Kuasai 9 Bahasa Omset Sampai Rp15 Juta

Surya 24 November 2016

Surya 24 November 2016

scan pak budi0002_1

 

 

 

 

 

 

 

 

Surya 24 November 2016

Surya 24 November 2016

Mahasiswa UM Oirikan Usaha Jasa Peneijemah

Kuasai 9 Bahasa Omset Sampai Rp15 Juta

Tak patah semangat, itulah prinsip dua mahasiswa dan seorang alumnus Universitas Negeri Malang (UM), Aulia Akifina Annur (21), Dian Islamiati (19), dan M Umar Pradhani (24). Pernah mendapat bayaran murah, tak membuat mereka pantang menyerah. Justru dari bayaran murah itu memicu mereka untuk mendirikan usaha jasa peneijamah sendiri.

BERKAT kerja kerasnya itu, kemarin mereka memenangkan juara 3 di Expo Wirausaha Mahasiswa Indonesia di Universitas Bfawijaya (UB). Juara pertama diraih STIKOM Yogyakarta dan juara kedua diraih IPB.

Sebelum menglkuti expo ini, mereka terlebih dulu mengikuti kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dari Kemenristek Dikti 2015. Tahun ini yang ikut PMW dibagl tiga kategori yaitu makanan minuman. industri kreatif, dan jasa.

“Usaha ini sudah kami jalankan sejak Februari 2014. Namanya, Jasa Peneijemah Malang,” jelas Aulia, mahasiswa semester 7 Sastra Inggris UM kepada Surya, Rabu (23/11).

Usaha jasa ini mereka jalankan di sebuah kantor di J1 Tldar Kota Malang. Menurut Umar Pradhani, ketlka awal menjadi freelance peneijemah, mereka sempat dibayar Rp 15.000 per lembar. Ternyata honor itu sangat rendah dibanding yang didapat perusahaan dari klien yaitu Rp 50.000 per lembar.

Awalnya mereka merasa bayaran itu lumayan bag! ukuran mahasiswa. Namun, begltu mengetahul bahwa honor yang mereka terima sangat sedlkit, Aulia dan Umar nekat mendiirkan usaha sendiri. “Itu nekat saja. Awalnya hanya menerima jasa teijemahan Bahasa Inggris ujar Umar.

Lambat laun usaha mereka ternyata berkembang. Bahkan, kini mereka menyediakan jasa peneijemahan sembllan bahasa. “Ini karena kebutuhan klien. Ada yang menelepon butuh bahasa asing lain untuk diijemahkan. ya, akhirnya berkembang,” papar  Umar yang juga alumnus Sastra Inggris UM ini.

Untuk menteijemahkan bahasa asing lain, mereka akhirnya mengambil peneijemah lepas yang menguasal bahasa asing lain sepertl Bahasa Mandarin, Belanda, Arab, Rusla, Korea, Jepang, dan lainnya.

“Kalau meneijemahkan Bahasa Inggris biasanya untuk jurnal, tugas kullah, dan lainnya. Kalau Bahasa Mandarin biasanya untuk link bisnis. Kalau Bahasa Arab biasanya untuk keperluan dokumen,” kata Aulia.

Dltambahkan Dian. untuk bahasa asing lain seperti Belanda, Rusia, diambilkan peneijemah lepas dari Universitas Indonesia(UI). “Soalnya bahasa-bahasa itu adanya masih di UI. Di Malang belum ada,” ungkap Dian,mahasiswa semester 3 Sastra Indonesia itu.

Dengan pengalaman menerima honor murah, maka mereka mengklaim memberi honor paling tinggi untuk jasa peneijemah di Malang, yaitu Rp 50.000 per
lembar. Omzet usaha mereka lumayan. Paling minim blsa Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per bulan hinggaRp 10 juta sampai Rp 15 juta per bulan.

“Kami juga keijasama dengan pengacara. Hasilnya bisa besar sehari bisa meridapatkan Rp 2 juta,” papar Aulla.

Untuk usaha Ini, mereka pun menjalinjelasi dengan 30 penerjemah bahasa. Mengembangkan usaha jasa penetjemah menurut mereka banyak sukanya. “Keijanya tidak hams berseragam. Bisa dlkeqakan di rumah sudah dapa duit,” ungkap Umar

Dukanya, adajuga kllen yang rewel. Misal, sudah diterjemahkan bagus, masih saja komplain. Selaln itu ada juga klien,yang masih menawar murah.

“Karena ada juga jasa teijemahan murah di warnet yaitu hanya Rp 8.000/ per lembar,” papar Umar. Itu mungkin diteijemahkan lewat google translate. Dengan wirausaha yang bisa dljalankan mahaslswa, Umar berpesan agar

mahasiswa yang punya kemampuan bahasa menyarankan tidak dldiamkan. Sebab, dari usaha meneijemahkan bahasa asing itu hasilnya lumayan.(sylvianitawidyawati)

Leave a Reply

Your email address will not be published.