UM Bekali Calon Pendidik dengan Karakter Kebangsaan

Published on Monday, 08 April 2019 21:21MALANG – Hingga kini, pola pendidikan di Indonesia umumnya terbangun melalui paradigma barat konstruktif yang mana pembelajaran selalu menekankan pada internal diri seseorang. Pemahaman bahwa pembelajaran datang dari diri sendiri tentu tidak keliru, namun perlu diperhatikan bahwa pendidikan juga bisa datang dari faktor luar dalam bentuk interaksi antar manusia.

“Akhir-akhir ini banyak yang terlalu kagum dengan paradigma konstruktif, di mana menekankan pada pembelajaran internal. Tidak ada yang salah dengan itu, namun tak boleh dilupakan bahwa pendidikan juga bisa datang dari luar diri sendiri,” ujar  Plt. Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. saat berbicara dalam Seminar Nasional dengan tema “Pendidikan Berwawasan Kebangsaan pada Era Industri 4.0: Tinjauan Kesejarahan, Kekinian, dan Masa Depan” di UM, kemarin.

Oleh karenanya, pendidikan wawasan kebangsaan yang berlandas pada Pancasila masih dinilai sebagai komponen yang tepat bagi para calon lulusan pendidik di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UM. Pancasila dianggap mampu menjadi solusi terhadap persoalan pada era saat ini.

Apalagi, tonggak keberlanjutan dari ideologi bangsa Indonesia nantinya akan bertumpu pada para pendidik tersebut. Untuk itu, penguatan landasan Pancasila sebagai ideologi dan sebagai landasan karakter pada kehidupan keseharian menjadi sebuah keharusan.

Selain itu, tegasnya, memasuki era destruktif revolusi industri 4.0, generasi muda cenderung makin tertarik pada paradigma atau ideologi barat. Hal tersebut jelas dapat mengancam karakter kebangsaan atau bahkan ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Hal tersebut menjadi perhatian khusus bagi FIP UM. Lantaran para lulusannya akan menjadi pendidik dari generasi penerus bangsa di masa depan.

“Kita menginginkan semua calon pendidik bisa menyerap terkait dengan bagaimana menanamkan wawasan kebangsaan,” ungkap Rektor UM Prof. Dr. H. AH. Rofiuddin, M.Pd. di sela seminar.

Pola pendidikan saat ini tak boleh terlepas dari penanaman karakter sesuai dengan ideologi Pancasila. Namun kini pendidikan karakter Pancasila tak bisa dilakukan dengan cara dogmatis, melainkan harus menggunakan cara yang sesuai fitrah seperti dalam kehidupan sehari-hari.

“Pendidikan karakter kebangsaan di kampus tak lagi berlandas pada sifat dogmatif, tapi harus menjiwai seluruh fitrah pendidikan,” imbuhnya.

Penguatan karakter kebangsaan bagi mahasiswa FIP di luar kegiatan perkuliahan menjadi salah satu upaya untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Mulai dari mahasiswa S1, S2, dan S3 yang mencapai 1.700 orang turut hadir dalam Seminar Nasional yang digelar, Senin pagi.

“Kami ingin memberikan penguatan karakter penanaman kepribadian kebangsaan, jadi kita memberikan wawasan tidak hanya waktu perkuliahan pada 1.700 mahasiswa dari S1, S2, dan S3,” pungkas Dekan FIP Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd. (mg3/adv/oci)

Sumber dari: https://malang-post.com/pendidikan/um-bekali-calon-pendidik-dengan-karakter-kebangsaan

Leave a Reply

Your email address will not be published.