Mahasiswa dari Universitas Negeri Malang Asal Gresik Sabet Juara Dai Milenial dengan Wayang Goleknya

SURYAMALANG.COM , GRESIK – Mahasiswa Universitas Negeri Malang asal Sidayu Gresik berhasil meraih gelar juara Dai Milenial, Sabtu (30/10/2021).

Mahasiswa UM itu, Miftakhul Firman Ferdiansyah Efendi menjadi juara setelah tampil sambil membawa wayang golek.

Penampilan Miftakhul Firman Ferdiansyah Efendi mengingatkan pada sosok almarhum KH Ahmad Ihsan atau lebih dikenal dengan sebutan Ustad Cepot.

Membawa wayang golek, pemuda 18 tahun asal Sidayu itu juara lomba da’i Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) Gresik.

Miftakhul Firman Ferdiansyah Efendi tidak menyangka malam ini, dia keluar sebagai juara.

Padahal, ini kali kedua mengikuti lomba dakwah sambil membawa wayang.

Saat pertama kali, dia mengikuti lomba secara daring namun kalah.

Kali ini, wayang golek warna merah diberi nama ‘Bocil’ mengantarkannya menjadi juara.

Dia mampu mencuri perhatian dewan juri dengan membawa Bocil sebagai teman tampil dalam lomba ceramah.

Pita suara untuk Bocil telah disiapkannya, agar unik dan berbeda dibanding peserta lainnya.

Mahasiswa dari Universitas Negeri Malang itu, tampil kental dengan kultur budaya Jawa. Hal itu membuat dewan juri tertegun bangga. Ia memakai sarung lengkap dengan simbol wayang.

Tentu saja, menjadi juara satu tidak pernah ada dibenaknya. Sebab lawan terberat pada lomba-lomba sebelumnya kebetulan ikut menjadi peserta da’i milenial juga.

“Tidak menyangka, sebab lawannya berat semua. Seperti Mas Zayyinul di beberapa kesempatan lomba sempat ketemu. Tapi saya belum pernah menang. Alhamdulillah dengan metode membawa wayang golek menjadi tampil beda,” ucapnya.

Wayang tersebut diberi nama Bocil, kata Miftakhul, agar lebih mudah dikenal kalangan generasi milenial.

Setelah ini, dia akan bertekad mempertahankan ciri khasnya ini menekuni dakwah.

“Pesan saya, ingin mempertahankan budaya wayang dan mengenalkan kepada sesama generasi muda,” terangnya.

Juara kedua dai milenial MUI Gresik diraih Farida Ariani.

Mahasiswi Universitas Al Azhar Kairo, Mesir itu juga tidak menyangka bakal menjadi juara.

Kondisinya yang masih sakit setelah operasi membuat dirinya agak kewalahan.

Kendati demikian, hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk tampil maksimal di hadapan juri.

“Alhamdulillah itu jawaban Allah. Saya awalnya ikut lomba khitobah bahasa arab di Mesir mewakili Indonesia. Tapi tidak bisa karena sakit operasi akhirnya pulang. Lalu ada lomba di MUI saya ikut ternyata jawabanya di sini,” terang perempuan kelahiran 20 Januari 2000.

Sedangkan juara ketiga diraih, Muhammad Zayyinul Alami Hakim.

Mahasiswa Universitas Negeri Malang itu juga sama yang dirasakan Farida Ariani. Ia dalam kondisi sakit, ditambah perjalanan jauh membuat pemuda kelahiran Kediri tersebut sempat kelelahan.

“Batuk sama pilek, jadi agak susah tadi mengatur nafas saat tampil. Tapi sukur bisa diatasi. Saya puas dengan yang didapatkan,” jelas pemuda yang pernah menjuarai da’i sebanyak sebelas kali.

Perlu diketahui, ada enam peserta yang masuk di babal final ini.

Mereka adalah, Farida Ariani, perwakilan mahasiswi Universitas Al Azhar Kairo, MesirM. Zaiyinul Aalimil (asal Kediri, utusan Universitas Negeri Malang), Fathul Ikhsan (asal Kalibaru, Banyuwangi, utusan Kampus IAI Darusalam).

Mitakhul Firman Ferdiansyah (asal Sidayu, Gresik, utusan Universitas Negeri Malang), Syaiful Aris dan Mahdin (asal Tambakberas, utusan Ponpes Bahrul Ulum Jombang), dan Ainul Hariroh (asal Sangkapura, utusan PC Fatayat Bawean)

Sumber| https://suryamalang.tribunnews.com/2021/10/30/mahasiswa-dari-universitas-negeri-malang-asal-gresik-sabet-juara-dai-milenial-dengan-wayang-goleknya?page=all