Tari Banyuwangi dan Papua Eksis di Panggung Thailand
Setiap daerah memiliki hari penetapan atau hari jadi. Itu juga berlaku di Na Thawee District, salah satu kabupaten di Songkhla, Thailand Selatan.
Semarak hari baik atau biasa disebut dengan hari jadi Na Thawee Disctrict diperingati dengan bazar kuliner dan pentas seni. Acara berlangsung empat malam berturut-turut dimulai pada Rabu (15/8/2018) dan berakhir Sabtu (18/8/2018).
Po’oh Dunyarat, Kepala Miftahuddeen School meminta lima mahasiswa Indonesia yang sedang PPL dan KKN di sekolah itu untuk mengajarkan siswanya tarian adat Indonesia. “Para siswa kelak dapat tampil pada acara terakhir hari jadi Na Thawee District,” pesan Po’oh Dunyarat.
Durasi waktu yang diberikan 10–20 menit. Para mahasiswa berdiskusi. Setelah mencari referensi di YouTube, mereka memilih tarian Yamko Rambe Yamko. Gerakannya cukup mudah ditirukan.
Setelah itu, diadakan open recruitment peserta. Ternyata peserta yang mendaftar 30 siswa. Itu jumlah yang terlalu banyak karena mungkin panggungnya tidak muat.
Para mahasiswa tidak punya pengalaman untuk menyeleksi penari. Teknik pengambilannya pun berdasarkan kemampuan mereka setelah dilihat dari tes mengikuti gerakan yang dicontohkan Aulia, yaitu salah satu mahasiswa Indonesia. Dipilihlah 15 peserta.
Setelah pelaksanaan latihan selama sepekan, ternyata durasi yang digunakan tidak lebih dari tiga menit. Karena dua mahasiswa telah habis masa PPL dan KKN sehingga harus kembali ke Indonesia, ketiga mahasiswa lainnya berunding untuk memikirkan durasi yang terlalu singkat. Mereka memutuskan menggunakan kelompok kedua untuk menggenapi waktu tampil.
Mereka mencari referensi tarian lagi dan didapatlah senam Lare Osing dari Banyuwangi. Persoalan belum selesai. Setelah sepekan berlatih, ternyata gerakan siswa terlihat kaku karena tidak biasa menari.
Tinggal sepekan lagi mereka tampil dan siswa belum mahir. Mulailah kepanikan muncul. Para mahasiswa tidak ingin menampilkan siswa yang belum siap, tetapi memaksa siswa berlatih juga salah.
Untunglah, wakasek kesiswaan yang biasa dipanggil khru pi roh memutuskan untuk menambah waktu berlatih. Ia sangat mendukung proses yang dilakukan mahasiswa dan para siswa.
Dukungan itu membuat semua bersemangat. Mereka berlatih sungguh-sungguh dan mulai menikmati setiap gerakan.
Akhirnya Senam Juged Lare Osing Banyuwangi ditampilkan siswa kelas 5 dan kelas 6, sedangkan Yamko Rambe Yamko dibawakan siswa kelas 4. Dua tarian itu dibawakan dengan gembira sesuai lagunya. Pentas mereka pun meriah.
Para mahasiswa lega dapat menyelesaikan tantangan itu. Proses yang dilakukan hingga pentas membuat mereka banyak belajar untuk menjadi lebih baik.
Aulia Nadia Sari Mahasiswa Universitas Negeri Malang Saat ini sedang PPL dan KKN di Thailand aulianadiasari@gmail.com
Sumber dari: http://surabaya.tribunnews.com/2018/09/03/tari-banyuwangi-dan-papua-eksis-di-panggung-thailand