Modal Sarjana Belum Bisa Jadi Guru Profesional,
Modal Sarjana Belum Bisa Jadi Guru Profesional, Malang Post 15 Februari 2017
Modal Sarjana Belum Bisa Jadi Guru Profesional,
MALANG – Menjadi seorang guru profesional bukan hanya bergelar sarjana. Menjadi guru yang profesional harus mempunyai pengalaman dan pengabdian yang dilakukan setelah mereka menyelesaikan pendidikan keguruannya.
Rektor Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Muhammad Rofi’uddin mengatakan, menjadi seorang guru bukan sekadar lulusan sarjana pendidikan.
“Kalau sekolah menerima guru yang hanya bermodalkan sarjana saja sudah dijamin profesionalitasnya kurang,” ungkap Rofi’uddin yang menympaikannya pada pembukaan program orientasi akademi, dan pendidikan profesi gum (PPG) angkatan ke 5 di Lanai kemarin.
Melalui Saijana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal (SM3T), sambungnya seorang pendidik akan menggali bukan hanya potensi, namun juga bisa membawa diri kedalam dunia pendidikan secara naluri.
la mengatakan, seorang guru, harusnya mempunyai pengalaman untuk menunjukkan pengabdian mereka kepada negara.
“Pada hakikatnya gum adalah seorang abdi negara, sudah seharusnya mereka mengabdikan dirinya untuk negara, dan menjadikan cerdas anak didiknya kelak,” imbuhnya.
“Saya harap 125 calon pendidik yang akan dicetak profesionalitasnya ini bisa memberikan pengabdiannya dengan penuh naluri kepada anak didiknya nanti,” terangnya. Rofi’uddin menambahkan, ia juga turut bangga dengan berhasilnya mereka selama satu tahun yang telah menghabiskan waktunya untuk mengabdi didaerah terpencil. “Inilah calon pendidik yang sejati, mereka rela mengabdi di daerah terpencil, yang hanya mengandalkan alas kaki,” pungkasnya.
la pun juga berharap penuh, bekal pengalaman yang telah didapat oleh siswanya bisa menjadikan mereka menjadi orang yang tulus dalam mendidik. “Guru pada dasarnya pahlawan tanpa tanda jasa, saya ingin anak-anak sekalian disini bisa merepresentasikan itu,” tambahnya. (sin/oci)
