Tim Pengabdian Masyarakat FK UM Edukasi Santri Ponpes Surabaya Cegah Stunting Sejak Dini

 MALANG, Tugujatim.id – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Malang (UM) merespon pentingnya pencegahan stunting sedari remaja. Tim ini, merupakan tim kolaborasi antara Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Fakultas Kedokteran (FK) UM.

Keduanya menginisiasi pengabdian masyarakat dengan melaksanakan pendidikan kesehatan menggunakan Contextual E-Book “Dietary Patterns of Adolescent Girls: Prevent Stunting” pada santri putri remaja.

Tim pengabdian Masyarakat ini diketuai oleh Dra. Desiana Merawati, M.Si., AIFO dari Ilmu Keolahragaan FIK UM.

Dengan anggota timnya, yakni tiga dosen dari Kebidatan FK UM yakni Zumroh Hasanah, S.Keb., Bd., M.Kes; Alifia Candra P., S.Keb., Bd., M.Kes; Dessy Amelia, S.Keb., Bd., M.Kes; dan Rizqie Putri Novembriani, S.Keb,Bd.,M.K.M dari Kebidanan FIK UM.

Selain tim dosen, kegiatan ini juga melibatkan beberapa mahasiswa. Mereka adalah Aisya Nur Fadilah dari IKM FIK UM; Putri Nurika Dewi dari IKM FIK UM; Lailatul Qodria dari PKO FIK UM; Moh. Andi Arif Billah dari Ilmu Keolahragaan FIK UM; dan Caesar Yusro Athilla dari Ilmu Keolahragaan FIK UM.

Kegiatan berlangsung di Pondok Pesantren Assalafi Al – Fitrah Surabaya, dengan diikuti oleh 200 santri remaja putri.

“Kegiatan ini bertujuan sebagai langkah awal para santri remaja putri dalam meningkatkan pemahaman akan pencegahan stunting sedari remaja mengarah ke perbaikan perilaku pada santri remaja putri,” Desiana Merawati.

Kegiatan ini merupakan suatu upaya konstribusi dalam meningkatkan efektivitas program pencegahan stunting pada remaja.

Dilaksanakan melalui pendidikan kesehatan yang dilanjutkan dengan demonstrasi dengan alat peraga menggunakan piring sekat yang serupa dengan isi piringku Kementrian Kesehatan.

Para santri remaja putri dan para narasumber saling bediskusi secara aktif, ditambah dengan adanya E-Book yang memudahkan para santri dalam memahami materi yang disampaikan.

Selain itu juga, terdapat alat peraga menggunakan piring sekat yang serupa dengan isi piringku Kementrian Kesehatan, untuk memvisualisasikan para santri husada tentang porsi makanan yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, yang pada akhirnya membantu mencegah stunting.

Pada akhir acara, tim abdimas menyampaikan apresiasi kepada Pondok Pesantren Assalafi Al – Fitrah Surabaya atas izin dan dukungan kegiatan serta seluruh peserta atas antusiasme dan partisipasi aktif.

Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan tidak hanya memberikan pengetahuan baru bagi para santri, tetapi juga meningkatkan kesadaran diri dan sikap positif santri akan kontribusi aktif pencegahan stunting sedari remaja.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa pengabdian ini dilatarbelakangi isu permasalahan gizi yang masih saja terjadi di Indonesia bahkan mengalami peningkatan. Salah satu permasalahan gizi yang menjadi prioritas nasional adalah stunting.

Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, capaian stunting di Indonesia menurun hingga 2,8% dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6%.

Pencegahan stunting menjadi bagian integral dari upaya global untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) ke-2, yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030, serta meningkatkan ketahanan pangan.

Mencapai target menurunkan kasus stunting hingga 40% pada tahun 2025 merupakan langkah konkret yang tidak hanya mendukung kesehatan dan kesejahteraan generasi masa kini, tetapi juga mempersiapkan fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan produktif bagi masyarakat global.

Dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024 oleh BKKBN, kelompok prioritas penanganan stunting salah satunya adalah pada kelompok remaja putri.

Tingginya prevalensi stunting menunjukkan bahwa asuhan gizi dan kesehatan di tingkat keluarga belum optimal. Pencegahannya perlu dimulai sejak remaja, masa kritis yang menentukan kesehatan reproduksi dan kualitas generasi berikutnya.

Remaja putri perlu menerapkan pola makan gizi seimbang dengan porsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang memadai. Konsumsi protein hewani seperti telur, ikan, dan daging perlu diprioritaskan.

Tablet Tambah Darah (TTD) satu tablet per minggu juga penting untuk mencegah anemia, yang dapat berakibat pada stunting pada anak yang dilahirkan kelak. Pengetahuan tentang gizi dan kesehatan reproduksi bagi remaja dapat meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya pencegahan stunting sedari dini.

Sumber|https://tugujatim.id/tim-pengabdian-masyarakat-fk-um-santri-cegah-stunting/