto- Shek dari Singapura.

Ia mengingatkan tentang kekuatan teknologi yang tidak disadari, termasuk bahaya dari kecanggihan teknologi.

Contoh dalam bersosial media, orang luar negeri cenderung sangat tertutup dan mengunci akunnya untuk mencegah berbagai kemungkinan kejahatan melalui teknologi.

Pemandangan serupa tidak terlihat di Indonesia karena cenderung sangat terbuka.

Bahkan semua aktivitas diperlihatkan di media sosial. Mereka tidak memikirkan bahaya yang mungkin terjadi.

Modernisasi akan menjadi kekuatan jika dapat dipadukan dengan hal-hal tradisional. Itu yang dilakukan di Jepang.

Menurut Bent Sorensen yang berbicara tentang Visit Japan or Where Tradition Meets the Future-Branding a Nation Digitally Seen From The Perspective of 4.0 Industrial Era and Semiotics, strategi di Jepang memanfaatkan hal-hal tradisional dan modern menjadi satu serta menjadi kekuatan.

Itu bisa dilakukan di Indonesia.

“Akan tetapi orang Indonesia semakin meninggalkan hal-hal yang berkaitan dengan tradisional. Hal-hal modern mendominasi kehidupan sehari-hari orang Indonesia.

Banyak hal-hal yang dapat dipelajari dari system negara Jepang dalam menyatukan tradisional dan modern. Indonesia dengan kekayaan yang melimpah tentu tidak sulit untuk mengikuti system negara Jepang bahkan bisa melampaui,” kata Sorensen.

Kasmia//Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang Kataku.asmi@gmail.com

Sumber dari: https://surabaya.tribunnews.com/2019/10/16/mengenal-peluang-bahasa-indonesia-di-era-industri-40?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published.