Pancasila Titik Temu Bangsa

Pancasila Titik  Temu Bangsa , kompas 7 juli 2017

Pancasila Titik Temu Bangsa , kompas 7 juli 2017

Download kompas 7 Juli 2017

Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif (kedua dari kanan)bersama (dari kiri) Deputi Bidang Pengkajian dan Materi UKP-PIP Anas Saidi, Deputi Bidang Advokasi UKP-PIP Hariyono, serta Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Silverius Yoseph Soeharso berbicara kepada wartawan dalam konferensi pers seusai pelantikan ketiga deputi tersebut di ggdung Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (5/7). UKP-PIP akan menjadi jembatan peniikiran tanpa prasangka.

Yudi Latif Jamin UKP-PIP Tidak Jadi Alat Politik

JAKARTA, KOMPAS — Pancasila merupakan titik temu semua elemen yang menyatukan dan memperkuat bangsa Indonesia. Pancasila semestinya juga bisa menjadi bintang penuntun perjalanan arah bangsa sekaligus titik kritik pada kehidupan bernegara. Penerapan nilai-nilai Pancasila jangan sampai berjalan pragmatis.

Unit Keija Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) menjamin tidak akan menjadi alat kekuasaan dan akan bekerja sebagai Jembatan bagi siapa pun tanpa prasangka negatif. UKP-PIP bertekad menjadikan Pancasila sebagai rumah bersama bagi banyak warna pandangan hidup bernegara.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala UKP-PIP Yudi Latif di kompleks Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (5/7), saat memaparkan program kerja kepada jurnalis.

’’Karena itu, kalau tanpa penguatan Pancasila, kita kehilangan simbol persatuan, kita juga kehilangan dasar kita berpijak, tetapi juga disorientasi, kita tidak tabu bangsa ini diarahkan ke mana kalau ada masalah dalam kebangsaan kita. Sebenarnya merupakan kritik juga, Pancasila selama ini barangkali belum kita pahami, kita hayati, dan kita amalkan secara sungguh-sungguh,” kata Yudi.

Yudi mengakui, pada era sebelumnya, Pancasila pemah menjadi alat untuk menghukum rakyat. Pengalaman buruk masa lalu tersebut, ujarnya. kini tidak boleh tetjadi lagi.

UKP-PIP dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun  2017 dan bertugas mengoordinasikan, mengendalikan, dan membenahi pengajaran Pancasila di sekolah-sekolah. Jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi kembali memberikan pelajaran Pancasila, UKP-PIP akan membantu merumuskan bahan ajar, sistem pengajaran, dan metodologi pembelajaran Pancasila (Kompas, 8/6).

UKP-PIP juga akan memberdayakan komunitas-komunitas di masyarakat untuk menumbulikan nilai-nilai Pancasila Simpul-simpul relawan komunitas itu yang akan menyosialisasikan pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam kesempatan tersebut, Yudi memperkenalkan tiga pejabat eselon I UKP-PIP yang baru dilantiknya. Mereka adalah Deputi Bidang Pengkajian dan Materi UKP-PIP Anas Saidi yang dikenal sebagai peneliti bidang filsafat, agama, dim sosiologi. ’’Beliau punya koneksi yang kuat terhadap komunitas Muslim,” kata Yudi.

Berikutnya adalah Deputi Bidang Advokasi UKP-PIP Haryono, yang sebelumnya menjabat Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Negeri Malang, Jawa Timur. ”Saya kira beliau punya kompetensi dan relasi yang sa-ngat luas dengan golongan ke-bangsaan,” ujar Yudi.

Adapun Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi UKP-PIP dijabat Silverius Yoseph Soeharso, yang sebelumnya merupakan Kepala Pusat Studi Pancasila Universitas Pancasila, Jakarta. Menurut Yudi, Soeharso berpengalaman di sektor swasta, termasuk perbankan.

“Jadi, Pancasila juga memerlukan kerja sama dan peran serta komunitas untuk sama-sama merawat nilai-nilai, sebagai titik temu, titik pijak, dan titik tuju kita di masa yang akan datang,” kata Yudi.

Audit regulasi Soeharso mengalakan, ada beberapa hal yang menjadi prioritas kerja tahun 2017-2018. Salah satu yang akan dilakukan adalah mengevaluasi regulasi yang ada untuk melihat sejauh mana konsistensinya dengan nilai-nilai Pancasila.

UKP-PIP juga akan menyusun alat ukur sejauh mana implementasi Pancasila diterapkan dalam setiap organisasi penyelenggara negara. Alat ukur yang disebut semacam indeks efektivitas penerapan nilai-nilai Pancasila itu diterapkan di semua lembaga penyelenggara negara.

’’Kami akan mengukur, sejauh mana kerukunan umat beragama, toleransi, dan gotong royong . berjalan dan berkembang di ma- I
syarakat,” kata Soeharso. (NDY)

Leave a Reply

Your email address will not be published.